HUBUNGAN POLA ASUH MAKAN DENGAN STATUS GIZI STUNTING PADA ANAK USIA 6-24 BULAN DI KABUPATEN SLEMAN (Analisis Data Health Demographic Surveillance System Sleman)
REZA MELTICA, Dr. Susetyowati, DCN, M.Kes; Ika Ratna Palupi, S.Gz, M.Sc
2016 | Skripsi | S1 GIZI KESEHATANLatar Belakang : Stunting merupakan bentuk dari proses pertumbuhan anak yang abnormal sehingga anak terlihat pendek. Stunting atau malnutrisi kronik menunjukkan efek kumulatif dari asupan energi. Beberapa penelitian menunjukkan pola asuh makan merupakan salah satu faktor penyebab stunting. Pola asuh makan yang baik akan mempengaruhi asupan zat gizi anak dan berimplikasi pada baiknya status gizi. Tujuan : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pola asuh makan dengan status gizi stunting pada anak usia 6-24 bulan di kabupaten Sleman Metode : Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional dengan desain cross-sectional. Teknik pengambilan sampel yaitu total sampling menggunakan data subjek penelitian Health Demographic Surveillance System Sleman dan terdapat 58 responden yang memenuhi kriteria. Variabel penelitian ini yaitu pola asuh makan (praktik pemberian ASI, praktik pemberian MPASI, perilaku pemberian makan, dan pemenuhan jumlah, jenis dan frekuensi makan) sebagai variabel bebas, status gizi (stunting) sebagai variabel terikat, dan kecukupan energi dan protein sebagai variabel antara. Uji yang dilakukan untuk mengetahui hubungan antar variabel atau uji hipotesis yang digunakan adalah uji chi-square. Hasil : Hasil statistik menunjukkan 37,9% anak mengalami stunting. Hasil analisis variabel menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara pola asuh makan dengan status gizi stunting (p=0,340). Tidak ada hubungan antara pola asuh makan dalam hal praktik pemberian ASI, praktik pemberian MPASI, dan pemenuhan jumlah, jenis, dan frekuensi makan dengan status gizi stunting (p>0,05). Tidak ada hubungan antara kecukupan energi dan protein dengan status gizi stunting. Terdapat hubungan yang bermakna antara pola asuh dalam hal perilaku pemberian makan dengan status gizi stunting (p value 0,004 <0,05; PR = 5,33; 95% CI = 1,66 -17,12) Kesimpulan : Tidak ada hubungan yang bermakna antara pola asuh makan degan status gizi stunting pada anak usia 6-24 bulan di kabupaten Sleman
Background : Stunting is a form of abnormal growth process so the children look short. Stunting or chronic malnutrition shows the cumulative effect of energy intake. Some research showing that the feeding care is one of factor that affected stunting. Good in feeding care will influence nutrient intake and implications for the child's good nutritional status. Objective : This reasearch aims to determine the relationship between feeding care and stunting nutritional status on children aged 6-24 months in Sleman Method : This research was an observational with cross-sectional design. Technique sampling was total sampling technique using Sleman Health Demographic Surveillance System research respondents and there were 58 subjects counted the criterias. The variables in thiss study are feeding care (breastfeeding practices, complementary feeding practices, feeding practice, and amount, type and frequentcy of eating) as independent variables, stunting nutritional status as dependent variable, and energy protein sufficiency as intervening variable. The hypothesis tested using chi square test. Results : The statistical results showed 37.9% of children are stunted. The results of the analysis of the variables showed no significant relationship between feeding care with stunting nutritional status (p = 0.340). There was no association between feeding care in breastfeeding practices, complementary feeding practices, and the fulfillment of the amount, type, and frequency of eating with stunting nutritional status (p>0.05). There was no association between energy and protein sufficiency with stunting nutritional status (p>0.05). There was a significant relationship between feeding care in feeding practice with stunting nutritional status (p value 0.004 <0.05; PR = 5.33; 95% CI = 1.66 to 17.12) Conclusion : There is no significant relationship between feeding care with the stunting nutritional status in children aged 6-24 months in Sleman
Kata Kunci : stunting, pola asuh makan, baduta, ASI, MPASI, perilaku pemberian makan