Laporkan Masalah

Penerapan Analisis Predictive Modelling dalam Rangka Pelindungan Tinggalan Arkeologi Klasik di Kabupaten Magelang

ARI MUKTI WARDOYO ADI, Dr. Daud Aris Tanudirjo, M.A.

2016 | Tesis | S2 Ilmu Arkeologi

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Magelang, sebuah wilayah yang diapit oleh deretan gunungapi di bagian tengah Pulau Jawa. Wilayah ini morfologinya berupa lembah yang membujur utara selatan, sejajar dengan dua sungai besar, yaitu Sungai Elo yang berhulu di sekitar Gunung Merbabu dan Sungai Progo yang berhulu di sekitar Gunung Sindoro. Aktivitas vulkanik dan ketersediaan sumber air permanen membuat Kabupaten Magelang menjadi wilayah yang sangat subur. Dengan dukungan tingkat kesuburan yang cukup tinggi, wilayah ini tentu memiliki potensi tinggalan arkeologi klasik yang tinggi. Tinggalan-tinggalan tersebut pernah tercatat dalam laporan inventarisasi tinggalan kuno yang dilakukan oleh Pemerintah Hindia Belanda dalam ROD (Rapporten Oudheidkundigen Dienst) tahun 1915. Tinggalan arkeologi klasik lain yang belum pernah tercatat masih sering dapat ditemukan oleh masyarakat seiring dengan kegiatan pertanian dan pengolahan lahan. Tinggalan-tinggalan arkeologi klasik di Kabupaten Magelang, baik yang telah ditemukan maupun yang belum pernah ditemukan saat ini terancam oleh adanya kegiatan pengembangan wilayah. Perencanaan pengembangan wilayah yang tertuang dalam RTRW Kabupaten Magelang, masih belum melihat bahwa potensi tinggalan arkeologi klasik di wilayah ini lebih besar dari yang diketahui. Oleh karena itu, upaya untuk mengetahui bagaimana potensi tinggalan arkeologi klasik di Kabupaten Magelang sangat diperlukan. Penelitian ini menerapkan analisis predictive modelling dan perangkat GIS untuk mengungkap bagaimana potensi sebaran tinggalan arkeologi klasik di Kabupaten Magelang. Penggunaan beberapa variabel seperti sebaran data arkeologi, sebaran lokasi yang dilaporkan Belanda, sebaran cultural landscape, dan sebaran natural landscape dapat membantu dalam menentukan bagaimana lokasi-lokasi yang memiliki sensitivitas tinggi terhadap tinggalan arkeologi klasik. Hasilnya berupa peta sensitivitas tinggalan arkeologi yang memperlihatkan bagaimana sebaran lokasi area sensitif di Kabupaten Magelang. Area sensitif selanjutnya dikombinasikan dengan peta RTRW untuk menentukan zonasi arahan pelindungan tinggalan arkeologi klasik di Kabupaten Magelang, termasuk model penanganannya yang tepat.

This research was conducted in Magelang Regency, an area flanked by a row of volcanoes layed in the centre of Java. The morphology of the area is a valley that stretches South to North, parallel with the two major rivers, namely Elo River which originates in the vicinity of Mount Merbabu and Progo River that originates in the vicinity of Mount Sindoro. Volcanic activity and the availability of permanent water sources make the region became very fertile. With the support of a high fertility rate, the region might certainly has a high potential classic archaeological remains. The remains were once recorded in an inventory of the ancient antique reports conducted by the Government of the Netherlands East Indies in ROD (Rapporten Oudheidkundigen Dienst) in 1915. Another classic archaeological remains that have never been recorded still often can be found by local people in line with their activities in farming and cultivation. Remains of classical archaeology in Magelang Regency, both of which have been discovered or that have never been found is currently threatened by the activities of the regional development. The development planning of the region are contained in Regional Planning Document of Magelang Regency. Unfortunately, the document wasn’t containing any term that shows the potential of archaeological remains in the region, which is larger than they know. Therefore, an attempt to find out how the potential of archaeological remains in the Magelang Regency is very necessary in order to protect any loss of archaeological remains. This research applied predictive modelling and GIS analysis for uncovering how the potential area of classical archaeological remains spread in Magelang Regency. The use of several variables such as the distribution of archaeological data, the distribution of reported location by Dutch, the distribution of cultural landscape, and the distribution of natural landscape can help in determining how locations that have high sensitivity of classic archaeological remains. The result is a map of the archaeological remains sensitivity which shows how sensitive areas spread in Magelang Regency. The sensitive area then combined with Regional Development Planning map to determine the archaeological remains protection zoning in Magelang Regency, including the proper management model of each zone.

Kata Kunci : rkeologi klasik, Kabupaten Magelang, predictive modelling, pelindungan cagar budaya, classic archaeology, Magelang Region, Protection of Cultural Resources

  1. S2-2016-341187-abstract.pdf  
  2. S2-2016-341187-bibliography.pdf  
  3. S2-2016-341187-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2016-341187-title.pdf