ANALISA METODE PENCETAKAN BATU BATA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS
HADHIMAS DWI HARYONO, Nur Aini Masroroh ; Harwin Saptoadi
2016 | Tesis | S2 TEKNIK SISTEMBerdasarkan laporan PT Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkit (UBP) Mrica tahun 2015 sedimen Waduk Mrica telah memasuki fase kritis karena telah mencapai 106,3 juta m3 dan memenuhi sekitar 71,66% volume waduk, sehingga menuntut untuk segera dilakukan penanganan untuk mengatasi permasalahan sedimentasi waduk ini. Sejak tahun 2011 mulai marak penambangan pasir dengan menggunakan mesin sedot, hal ini berdampak pada penurunan laju sedimentasi Waduk Mrica, namun selama ini pasir halus bercampur lempung masih dibuang kembali ke waduk. Komposisi material sedimen waduk yang sesuai untuk bahan baku pembuatan batu bata serta mulai maraknya penggunaan mesin produksi dalam proses pembuatan batu bata mendasari perlunya dilakukan penelitian untuk mengetahui metode pencetakan batu bata terbaik yang dapat digunakan sebagai alternatif penanganan sedimen waduk mrica tanpa melupakan kelangsungan usaha bagi para produsen maupun kepuasan konsumen terhadap kualitas produk sehingga metode yang dipilih mampu mewakili kepentingan semua pihak. Penelitian ini menggunakan metode analytical hierarchy process (AHP) dalam penelitian ini disusun beberapa kriteria utama yakni volume produksi, kemudahan usaha, analisa investasi serta kualitas produk. Selain itu ditetapkan 3 alternatif yakni metode pencetakan Manual, Extruding serta Pressing. Dari penelitian diketahui bahwa metode pencetakan Extruding merupakan metode terbaik dengan bobot prioritas 0,525 diikuti pencetakan manual 0,267 dan pencetakan Pressing 0,208 sedangkan peringkat prioritas pada kriteria tertinggi adalah volume produksi 0,513 kemudian berturut-turut kemudahan usaha 0,258, analisa investasi 0,145, dan kualitas produk 0,084. Jika merujuk pada data jumlah perusahaan batu bata pada Banjarnegara dalam angka 2015 yakni 782 perusahaan maka jika seluruh perusahaan menggunakan metode pencetakan Extruding maka akan mampu menyerap 1.173.000 m3 sedimen atau setara dengan 33% dari volume sedimen rata-rata dalam kurun 5 tahun terakhir, sehingga metode ini dirasa layak untuk dijadikan alternatif penanganan sedimen.
Based on the report of PT Indonesia Power Plant Business Unit (UBP) Mrica 2015Mrica Reservoir sediments has entered a critical phase because it has reached 106.3 million m3 and meets about 71.66% by volume of the reservoir, so that the demand for an immediate treatment to overcome the problems of this reservoir sedimentation. Since 2011 began to bloom sand mining using suction machines, this results in a decrease in Mrica Reservoir sedimentation rate, but for a long fine sand mixed with clay is thrown back into the reservoir. The composition of sedimentary material reservoir corresponding to the raw material of brick and began widespread use of production machines in the process of brick making underlies the need to investigate methods of molding bricks can best be used as an alternative to the handling of Mrica reservoirs sediment without compromising business continuity for producers as well as customer satisfaction with the quality of products so that the chosen method capable of representing the interests of all parties. This study uses Analytical Hierarchy Process (AHP) in this study compiled some of the main criteria namely the volume of production, ease of doing business, investment analysis and product quality. Moreover assigned three alternatives of molding methods Manual, Extruding and Pressing. The study found that Extruding molding method is the best method with priority weight 0.525 followed by Manual method 0,267 and Pressingmethod 0.208, whereas the highest priority ranking criteria is the volume of production of 0.513 and then successively ease of doing business 0.258, investment analysis 0.145 and product quality 0.084. If we refer to the company's data on the number of bricks in Banjarnegara in 2015 the figure 782 companies then if all firms using Extrudingmolding methods it will be able to absorb the 1.173 million m3 of sediment or equal to 33% of the average volume of sediment within the last 5 years, so this method is considered suitable as an alternative handling of sediment.
Kata Kunci : Sedimen Waduk Mrica, AHP, dan Pencetakan Batu Bata.