Makna Ragam Hias Kapak Perunggu (Studi Kasus Kapak Corong Bandung, Candrasa, Dan Kapak Rote Koleksi Museum Nasional)
FAJAR AJI JIWANDONO, Sektiadi, S.S, M.Hum
2016 | Skripsi | S1 ARKEOLOGIBanyak jenis kapak perunggu dari masa Perundagian yang ditemukan di Indonesia, contohnya kapak corong Bandung, candrasa, dan kapak Rote. Artefak tersebut memiliki ragam hias cukup raya dibandingkan jenis kapak perunggu lainnya. Sebagai hasil budaya masa Perundagian, ragam hias yang terdapat pada ketiga jenis artefak tersebut memiliki makna simbolis. Penelitian mengenai makna ragam hias kapak perunggu cukup banyak dilakukan, namun perlu dikaji kembali. Pembuktian dilakukan karena pada penelitian sebelumnya tidak menggunakan metode penelitian. Kurangnya penelitian mengenai makna ragam hias kapak perunggu jika dibandingkan dengan nekara juga menjadi alasan penelitian ini perlu dilakukan. Penelitian kali ini bertujuan untuk melakukan kajian ulang terhadap makna ragam hias kapak perunggu koleksi Museum Nasional Indonesia. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat mengetahui dasar pemikiran yang dimiliki oleh manusia masa Prasejarah, khususnya pada masa Perundagian. Penelitian ini menggunakan pendekatan strukturalisme. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa ragam hias kapak perunggu memiliki tema mengenai kepercayaan nenek moyang yang ditunjukkan melalui beberapa prinsip dasar, yaitu adualisme, relasi genealogis tokoh ilahi dan manusia, gambaran kosmologi dunia, serta liminalitas kedudukan manusia di dunia.
There are many types of bronze axe found in Indonesia, from Bronze-Iron age, e.g. Swallowtail axe from Bandung, candrasa, and Rote axe. These artifacts are more complex decorated compared to other type of bronze axes. The decoration carry symbolic meaning. A number of researches on the meaning had been carried out in the past but need to be re-examinated. This verification is necessary since the previous research didn't utilize proper research method. The scant amount of researches concerning the meaning of decoration of bronze axe compared to kettledrum from Bronze-Iron age also becomes the reason why this research needs to be conducted. This research aims to verify the decorative motive meaning of bronze axe collection of National Museum of Indonesia. Moreover, this research expects to discover the nature of reasoning of Prehistoric human, especially on the Bronze-Iron. This research use structuralism paradigm. Result of this research show that the decorative motive carry certain theme regarding the ancestral belief which could be seen from its basic principles, i.e dualism, genealogic relation of the divine personage and human, and the cosmological world, also the limitation of human state in the world.
Kata Kunci : Kapak perunggu, ragam hias, strukturalime, Museum Nasional