PERBANDINGAN PENGGUNAAN PREPARAT HORMON PGF2alfa DAN KOMBINASI PGF2alfa-GnRH TERHADAP RESPON ESTRUS PADA SAPI

KARTIKA BR PERANGIN ANGIN, Prof. Dr. drh. Pudji Astuti, MP.

2016 | Skripsi | S1 KEDOKTERAN HEWAN

Respon estrus dapat ditingkatkan dengan pemberian Prostaglandin F2alfa (PGF2alfa) dan kombinasi PGF2alfa dengan Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH). Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan respon sinkronisasi estrus dengan menggunakan hormon PGF2alfa dan kombinasi PGF2alfa dan GnRH. Sepuluh ekor sapi potong betina Peranakan Ongole (PO) dan lima ekor sapi SimPO dengan skor kondisi tubuh 2,5 sampai 3,5 dan korpus luteum 7 sampai 18 hari serta tidak dalam keadaan bunting digunakan dalam penelitian ini. Delapan ekor sapi disinkronisasi dengan PGF2alfa dan tujuh ekor sapi disinkronisasi dengan kombinasi PGF2alfa-GnRH kemudian dilanjutkan deteksi estrus. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan signifikan (P kurang dari 0,05) antara rata-rata kecepatan timbul estrus dan lama estrus dengan menggunakan hormon PGF2alfa dan kombinasi PGF2alfa-GnRH. Penggunaan hormon PGF2alfa didapatkan rata-rata kecepatan timbul estrus 75,94 standar deviasi 0,78 jam dan rata-rata lama estrus 24,65 standar deviasi 0,49 jam. Kombinasi PGF2alfa-GnRH didapatkan rata-rata kecepatan timbul estrus 41,57 standar deviasi 28,40 jam dan rata-rata lama estrus 10,88 standar deviasi 7,45 jam. Intensitas sapi estrus dengan PGF2 alfa 100 persen sedangkan kombinasi PGF2alfa-GnRH 71,43 persen. Penggunaan hormon PGF2alfa lebih efektif, karena respon estrus yang didapatkan setelah dibandingkan dengan parameter kecepatan timbul estrus, lama estrus dan intensitas estrus lebih baik dari penggunaan kombinasi PGF2alfa-GnRH, sehingga dapat meningkatkan efisiensi reproduksi sapi bagi peternak.

Estrous response could be increased by giving Prostaglandin F2alfa (PGF2alfa) and the combination of PGF2alfa with Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH). The research aimed to compare the response of estrous synchronization using PGF2alfa hormone and the combination of PGF2alfa and GnRH. Ten Peranakan Ongole (PO) cows and five SimPO cows with a body condition score of 2.5 to 3.5, corpus luteum 7 to 18 days and not pregnant were used in this research. Eight cows were syncronized with PGF2alfa and seven cows were synchronized with PGF2alfa-GnRH and continued by estrous detection. The results showed a significant difference (P less than 0,05) between the average of estrous velocity and duration by using PGF2α hormone and PGF2alfa-GnRH. Using PGF2α the average estrous emerged at 75,94 standar deviation 0,78 hours and duration of estrous last 24,65 standar deviation 0,49 hours. Using PGF2alfa-GnRH the average estrous emerge at 41,57 standar deviation 28,40 hours and duration of estrous last 10,88 standar deviation 7,45 hours. The intensity of the cows estrous with PGF2alfa was 100 percent and PGF2alfa-GnRH was 71,43 percent. Therefore it can be concluded that using PGF2alfa hormone more effective because the response obtained compared with parameters such as estrous emerge velocity, estrous duration, and estrous intensity are better than using PGF2alfa-GnRH and it can increase the cows reproductied efficiency for farmers. Keywords : PGF2alfa, GnRH, estrous detection, estrous response, peranakan Ongole (PO) cows, SimPO cows.

Kata Kunci : PGF2alfa, GnRH, deteksi estrus, respon estrus, sapi Peranakan Ongole (PO), Sapi SimPO / PGF2alfa, GnRH, estrous detection, estrous response, peranakan Ongole (PO) cows, SimPO cows.