Laporkan Masalah

Reaksi pasar modal Indonesia terhadap peristiwa keputusan pemerintah menunda pengumuman pemenang tender divestasi BCA

NURKAPILAH, Dr. Abdul Halim, MBA

2002 | Tesis | Magister Manajemen

Kekacauan politik di Indonesia akibat tumbangnya rezim orde baru menyebabkan ketidakstabilan pada berbagai sektor terutama pada sektor perekonomian.Terpuruknya perekonomian Indonesia juga mempengaruhi perkembangan dunia perbankan antara lain BCA yang merupakan bank retail terbesar di Indonesia juga mengalami rush sehingga sempar tidak mampu bertahan aki bat adanya penarikan dana secara besar-besaran dari masyarakat dan membutuhkan bantuan dari bank sentral sebesar Rp.2 1.285 triliun, sejak itu pemerintah menguasai 92,8% saham BCA sementara 7,2% dimiliki oleh keluarga Sudono Salim. Sejak tanggal 19 Mei 2000. saham BCA resmi diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya dengan melepas 30% saham milik pemerintah melalui BPPN. Dengan fundamental yang bagus dan prosfek usaha yang semakin cerah sehingga dalam waktu singkat BCA dapat kembali pulih seperti semula bahkan dapat memiliki capital adeqtrasi ratio (CAR) 41,95% melebihi dari standar yang ditetapkan pemerintah sebesar 8%. Atas dasar itulah pemerintah kemudian mengubah kebijakan untuk menjual 51% saham BCA sehingga membuat beberapa bank asing tertarik untuk memiliki BCA. setelah melalui seleksi yang ketat akhirnya hanya ada dua bidder yang memberikan penawaran tertinggi yaitu Konsorsium Stanchart dan Farralon Capital Investment. Pengumuman yang akan jadi pemenang tender tersebut telah ditetapkan pada tanggal 12 Maret 2002, namun tanpa diduga pada tanggal tersebut pemerintah mengumumkan bahwa pengumuman pemenang tender divestasi BCA ditunda sampai dengan waktu yang belum ditetapkan. Kalangan investor tampak kecewa dengan langkah pemerintah menunda pengumuman pemenang tender divestasi BCA, karena informasi BCA tersebut justru diharapkan investor untuk menjadi penggerak utania kegairahan di Bursa Efek Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk melihat reaksi pasar modal Indonesia terhadap peristiwa keputusan pemerintah menunda pengumuman pemenang tender divestasi BCA. reaksi pasar modal ini akan diapresiasikan melalui adanya perubahan harga dan perubahan volume aktivitas perdagangan. Untuk mengetahui adanya reaksi pasar modal terhadap peristiwa tersebut maka inetode penelitian yang digunakan adalah event studies (studi peristiwa). Apabila diperoleh abnormal return yang signifikan pada periode pengamatan maka dapat dikatakan peristiwa tersebut mengandung informasi (information contents) sehingga pasar modal Sereaksi begitu juga sebaliknya. Selain itu jaga akan dilihat perbedaan rata-rata abnormal return dan trading volume activity antara sebelum dan sesudah peristiwa. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa harga saham harian dan volume perdagangan harian. dengan event window- h+7 dan h-7 serta 35 sampel perusahaan yang likuid di BEJ berdasarkan volume perdagangan periode maret 2002. Dari hasil pengujian memperlihatkan adanya abnornial return pang signifikan sejak h-4 sampai dengan h+7 yang mayoritas positif kecuali pada 11-2 dan h- 1. yang berarti peristiwa penundaan pengumuman pemenang tender divestasi BCA tanggal 12 Maret 2002 memberikan reaksi kepada pasar modal indonesia sehingga dapat disimpulkan bahwa para investor mayoritas mendapatkan keuntungan atas peristiwa tersebut. berdasarkan uji beda dua rata-rata abnornial return sebelum dan setelah peristiwa tidak diperoleh perbedazn yang signifikan, sedangkan pada trading volume activity diperoleh perbedaan yang signifikan antara sebelum dan setelah peristiwa, dimana setelah peristiwa aktivitas perdagangan jauh lebih aktif.

Political chaos in Indonesia since the end of New Order have caused instability in many sectors especially economical sector. Indonesian economic crisis was affecting the banking development such as BCA, the biggest retail bank in Indonesia, suffered a rush of fund withdrawing from the clients that almost made it collapse and needed help in form of fresh cash about Rp 2 1,285.000 billions from The Central Bank thus made government owns 92,8% shares and left Salim Grup with only 7,2% shares. Since Mei 19'h, 2000, BCA's shares was officially tradeable at Jakarta Stock Exchange and Surabaya Stock Exchange by releasing 30% government owned shares through BPPN. With good fundamental and brighter business prospect, BCA regained its power in no time. even better, CAR of BCA was 41,95%, far above the government regulation that set 8% as a standard. Based on that fact, government then changed its policy on BCA by offering 51% shares for public to buy and it turned out to be very interesting for some foreign bank. After gone through a tight selection. there were only 2 bidder that passed and gave the 2 highest bids, Stanchart Consortium dan Farralon Capital Investment. The winner was to be announced by March 12'h 2002 but then government canceled it and said that it was postponed for unlimited time. Investors seemed very dissapointed about the postponed announcement since they were counting on it to be the main trading engine at Jakarta Stock Exchange. The aim of this research was to see how Indonesian stock market reacts on the incident of government decision to postpone the announcement on divestation of BCA and the reaction would be appreciated by observing the change of price and trading volume activity. To see how stock market reacts, the method used in the research was event studies. If signifikan abnormal return appears in observing period then we can say that the event has information contents that makes the stock market reacts and vice versa. Besides abnormal return trading volume activity average will be observed to find the differences before and after the event. Data used in the research was secondary data in orm of daily shares price and daily trading volume with event window D+7 and D-7, along with sample of 35 liquid companies at Jakarta Stock Exchange based on trading volume period of March 2002. The test showed significant abnormal return since D+4 to D+7 with majority, positive but D-2 and D- 1 which means postponing the announcement did has some reactions on Indonesian stock market for benefit of investors based on the test of abnormal return before and after the event showed insignificant difference. meanwhile trading volume activity showed significant difference before and after the event where the activity after the event was more active.

Kata Kunci : Pasar Modal,Pengumuman Tender,Divestasi BCA, event studia, abnormal return, trading volume activity


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.