Karakteristik Kafe di Perkotaan Yogyakarta (Studi Kasus Kawasan Seturan, Demangan, dan Prawirotaman)
SARI ANGGRIANITA, Deva Fosterharoldas Swasto, S.T., M.Sc.
2016 | Skripsi | S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTAKafe merupakan salah satu ruang publik yang dibutuhkan oleh masyarakat khususnya mahasiswa dan wisatawan Perkotaan Yogyakarta. Tidak hanya sebagai ruang untuk bersantai dan menikmati minuman, namun kafe juga memberikan keleluasan bagi pengunjung untuk melakukan berbagai kegiatan lainnya seperti belajar, makan, bekerja, dan mengerjakan tugas dengan waktu yang cukup lama. Tetapi yang terjadi saat ini kafe tumbuh tidak terencana sehingga beberapa diantaranya seringkali menyebabkan ketidaknyamanan ruang, baik itu dikarenakan keterbatasan ruang parkir yang pada akhirnya mengambil bahu jalan sebagai tempat parkir serta kebisingan suara yang ditimbulkan dari suara musik kafe. Dengan demikian penelitian ini pun bertujuan untuk mengetahui karakteristik kafe di Perkotaan Yogyakarta. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deduktif dengan metode analisis kualitatif. Adapun unit amatan dalam penelitian ini adalah ketiga kawasan yang menjadi tempat berkembangnya kafe atau pemusatan kafe yang berada di Perkotaan Yogyakarta, yaitu kawasan Seturan, Demangan, dan Prawirotaman, dengan meliputi tiga komponen atau unsur yang terdiri dari pelaku, aktivitas, dan setting ruang sebagai unit analisis. Berdasarkan dari hasil temuan karakteristik kafe di Perkotaan Yogyakarta, yang meliputi pelaku, aktivitas, dan setting ruang, masing-masing kawasan memiliki karakteristik kafe yang berbeda-beda baik itu pelaku yang terdiri dari pemilik, pengunjung, dan karyawan kafe, aktivitas yang merupakan kegiatan yang terjadi antara pelaku dan ruang, serta setting ruang kafe di masing-masing kawasan. Kawasan Seturan yang secara khusus kafe ditujukan untuk mahasiswa, kawasan Demangan yang juga tidak jauh berbeda dengan kawasan seturan dikarenakan masih dekat dengan kegiatan pendidikan formal dan non formal serta keberadaan distro, sedangkan kawasan Prawirotaman kafe yang secara jelas ditujukan untuk wisatawan khususnya wisatawan asing.
A cafe is one of the public spaces needed by the community, especially students and tourists of Yogyakarta. Not only as a place to relax and have a drink, but the caf���© also provides flexibility for the visitors to do various activities such as learning, eating, working, and doing some tasks with quite a long time. Nowadays cafes have been growing in uncontrolled way that some of them often cause discomfort places. The examples are limited parking space which eventually takes the part of the road and the noise pollution caused by the sound of music. Thus this study was aimed to investigate the characteristics of cafe in Yogyakarta. This study uses a deductive method approach with a qualitative analysis. The observation unit in this study is the three area that became a centre of cafe concentration in Yogyakarta, which were Seturan, Demangan, and Prawirotaman, areas with includes three components or elements consisting of the actors, activities, and room setting. The results showed that the characteristics of a cafe in the city of Yogyakarta, which includes actors, activities, and setting the room, each region has the characteristics of cafes vary both the actors consisting of actors, visitors and employees of the cafe, activity is an activity that occurred between the actors and space, as well as cafe space setting in each region. Caf���© in Seturan are specifically aimed for students, Demangan region which is also not much different from Seturan region due to formal and non-formal activities as well as the existence of distributions, while the cafe in Prawirotaman area aimed for tourists, especially foreign tourists.
Kata Kunci : growth of the cafe, cafe characteristics, determinants of the characteristics of the cafe