TINGKAH LAKU DAN LUASAN TEMPUH LAHAN SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KENYAMANAN SAPI BALI SELAMA DIGEMBALAKAN DI KEBUN KELAPA SAWIT SEI ROKAN, RIAU
HAMDANI MAULANA, Prof. Dr. Ir. Endang Baliarti, SU. ; Dr. Ir. Bambang Suhartanto, DEA
2016 | Skripsi | S1 ILMU DAN INDUSTRI PETERNAKANPenelitian bertujuan untuk menganalisis kondisi lingkungan kebun, tingkah laku ternak, dan luasan tempuh sapi Bali selama digembalakan sehingga diketahui tingkat kenyamanan dan luasan yang dibutuhkan di perkebunan kelapa sawit dalam rangka pengembangan integrasi sawit dan sapi. Penelitian menggunakan 20 ekor sapi Bali umur 3-4 tahun yang telah membentuk koloni dan digembalakan pukul 08.00 hingga 17.00. Data kondisi lingkungan (suhu, kelembaban udara, intensitas cahaya, vegetasi tanaman), tingkah laku (lama makan, lama browsing, lama istirahat) dan luasan tempuh (luas lahan merumput, jarak tempuh, pola tempuh) ternak diamati pada bulan Januari hingga Februari. Pengamatan tingkah laku dan luasan tempuh dilakukan secara langsung mengikuti ternak. Kondisi lingkungan dan tingkah laku ternak diamati dan dicatat. Luas lahan merumput, jarak, dan pola tempuh sapi Bali diukur menggunakan Global Positioning System (GPS), kemudian diolah dengan metode Sistem Informasi Geografi (SIG). Penggembalaan ternak selama 6,75±0,54 jam didapatkan hasil tingkah laku lama makan 3,61±0,47 jam, lama mencari pakan 1,63±0,38 jam, lama istirahat 1,52±0,21 jam, serta luas lahan merumput 11.106±1.458 m2, dan jarak tempuh koloni 1,96 km. Pola tempuh ternak tidak berbeda jauh dalam 21 hari dengan masih berada di area sekitaran kandang seluas 26,96 hektar dengan carrying capacity kebun kelapa sawit di Riau adalah 0,84 Unit Ternak (UT). Data tingkah laku dan luasan tempuh menunjukkan sapi Bali masih cukup nyaman di area perkebunan kelapa sawit. Kondisi lingkungan menjadi faktor penentu tingkat kenyamanan ternak.
The study was aimed to determine the environmental conditions, animal behaviour, and the distribution area of Bali cattle for grazing in order to know the level of comfort in oil palm plantations for the development of Sistem Integrasi Sapi dan Kelapa Sawit (The Integration System for Cow and Oil Palm) or SISKA. The riset used 20 Bali cattles aged 3 - 4 years who have formed colonies. Bali cattle maintained semi-intensive system with grazing time 08:00 until 17:00. Data environmental conditions, behavior, and the animal distribution area taken in January and February. Observation of behavior and the animal distribution area done directly by follow the cattle. Environmental conditions and the behavior of animals was observed and recorded. Grazing land area, distance, and the distribution scheme of Bali cattle were measured using Global Positioning System (GPS), which is then processed by the method of Geographic Information System (GIS). The result of behavior and distribution area of Bali cattle during the grazing 6,75±0,54 hours show that feeding 3,61±0,47 hours, browsing 1,63±0,38 hours, rest 1,52±0,21 hours and the covers a land area 11.106±1.458 m2, with the distance 1,96 km, and the Bali cattle have a territory of grazing land, in 21 days cattle only grazing near barn in 26,96 hectare with carrying capacity of oil palm plantation in Riau is 0,84 Animal Unit. The result of behavior and the animal distribution area show that cattle are quite comfortable in oil palm plantations. The main factors causing the lack of Bali cattle comfort is environmental conditions of oil palm pantation in Riau.
Kata Kunci : Kata kunci: Kenyamanan sapi Bali, Penggembalaan, Tingkah laku, Luasan tempuh,