Peran Aktor dalam Pengembangan Desa Wisata Rumah Dome (Studi mengenai Peran Pemerintah Desa Sumberharjo, Masyarakat dan Pengelola dalam Pengembangan Desa Wisata Rumah Dome di Dusun Sengir, Desa Sumberharjo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta)
RESTU RAYI A B, Danang Arif Darmawan, S.Sos., M.Si.
2016 | Skripsi | S1 ILMU PEMBANGUNAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN (SOSIATRI)INTISARI Desa Wisata Rumah Dome merupakan desa wisata yang menawarkan keunikan bentuk bangunan yang dimiliki sebagai daya tarik utama. Saat ini desa wisata tersebut masih tergolong dalam kategori desa wisata berkembang, akan tetapi jumlah kunjungan wisatawan dapat melebihi kunjungan wisatawan yang ada di desa wisata mandiri. Tingginya jumlah kunjungan wisatawan ini tentu tidak terlepas dari pengembangan yang dilakukan. Oleh karena itu, penelitian ini ingin mengkaji bagaimana peran dari masing-masing aktor dalam pengembangan desa wisata, yang terdiri dari pemerintah desa, masayarakat dan pengelola. Penelitian ini menggunakan pendekatan konsep AGIL dari teori fungsionalisme struktural. Talcott Parsons menyatakan untuk melihat bagaimana suatu proses atau sistem berjalan dapat dilihat melalui 4 hal yaitu adaptasi, pencapaian tujuan, integrasi dan latensi. Melalui teori ini akan diketahui bagaimana pemerintah desa, masyarakat dan pengelola sebagai suatu subsistem menjalankan fungsi atau perannya dalam pengembangan desa wisata. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan peran dari aktor di Desa Sumberharjo yang terdiri dari pemerintah desa, masyarakat dan pengelola dalam pengembangan desa wisata. Unit analisis dari penelitian ini adalah peran yang dijalankan oleh aktor-aktor tersebut, dengan informan aktor-aktor itu sendiri. Teknik pengumpulam data menggunakan observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Hasil penelitian ini adalah pemerintah desa telah berperan aktif dalam pengembangan desa wisata, pemerintah desa tidak hanya berperan sebagai fasilitator yang menghubungkan desa wisata dengan stakeholders di tingkat atasnya, akan tetapi saat ini pemerintah desa berperan pula dalam pemberian dana pengembangan, pemberdayaan dan menetapkan desa wisata sebagai BUMDes. Pengelola merupakan aktor yang berperan dominan dalam pengembangan, dimana segala inisiatif berasal dari pengelola. Pengelola berperan dalam pengadaan paket-paket wisata, melaksanakan pengembangan yang mendapatkan dana dari pemerintah, dan di tahun 2015 melaksanakan pelebaran jalan dan plangisasi di bukit Teletubbies. Keterlibatan masyarakat masih minim, dimana hanya sebagian kecil dari mereka yang mau ikut terlibat dalam pengembangan desa wisata. Keterlibatan dari sebagian masyarakat itu direpresentasikan melalui keikutsertaan mereka dalam aktivitas-aktivitas wisata dan pembangunan fisik yang ada di sana. Kurangnya keterlibatan masyarakat dalam pengembangan desa wisata bukan tanpa alasan. Ada beberapa alasan yang menyebabkan hal tersebut, antara lain kurangnya kesadaran dan pemahaman masyarakat akan pariwisata, adanya permasalahan status tanah, hingga tujuan awal dibangunnya rumah dome bukan sebagai desa wisata serta kebutuhan masyarakat akan ruang tempat tinggal menjadi alasan tidak terwujudnya keinginan dan tindakan kolektif dari masyarakat untuk melaksanakan pengembangan terhadap desa wisata. Kata kunci: desa wisata, dome, aktor, pengembangan.
ABSTRACT Desa Wisata Rumah Dome is a tourism village that offers a wide variety of unique buildings as the main attraction. This village is classified as a developed tourism village, but the amount of tourists that will visit can surpass the amount of tourists who have visiting the independent tourism village. This high amount of the influx of tourists is still related to the development being conducted at the moment. Because of that, this research aims to examine the roles of each actor in the development of the tourism village that consists of the local government, the citizens, and the developer. This research uses AGIL concept approach from the theory of structural functional. Talcott Parsons states how a process or system runs can be seen through 4 things which are adaptation, goal attaiment, integration, and latency. By using this theory we will be able to know how the local government, the citizens, and the developer as a subsystem run the functions or the roles within the development of the tourism village. This research uses the qualitative research method with the aim to describe the roles of the actors in Sumberharjo Village that consist of the local government, the citizens, and the developer in the development of the tourism village. The analysis unit of this research is the role run by the actors, with the informant of the actors themselves. Data gathering methods include observations, in-depth interviews, and documentations. The result of this research is that the local government has played an active role in the development of the tourism village. The local government not only plays the role of the facilitator who connecting the tourist village and the stakeholders above, but also plays the role in raising the funds for development, empowerment, and establishing the tourism village as BUMDes. The developer is an actor who plays dominantly in development, in which all initiatives came from the developer. The developer managed to come up with tour packages, conducted the development using the funds from the government, and in 2015 conducted the widening of the road and sign placement on the Teletubbies hill. The involvement of the citizens was still minimal, in which only a few were willing to take part in the development of the tourist village. The involvement of the citizens was represented through their participation within the activities regarding tourism and construction there. The lack of citizens’ involvement in the development of the tourism village is not without a reason. There are several reasons that caused such kind of condition. The lack of citizens’ awareness and understanding towards tourism, problems regarding land status, the initiative goal of the construction of rumah dome not as a tourist trap and also the needs of the citizens for accommodation, are the reasons on why the wishes and collective decision were not realized by the citizens to participate in the construction of the tourist village. Keywords: tourist village, dome, actors, development.
Kata Kunci : desa wisata, dome, aktor, pengembangan