INDEKS KETAHANAN SALINITAS SEPULUH GENOTIPE SACCHARUM

MIRANDA FERWITA SARI, Dr.Ir. Taryono, M.Sc; Rani Agustina Wulandari SP., MP., PhD

2016 | Skripsi | S1 PEMULIAAN TANAMAN

Adanya kebutuhan tebu yang semakin meningkat maka perlu dilakukan penambahan lahan pertanian untuk membudidayakan tanaman tebu atau dilakukan usaha penggunaan lahan marjinal (ekstensifikasi). Lahan marjinal adalah lahan yang memiliki kualitas rendah karena memiliki banyak faktor pembatas. Salah satu lahan marjinal adalahlahan pasir pantai yang memiliki tingkat salinitas tinggi. Salinitas merupakan salah satu masalah pertanian yang cukup serius yang dapat mengakibatkan berkurangnya hasil dan produktivitas pertanian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis NaCl yang mampu ditoleransioleh 10 Genotipe Saccharum dan mendapatkan Genotipe Saccharum tahan salin. Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2014 – Maret 2015 di rumah kaca dan Kebun Pendidikan, Penelitian dan Pengembangan Pertanian (KP4) Universitas Gadjah Mada, Kalitirto, Berbah, Sleman. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor. Faktor pertama merupakan Genotipe Saccharum (K) yang terdiri dari 10 aras yaitu genotipeWulung (K1), PS864 (K2), PS881 (K3), PS862 (K4), Gelagah (K5), N11 (K6), Bululawang (K7), PSJT (K8), VMC (K9), dan Hwy Merah (K10), sedangkan faktor kedua adalah dosis NaCl (G) yang terdiri dari 4 aras yaitu 0 g/l (kontrol)(G0), 3 g/l NaCl (G3), 6 g/l NaCl (G6), dan 9 g/l NaCl (G9), sehingga diperoleh 40 kombinasi. Pengamatan dilakukan pada 2 fase pertumbuhan tebu yaitu pada fase perkecambahan dan pembentukan anakan. Sifat yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, jumlah anakan, bobot segar total, bobot segar tajuk, bobot segar akar, luas daun, bobot kering total, bobot kering tajuk, bobot kering akar, nisbah tajuk/akar, volume akar, panjang akar. Bobot segar total digunakan untuk mengetahui indeks ketahanan salinitas yang terdiri dari indeks kerentanan akibat cekaman (SSI), indeks ketahanan (TOL), indeks ketahanan cekaman (STI) dan rerata produktivitas (MP). Pada fase perkecambahan sifat yang memiliki interaksi antara genotipe dan dosis NaCladalah persentase kematian, luas daun, bobot segar total, bobot kering total, bobot segar tajuk, bobot kering tajuk, bobot segar akar, bobot kering akar, volume akar dan panjang akar. Pada fase pembentukan anakan sifat yang memiliki interaksi antara genotipe dan dosis NaCl adalah diameter batang danbobot kering total. Indeks ketahanan salinitas yang memiliki interaksi yaitu indeks ketahanan cekaman dan rerata produktivitas. Dosis 9 g/l NaCl menyebabkan sepuluh Genotipe Saccharum mengalami kematian lebih dari 80%.Sepuluh Genotipe Saccharum masih mampu tumbuh pada kondisi salin dengan dosis 3 g/l dengan penurunan pertumbuhan.Berdasarkan nilai indeks ketahanan salinitas STI dan MP maka dapat disimpulkan bahwa genotipe PS-864, PS-862, Bululawang, VMC dan Hwy Merah tahan terhadap cekaman salinitas pada dosis 3 g/l NaCl.

The necessary for sugarcane as raw materials are increasing so need to increase agricultural landto cultivate sugarcane or attempt extension. In an effort of extensification, the used of agricultural lands will shift from arable land to marginal lands. The examples of marginal land is the beach land with a high salinity level. Salinityis one of fairly serious agricultural problems that can make reduced the output and agricultural productivity. The aims of this research are to the capable NaCl tolerated dose of 10 saccharum genotypes and get resistant of saccharum genotype. This research was conducted in November 2014 -March 2015 at Green house and Kebun Pendidikan, Penelitian dan Pengembangan Pertanian (KP4) Gadjah Mada University, Kalitirto, Berbah, Sleman. The experimental design used was completely randomized design (CRD) with two factors. The first factoris a saccharum genotype (K), consists of 10 genotypes Wulung (K1), PS864 (K2), PS881 (K3), PS862 (K4), Gelagah (K5), N11 (K6), Bululawang (K7), PSJT (K8), VMC (K9), and Hwy Merah (K10), then the second factor is the dose of NaCl (G) which consists of four levels 0 g/l (control) (G0), 3 g/l NaCl (G3), 6 g/l NaCl (G6), and 9 g/l NaCl (G9), in order to obtain 40 combinations. Observations were made on two of growth phase is at the germination phase and tiller phase. The characters that observed were plant height, number of leaves, stem diameter, number of tiller, total of fresh weight, fresh weight of crown, fresh weight of root, leaf area, total of dry weight, dry weight of crown,weight of dry root, ratio crown/root, root volume, root length. Fresh weight of the total used to determine the salinity resistance index consisting of susceptible salinity that consists of stress index (SSI), resistance index (TOL), stress resistance index (STI) and the mean productivity (MP). In the germination phase the characters that have interaction between genotypes and dose of NaCl are the percentage of deaths, leaf area, total of fresh weight, total of dry weight, fresh weight of crown, dry weight of crown, fresh weight of root, dry weight of root, root volume and root length. In the tiller phase that have interaction between genotypes and dose of NaCl are the trunk diameter and total of dry weight. Salinity tolerance index that have interactions are stress resistance index and average productivity. More than 80% death caused of dose 6 and 9 g/1 NaCl. All of saccharum genotypes was still able to growth in saline conditions with dose of 3g/l NaCl with a reduction in growth. Based on salinity tolerance index value STI and MP, it can be concluded that genotype PS-864, PS-862, Bululawang, VMC and Hwy Merah tolerant to salinity at a dose of 3 g/l NaCl.

Kata Kunci : Genotipe Saccharum, dosis NaCl, indeks ketahanan Salinitas