Laporkan Masalah

PENGELOLAAN SUMBER DAYA BERSAMA: DEGRADASI LINGKUNGAN DAN PENGELOLAAN DANAU TAKAPAN, KOTA PALANGKA RAYA

M. RIBAN SATIA, Prof. Dr. Pratikno

2016 | Disertasi | S3 Ilmu Administrasi Publik

Danau Takapan adalah salah satu danau (common pool resources) yang berada di wilayah Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah.Danau Takapan (open access) dikenal sebagai wilayah dengan potensi perikanan yang sangat besar dan mampu menghidupi seluruh kebutuhan masyarakat sekitar. Namun saat ini hal tersebut tidak dapat ditemukan lagi setelah terindikasi terjadinya tragedy of the common. Hal ini menyebabkan kondisi sumber daya ikan semakin berkurang serta langkanya jenis dan ukuran ikan yang dirasakan oleh seluruh penduduk di wilayah Danau Takapan. Penelitian ini bertujuan untuk membangun sebuah model tipologi governing the common dalam kondisi seperti Danau Takapan berdasarkan permasalahan pengelolaan. Detail tujuannya adalah (1) untuk mengetahui perubahan kelembagaan yang mempengaruhi pengelolaan Danau Takapan dari waktu ke waktu dan (2) untuk mengetahui model kelembagaan pengelolaan Danau Takapan yang efektif di bawah tekanan lingkungan eksternal semakin kuat. Metode analisis yang digunakan adalah kualitatif, yaitu mengkaji nilai-nilai kearifan lokal dan perilaku sosial masyarakat yang sifatnya terbatas, tetapi secara mendalam (in depth) dan menyeluruh (holistic). Penelitian ini lebih mengutamakan pemahaman dan pengalaman terhadap perilaku sosial sekelompok individu, yang dalam hal ini adalah pemerintah, masyarakat, dan swasta. Dalam konteks, tidak ada pemilihan-pemilihan gejala secara konsepsional kedalam aspek-aspeknya yang bersifat eksklusif, untuk mengungkap dan memahami sesuatu dibalik fenomena yang baru sedikit diketahui yang bersifat natural, wajar, sebagaimana adanya (natural setting) tanpa dimanipulasi dan diatur dengan eksperimen atau tes. Hasil penelitian adalah sebagai berikut.(1) Kehadiran pemerintah sejak awal sangat dimungkinkan dalam kondisi seperti yang terjadi di Danau Takapan agar resiko tragedy of the common tidak semakin meningkat. Untuk mengefektifkan pengelolaan Danau Takapan saat tekanan lingkungan eksternal semakin kuat,masyarakat adat setempat sebaiknya dilibatkan. (2) Masyarakat sangat tergantung dengan sumberdaya ikan dan sumberdaya alam di sekitar Danau Takapan, Sungai Rungan, dan Sungai Kahayan, baik sebagai tempat mencari ikan maupun terbukanya lapangan pekerjaan baru. Untuk itu,para aktor harus terlibat secara aktif. (3) Pihak swasta mendorong penguatan potensi kearifan lokal yang telah ada sejak lama atas persetujuan dari tokoh adat dan dengan pengawasan dari pemerintah untuk keberlangsungan usaha dan penciptaan lapangan pekerjaan baru. Relasi kelembagaan antara masyarakat pelaku penangkap ikan secara ilegal dan pemerintah terhadap kelembagaan swasta tampak tidak kuat. Hal ini menyebabkan hasil tangkapan ikan yang didapat hanya untuk dikonsumsi dan dijual bebas di pasar. Selain itu, hasil tangkapan ikan dengan menyetrum merugikan pengusaha warung makanan. Pertemuan ketiga pemaknaan ini bermuara pada sebuah relasi simbiosis mutualisme negatif. Dikatakan negatif karena setiap pihak mengeksploitasi kekayaan alam wilayah Danau Takapan untuk kepentingan dirinya. Mereka memastikan keuntungan yang sama didapatkan pihak lain, tetapi mengabaikan terhadap kerusakan lingkungan yang ditimbulkan. Implikasi kebijakan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Dijadikan sebagai pembelajaran bagi daerah dalam pengelolaan governing the common agar tingkat resiko tragedy of the common tidak semakin memburuk. (2) Peraturan daerah tentang Kedamangan perlu ditingkatkan, diawasi, dan diimplementasikan. (3) Pemberdayaan kearifan lokal sangat penting dalam pembangunan sumberdaya yang berkelanjutan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan pemikiran kepada para pihak yang berkompeten terkait pengelolaan Danau Takapan. Harus disadari bahwa Danau Takapan adalah sumberdaya milik bersama (common pool resources) sehingga perlu ditawarkan adanya model pengelolaan yang memungkinkan kualitas lingkungan di Danau Takapan dapat ditingkatkan.

Lake Takapan is one of the lakes (common pool resources) in the region of Palangka Raya city, Central Borneo Province. Lake Takapan (open access) is known for its huge fishes potency and possibility to provide the daily food of local residence. Now those things are hardly found in this lake which indicated the tragedy of common. It happened due to the condition of fish resources which were getting less and the rarity of fishes. Also the size of fishes in Lake Takapan has impacted the local residences who lived near the area. This study aims to build a model of governing the common typology in conditions such as Lake Takapan based on management issues. Detailed aims of the study are (1) to conduct an analysis of Lake Takapan so it can be identified whether it is public goods or common pool resources and (2) to conduct the organization and management of Lake Takapan in order to identify the good practices and bad practices in management of Lake Takapan. The study used qualitativeanalytical method , which will examine the values of local wisdom and social behaviors which are limited, but deeply and thoroughly. The point of this study is to understand and to seek an experience based on individual social behavior, namely government, society and private sector. In the context of no lections symptomsconceptually into its exclusive aspects, in order to reveal and understand something behind the less known phenomena with its natural setting, proper, without being manipulated and set with any experiments and tests. The results showed : (1) the presence of the government since the beginning is possible in such conditions like Takapan lake, so that the risk of tragedy of the common is not increasing; (2) the local residences are very rely on the fish resources and natural resources in the area of Takapan Lake, Rungan river, and Kahayan river to fishing and as the new jobs field; (3) encouraging the strengthening potential of local wisdom that has been around in a long time by the permit of local chief and under supervision of government to maintain business sustainable and to create some new jobs field. The organizations relation between local residences as illegal fishermen and the government to private sector organization are not strong enough. Because the results from the illegal fishing is only for daily consumption and to be sold in the free markets. Beside, the fishing result by using electricity could make some loss for local restaurant. The third meeting of this signification is begin with relation of a negative symbiotic mutualism, whereas each one of this organizations exploited the natural resources of Takapan Lake for their own interest, and making sure that they have the same profits as another side, but they regards the damage of environment that they caused. The policy implication of this research is (1) study for the regions in governing the management of the common order of risk level of the common tragedy does not get worse; (2) Kedamangan local regulations needed to be improved, oversight and implementation (3) empowerment of local knowledge is very important in the development of sustainable resource. The results of this study are expected to provide information and ideas to the relevant competent authorities Takapan lake management as common pool resources in terms of offering "management model that allows the quality of the environment in the Lake Takapan could be improved?"

Kata Kunci : DanauTakapan, governing the common, kearifan lokal, partisipatif / Lake Takapan Lake, governing the common, local wisdom, partisipatory