Laporkan Masalah

INTEGRASI WORKSHOP DAN SHOWROOM INDUSTRI FURNITURE KAYU DI YOGYAKARTA

ARSYI ARVIN AFIFY, Ir. M. Santosa. M.S.

2015 | Skripsi | S1 ARSITEKTUR

Industri furniture merupakan salah satu sektor industri yang terus berkembang di Indonesia. Kebutuhan akan produk-produk dari industri mebel terus meningkat karena sektor industri ini memberikan desain interior serta nilai artistik yang dapat memberikan kenyamanan sehingga dapat menunjang berbagai aktifitas. Mebel Indonesia kini juga berperan penting sebagai sumber devisa bagi negara karena peminat produk tidak hanya di dalam negeri tetapi juga di luar negeri. Namun terernyata tersedianya barang-barang furniture dan kualitas furniture di pasaran masih belum bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri sendiri dan permintaan ekspor dari negara lain. Kemampuan produsen nasional dalam menghasilkan produk yang berkualitas dan dalam jumlah banyak, harus benar-benar dibuktikan. Selain itu produk furniture yang memiliki prospek internasional juga harus memiliki metode pemasaran berkelas internasional pula. Metode pemasaran dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain dengan media internet, melalui iklan di media masa, membuat katalog atau majalah khusus, dan juga dapat menggunakan metode ruang berupa pameran atau showroom. Industri furniture atau mebel adalah salah satu bentuk industri yang bergerak di bidang perkayuan. Dimana dalam hal ini pasti juga akan menghasilkan berbagai jenis limbah dalam pengolahannya. Dalam hal ini tentunya dibutuhkan penyusun konsep dasar perancangan arsitektur untuk bangunan workshop furniture dan showroom yang saling terintegasi dan mampu menjalankan fungsi masing-masing atau secara bersamaan. Sebagai salah satu kabupaten di Provinsi DIY, Kabupaten Bantul merupakan salah satu kabupaten yang memiliki prospek industri menjajikan. Pada tahun 2015 ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul telah menyiapkan 500 hektare lahan untuk dijadikan kawasan peruntukan industri. Sehingga dalam perancangan konsep workshop dan showroom furniture ini dapat menggali potensi Kabupaten Bantul, khususnya dalam bidang industri furniture kayu. Metoda yang digunakan dalam penulisan ini adalah studi literature, observasi, analisis, sintesis dan penyusunan konsep. Masalah utama yang ditemukan dalam analisis antara lain akses yang berbeda dari dua jenis pengguna bangunan tersebut, sirkulasi bangunan showroom dan workshop, hubungan bangunan industri dengan lingkungan sekitar, dan bangunan workshop yang efisien dan efektif untuk proses produksi. Berdasarkan masalah yang ada diatas maka disusun konsep perancangan integrasi bangunan workshop dan showroom furniture, dengan menekankan pada integrasi siteplan dan sirkulasi bagi pengunjung dan pegawai, integrasi antar bangunan dalam bentuk dan tata massanya, integrasi bangunan dengan lingkungan sekitar, pembuangan limbah, dan akses terhadap keadaan darurat.

Furniture industry is one of the growing industrial sector in Indonesia. The need for the products of the furniture industry continues to increase because the industrial sector is providing interior design and artistic value that can provide comfort that can support a variety of activities. Indonesian furniture now also plays an important role as a source of income for the country because enthusiasts products not only domestically but also abroad. However terernyata availability of goods furniture and quality furniture on the market still can not meet its own domestic needs and export demand from other countries. National manufacturers the ability to produce a quality product and in large quantities, should really be proven. Additionally the product furniture that have international prospects also need to have a world-class marketing methods as well. Marketing methods can be done in various ways such as by internet media, through advertising in mass media, catalog or specialized magazines, and also can use the method in the form of an exhibition or showroom space. Furniture or furniture industry is one of the industry engaged in the timber. Which in this case would surely produce various types of waste in its processing. In this case of course takes constituent basic concept architectural design for building furniture workshop and showroom are mutually integrative and able to carry out their respective functions or simultaneously. As one of the districts in Yogyakarta, Bantul District is one district that has promising prospects for the industry. By 2015, the Government District (Regency) Bantul has prepared 500 hectares of land to be used as the designation of industrial areas. So in the design concept of the workshop and showroom furniture can explore the potential of Bantul, particularly in the field of wood furniture industry. The method used in this paper is the study of literature, observation, analysis, synthesis and drafting. The main problems were found in the analysis include access different from the two types of users of the building, circulation showroom and workshop building, industrial building relationships with the surrounding environment, and building an efficient and effective workshop for the production process. Based on the existing problems described above, structured design concept building integration workshop and showroom furniture, with emphasis on the integration site plan and circulation for visitors and employees, the integration between buildings in the form and mass, integration of the building with the surrounding environment, waste disposal, and access to state emergency.

Kata Kunci : integrasi, workshop, showroom, industri

  1. S1-2015-319722-abstract.pdf  
  2. S1-2015-319722-bibliography.pdf  
  3. S1-2015-319722-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2015-319722-title.pdf