MODEL IDENTIFIKASI KAWASAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN (KP2B) DI KABUPATEN NGAWI
WAHYUDI, M SANI ROYCHANSYAH, S.T., M. ENG., D.ENG
2016 | Tesis | S2 Perencanaan Kota dan DaerahMeningatnya alih fungsi lahan pertanian khususnya lahan sawah menyebabkan pengurangan produksi pangan pokok (padi) secara signifikan. Upaya perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan telah banyak dilakukan oleh pemerintah daerah dalam bentuk peraturan daerah. Namun demikian peraturan yang dibentuk belum memuat lokasi dan sebaran lahan pertanian pangan dan lahan cadangan pangan. Permasalahan utamanya adalah belum adanya model dalam identifikasi kawasan pertanian pangan berkelanjutan yang sesuai dengan kebutuhan lapangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi proyeksi kebutuhan lahan sawah, merumuskan model identifikasi Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan (KP2B), dan mengidentifikasi model yang dipilih untuk penentuan KP2B di Kabupaten Ngawi. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Ngawi, Provinsi Jawa Timur. Penelitian ini menggunakan pendekatan pemodelan dengan metode gabungan (mix-methode) melalui Geographic Information System (GIS) dan Focus Group Discussion (FGD). Model yang dirumuskan merupakan model yang bertitik tolak dari Metode Eksisting yang pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Metode eksisting kemudian dimodifikasi dengan dengan menggunakan asumsi maksimasi dan minimasi melalui kajian teoritis, kemudian diolah menggunakan GIS dengan tiga deliniasi (batasan administrasi, spatial contiguity, dan maximum coverage) sehingga menghasilkan rumusan metode identifikasi untuk usulan di lapangan. Rumusan identifikasi yang terbentuk kemudian dilakukan pengujian melalui FGD tahap I dan dilakukan perbaikan, hasilnya adalah model identifikasi KP2B. Model yang sudah terbentuk kemudian dipilih melalui FGD tahap II dengan melibatkan berbagai unsur pemerintah daerah, DPRD, akademisi, dan kelompok tani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: kebutuhan lahan sawah di Kabupaten Ngawi selama 20 tahun mendatang masih tercukupi untuk konsumsi domestik; metode yang dapat digunakan dalam identifikasi Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan terdiri dari Marasi, Maguity, Marage, Mirasi, Miguity, Mirage. Model Marasi menggunakan beberapa variabel dan asumsi bahwa produktivitas lahan (Iprod) untuk menghasilkan tanaman padi >= 3 ton/ha, indeks pertanaman (IP) 2 kali/tahun, Status Daya Dukung Lahan (DL) dalam kondisi sustain/conditional sustain, Status Daya Dukung Air (DA) dalam kondisi sustain/conditional sustain/overshoot, Status Irigasi (I) berstatus irigasi teknis/semi teknis/irigasi sederhana, Kesesuaian Lahan memiliki status sangat sesuai/sesuai, dan deliniasi menggunakan batasan administrasi kecamatan; Model Marasi merupakan cara moderat yang dipilih sebagai Model Identifikasi KP2B oleh seluruh stakeholder karena dianggap sesuai dengan kebutuhan di lapangan
The increasing conversion of agricultural land, especially rice fields causes reduction in the production of food (rice) significantly. Safeguard sustainable food farming land has been carried out by local governments with local regulations. However, the rules established included the location and distribution of food farming land and food diverse land yet. The major problem is the lack of identification of a model in sustainable food farming region in a ccordance with the needs of the field. This research aims to identify wetland projected needs, formulate model of identification sustainable food farming region, and identify the model chosen for determination sustainable food farming region in Ngawi. The reserach have conductedin Ngawi District, East Java Province. The research uses modeling approach with combined method (mix-method) though the Geographic Information System (GIS) and Focus Group Discussion (FGD). The model formulated make up model which starts from existing method that have been done by previous researchers. Existing methods are then modified by using the assumption of maximization and minimization through theoretical study, then processed using GIS with three deliniation concept (administrative boundaries, spatial contiguity, and maximum coverage) until resulting the formulation of the proposed method of identification sustainable food farming land. The formulation of the identification that is formed then tested through 1st FGD and conducted of improvements, the result is a model identification of sustainable food farming region. The model then selected through 2nd FGD involves various elements of local government, parliament, academia, and farmer groups. The result of the research showed: the needs of Ngawi���¢�¯�¿�½�¯�¿�½s wetland for 20 years later is still adequate for domestic consumption; methods can be used for identification of sustainable food farming region consists of Marasi, Maguity, Marage, Mirasi, Miguitu, and Mirage. Model of Marasi (Maximasi and administrative boundaries) using variabels and assumptionn that the productivity of the land for producing the rice > 3 tonnes/ha, cropping index 2 times/year, status of land support power under condition of sustained/conditional sustain, status of water support power undur condition of sustained/conditional sustain/overshoot, irrigation status with irrigation technical / semi technical/ simple irrigation, suitability of land has a very appropriate status/ appropriate, and deliniation using administrative boundaries; Model of Marasi is a moderate method which has chosen as a model identification sustainable food farming region in Ngawi by stakeholder because it is considered in a accordance with the need.
Kata Kunci : Alih Fungsi Lahan Pertanian, Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan, Pemodelan, Geographic Information System (GIS).