Laporkan Masalah

INTERAKSI BAKTERI Pseudomonas PEMBENTUK BIOFILM PADA PERMUKAAN HIFA KAPANG Penicillium

ANDI LINDHEMUTHIANINGRUM SIRADJE, Prof. Irfan D. Prijambada, M.Eng, P.hD.;Dr. Endah Retnaningrum, M.Eng

2016 | Tesis | S2 Biologi

Mikroorganisme memiliki kemampuan mempertahankan diri dengan membentuk komunitas yang saling terikat oleh matriks berupa biofilm. Biofilm dapat berinteraksi membentuk perlekatan pada bahan abiotik atau mikroorganisme lainnya, termasuk pada permukaan hifa kapang. Perbedaan jenis bakteri, jenis kapang, serta ukuran hifa pada interaksi tersebut diduga merupakan faktor penentu keberhasilan pembentukan biofilm. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor penentu pembentukan biofilm kapang-bakteri. Penelitian ini menggunakan 4 isolat bakteri : Pseudomonas aeruginosa, Pseudomonas geniculata, Pseudomonas putida, dan Pseudomonas citronellolis, serta 3 isolat kapang yang dipilih berdasarkan perbedaan ukuran diameter hifa : Penicillium sp. 1,0-2,0 µm; Penicillium funiculosum 1,8-2,5 µm; dan Penicillium crustosum 2,3-3,5 µm. Pengujian didahului dengan uji antagonisme kapang terhadap bakteri dalam satu medium padat. Setelah itu isolat bakteri dan kapang dikombinasikan untuk membentuk biofilm co-culture kapang-bakteri dalam medium mineral Bushnell Haas cair mengandung 2% glukosa. Parameter yang diamati adalah pelekatan bakteri pada permukaan hifa serta kualitas biofilm yang ditentukan berdasarkan uji daya lekat bakteri pada permukaan hifa menggunakan vortex. Pengujian aktivitas antagonisme kapang terhadap bakteri menunjukkan bahwa hanya Penicillium sp. yang bersifat antagonis terhadap pertumbuhan P.putida, sedangkan pasangan lainnya tidak bersifat antagonis. Pasangan isolat yang dapat membentuk biofilm adalah Penicillium sp.-P.aeruginosa dan Penicillium sp.-P.geniculata, sedangkan pasangan kapang-bakteri lainnya tidak menunjukkan adanya interaksi pelekatan. Hal ini menunjukkan adanya spesifitas antara pasangan isolat. Pelekatan bakteri tetap terlihat hingga akhir pengamatan hari ke-15. Pelekatan bakteri pada permukaan hifa kapang tetap terlihat melekat setelah divortex dengan kecepatan 600 rpm, namun dapat lepas dengan vortex berkecepatan 1200 dan 1800 rpm.

Microorganisms have the ability to persist environmental stress by forming surface-attached communities surrounded by matrix material, called biofilm. Biofilm can be formed by adhesion on abiotic material or microorganism, such as fungal hyphae surface. Bacterial spesies, fungal spesies, and hyphae size on biofilm interaction became a key faktor the success of the biofilm formation. This research was aimed to find determinants of biofilm formation. This research used 4 bacterial isolates. Pseudomonas aeruginosa, Pseudomonas geniculata, Pseudomonas putida, and Pseudomonas citronellolis, and 3 fungal isolates were selected based on that hyphae diameter: Penicillium sp. 1,0-2,0 µm; Penicillium funiculosum 1,8-2,5 µm; and Penicillium crustosum 2,3-3,5 µm. Bacterial and fungal isolates were combined to form bacterial-fungal co-culture. First, antagonism test between bacterial and fungal in the agar medium. After that, bacterial and fungal tested the ability to form biofilm in mineral Bashnell Haas suplemented with 2% of glucose. Parameter observed in this experiment were the attachment of bacteria on the fungal hyphae and biofilm quality which determinated by test of adhesion of bacteria on the surface used vortex. Antagonism test between bacterial and fungal showed that Penicillium sp. antagonism against P.putida growth. Fungal-bacterial co-culture can form biofilm are Penicillium sp.-P.aeruginosa dan Penicillium sp.-P.geniculata, while the other fungal-bacterial co-culture did not show any interaction and attachment. This research suggest specificity between bacteria and fungal. The attachment of bacteria remain visible until the end of the observation. Adhesion of bacteria on the fungal hyphae surface can be separated by a vortex 1800 and 1200 rpm, whereas with a speed of 600 rpm bacteria remain visible attached.

Kata Kunci : Biofilm, Pseudomonas, Penicillium, co-culture, Permukaan hifa