Penyisihan Limbah Fosfat, BOD dan COD dari Deterjen Air Buangan Cucian dengan Fitoremediasi Pada Wetland Artifisial
ERNASTIN MARIA, Ir. Agus Prasetya, M.Eng.Sc.,Ph.D. ; Dr. Eng. Wahyu Wilopo, ST.,M.Eng.
2015 | Tesis | S2 TEKNIK SISTEMPenggunaan bahan pembersih sintesis yang dikenal dengan deterjen sudah sangat umum di masyarakat. Salah satunya pada industri loundry dimana pada prosesnya menggunakan deterjen sebagai bahan pencuci. Pertumbuhan industri ini memiliki efek yang kurang baik sebab sebagian besar langsung membuang limbah cairnya keselokan atau badan air tanpa pengolahan terlebih dahulu. Deterjen mengandung komponen utama yaitu surfaktan yang merupakan bahan kimia yang sulit terdegradasi di lingkungan, disamping itu deterjen mengandung fosfat yang berasal dari sodium tripolyfosfate (STTP) yang berfungsi sebagai bahan builder. Fosfat (PO43-) yang berlebih dalam badan air mengakibatkan terjadinya eutrofikasi. Oleh karena itu perlu adanya penelitian tentang pengolahan limbah laundry yang sederhana, murah dan aplikatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan unit wetland artifisial sistem sub surface flow (SSF) dengan tanaman Typha latifolia dan Cyperus alternifolius dalam penyisihan limbah fosfat dari deterjen limbah laundry dengan menggunakan media kerikil dan media arang selama 18 hari . Air limbah yang digunakan adalah efluen dari Aura loundry di dusun Kanutan, Sumbermulyo Bantul, dengan konsentrasi awal BOD sebesar 101,77, COD sebesar 266,40, dan PO43- sebesar 12,91 mg/L. Hasil penelitian menunjukan bahwa konsentrasi fosfat di dalam air limbah pada SSF-wetland menurun seiring bertambahnya waktu tinggal hidraulik (hydraulic retention time). Selama delapan belas hari penelitian penurunan konsentrasi BOD, COD dan PO43- pada SSF-wetland dengan tanaman Typha latifolia menggunakan media arang masing-masing menjadi 1,10 (turun 99%), 15,70 (turun 94%) dan 6,03 (turun 53%) mg/L, sedangkan tanaman Cyperus alternifolius menggunakan media arang masing-masing menjadi 1,01 (turun 99%), 13,50 (turun 95%) dan 4,20 mg/L (turun 67%). Untuk SSF-wetland menggunakan media kerikil pad tanaman Typha latifolia masing-masing menjadi 6,19 (turun 94%), 63,04 (turun 76%) dan 1,10 mg/L (turun 91%), sedangkan tanaman Cyperus alternifolius masing-masing menjadi 4,16 (turun 96%), 60,77 (turun 77%) dan 3,588 mg/L (turun 72%). Dari data tersebut tanaman yang memiliki kemampuan baik dalam penyisihan limbah fosfat pada sistem ini adalah tanaman Typha latifolia dengan media kerikil dengan penurunan konsentrasi fosfat menjadi 1,10 mg/L .
The use of synthetic cleaning materials, known as detergent is very common in the community. Loundry is one of the industries that uses detergent as washing materials. The rapid growth of loundry industries have bad effects because most of them dump wastes into gutter or river without prior treatment. Detergents containing main components, namely surfactants as chemicals that are difficult to be degraded in the environment. In addition, detergents containing phosphates derived from sodium tripolyfosfate (STTP) which serves as a builder. Excessive phosphorus (PO43-) content in water resulted in eutrophication. Therefore, we need research on laundry waste-water treatment that are simple, cheap and applicable. This study aims to determine the ability of artificial wetland system Sub Surface Flow (SSF) using Typha Latifolia and Cyperus Alternifolius as fitoremediation plants in the separation of waste phosphates from laundry detergents by using media waste gravel and charcoal media for 18 days. Waste water used is efluen from Aura Loundry in Kanutan Village, Sumbermulyo, Bantul regency, with the initial concentration of BOD as big as 101,77, COD as 266,40 and PO43- as 12,91 mg/L. The research has show that phospate concentration in the water waste on the SSF-wetland is increase in the hydraulic retention time. For 18 days research the concentrate of BOD, COD and PO43- decrease in SSF-wetland with Typha Latifolia plants using the charchoal as media, each become 1,10 (decrease 99%), 15,70 (decrease 94%) and 6,03 (decrease 53%), mg/L. While Cyperus Alternifolius using charchoal as media, each become 1,01 (decrease 99%), 13,50 (decrease 95%) and 4,20 mg/L (decrease 67%). SSF-wetland using gravel in Typha Latifolia each become 6,19 (decrease 94%), 63,04 (decrease 76%) and 1,10 mg/L (decrease 91%). While Cyperus Alternifolius plants each becomes 4,16 (decrease 96%), 60,77 (decrease 77%) and 3,588 mg/L (decrease 72%). From the data of the plants which have the ability both in the allowance for waste phosphate on this system is the plants Typha Latifolia using media gravel with decrease phosphate concentration become 1,10 mg/L.
Kata Kunci : SSF Wetland, Fitoremediasi, Limbah Laundry, Fosfat, phytoremediation, laundry waste, phosphate