Laporkan Masalah

Urban Park and Neighbourhood Satisfaction; Assessing the Impacts of Proximity and Mixed-Use Location; A Case Study in Payakumbuh, Indonesia

FIFELLA AZIZA, DR. Ronald Wall; Prof. Ir. Bakti Setiawan, M.A., Ph.D; Monserat Budding Polo-Ballinas, M.Sc

2015 | Tesis | S2 Perencanaan Kota dan Daerah

Keterbatasan sumberdaya dan keruangan mempengaruhi kemampuan pemerintah dalam menyediakan amenities secara merata pada penduduk, sehingga menyebabkan suatu hunianada yang dekat dan ada yang jauh dengan amenities. Perbedaan tesebut dapat memunculkan ketidakpuasan dari penduduk. Tujuan utama dari penelitian ini adalah menemukan apakah kedekatan ke taman kota memiliki pengaruh terhadap kepuasan penduduk dan apakah pola pemanfaatan lahan mixed-use mempengaruhi kepuasan penduduk. Untuk memenuhi tujuan ini, maka dilakukan pola stratifikasi kedekatan antara daerah perumahan dan taman kota (dekat: 0-400 meter; kurang dekat: 401-800 meter, jauh: 801 meter-1.6 km). Sedangkan kepuasan terhadap lingkungan perumahan terhadap pola pemanfaatan lahan mixed-use akan dibedakan menjadi dua; taman kota yang berlokasi pada daerah perumahan padat penduduk, dan daerah perdagangan, dan yang kedua adalah taman kota pada daerah perumahan kurang padat dengan daerah wisata alam dan budaya. Untuk mengetahui signifikansi jarak antara perumahan dengan taman kota yang berada pada pola pemanfaatan lahan mixed-use, maka digunakan fitur lingkungan perumahan yang meliputi; fisik-lingkungan, sosial dan ekonomi. Penelitian ini dilakukan di kota payakumbuh, Indonesia. Penelitian menggunakan pendekatan quantitatif dalam menjelaskan hubungan (explanatory) antar variabelnya. Data dikumpulkan melalui survey dengan metode sampling acak bertingkat, dengan masing-masing area penelitian sebanyak 50 sampel. Dari 300 jumlah sample yang diharapkan, hanya 299 sampel yang didapatkan (99.67%). Kuesioner digunakan untuk menghubungkan persepsi penduduk terhadap tingkat kepuasan didasarkan pada lokasi perumahan, dan data yang terkumpul akan dianalisis dengan menggunakan program aplikasi statistic, Stata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jarak tidak mempengaruhi kepuasan, tapi taman kota dengan pola pemanfaatan lahan mixed-use memiliki pengaruh yang significant terhadap kepuasan warga terhadap lingkungan perumahannya. Pola pemanfaatan lahan mixed-use meningkatkan kepuasan penduduk pada lingkungan perumahan pada area yang kurang sibuk, berbanding terbalik dengan daerah sibuk yang cenderung mengurangi kepuasan warga. Penduduk yang tinggal dekat dengan taman kota mendapatkan kepuasannya melalui akses yang lebih baik pada sanitasi dan pemelihaaraan lingkungan perumahan, lampu jalan dan sistem transportasi yang lebih baik. Sedangkan penduduk yang tinggal jauh dari taman kota mendapatkan kebahagiaannya dari interaksi dengan tetangga dan kualitas lingkungan yang lebih baik. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa orang yang yang hidup lebih dekat dari taman kota mendapatkan kepuasan dari dari aspek fisik sedangkan orang tinggal jauh mendapatkan kepuasan dari aspek sosial dan lingkungan. Walaupun taman kota bukan amenities yang wajib tersedia, tapi keberadaannya mempengaruhi kepuasan penduduk terhadap lingkungan perumahan mereka, disamping itu sebagai amenities, taman kota mampu menstimulasi pembangunan pada daerah sekitar. Taman kota akan memberikan kepuasan dan kebahagiaan untuk penduduknya sepanjang taman kota tersebut mudah untuk diakses dan beroperasi dengan layak. Sebagai rekomendasi, akan lebih baik apabila pemerintah kota payakumbuh menggunakan taman kota sebagai alat pemacu pertumbuhan daerah pada daerah kurang padat, sehingga daerah tersebut akan berkembang dan meningkatkan kepuasan penduduk. Untuk penelitian kedepannya, disarankan untuk meneliti pengaruh taman kota terhadap perkembangan aksesibilitas dari kota tersebut pertahunnya.

The limited resources and space affect governments ability to provide amenities equally to citizens, there are therefore variations in availability and location of different social services among which are the urban parks. Due to the unequal distribution some residential areas are far from the parks while others closer. This research is about life satisfaction levels of residents in relation to their proximity to urban parks, and the diversity, that is, urban park location with a mixture of non-residential and residential uses. The main objective of the research is to find out whether proximity to urban parks has an effect of residents satisfaction and whether the location of urban parks in mixed-use areas affects residents satisfaction. To meet this objective, three different distance rings (closest: 0 - 400 metre, closer: 400 - 800 metre and further: 800 metre - 1.6 km) were assessed from residents responses on the evaluation of the different locations. With the satisfaction related to diversity of mixed-use location, two categories were evaluated; an urban park within a residential and commercial area, and an urban park within a residential and cultural area, to determine which of these settings brings more satisfaction. To explain the significance/ insignificance of distance between urban parks and residential areas to residents satisfaction, three neighbourhood indicators were used, these are the social, economic and physical features. The study was conducted in Payakumbuh city, in Indonesia. This was an explanatory research which used quantitative approaches for data collection. The research strategy used was survey; 300 questionnaires were distributed and a response rate of 99.67% achieved. Respondents were selected through stratified random sampling. Questions were related to residents perception of their satisfaction with the distance to urban parks from their residences, their opinion about the parks location in the different mixed-use areas, and perception about neighbourhood features related to the presence of an urban park in their residential area. All this was done taking into consideration the demographic characteristics and personal background. Data obtained was analysed with use of Stata, statistics application programs. The findings reveal that distance does not influence satisfaction, but parks location with other uses have a significant correlation to neighbourhood satisfaction. The mixed-use patterns increase satisfaction in less busy areas (cultural), but not in the busy areas (commercial). People living close to the parks achieve satisfaction through access to services, sanitation, street lighting, traffic system and better development in the neighbourhood, while those who live further obtain their satisfaction by enhancing neighbourhood interaction, and environmental quality as their neighbourhoods are less crowded and noisy. In the conclusions it is pointed out that people who live closer to urban parks find they are satisfied with physical aspects and those further find their satisfaction in social and environmental aspects. In addition, although an urban park is not a compulsory amenity in a neighbourhood, it is a growth tool, urban parks accelerate the development of an area and its surroundings. Urban Parks will bring happiness and satisfaction for citizens as long as they are accessible and operate properly. The dysfunctionalities related to urban parks not only affect the city appearance, but also reduce the level of residents satisfaction. As a recommendation, it would be better if local governments in Payakumbuh use urban parks as development tools than as amenities because it will stimulate development in those areas. Combining the parks with other residential and non-residential use in the less busy area will increase residents satisfaction with their neighbourhood. For future research, it will be interesting to conduct a study on the impact of the urban parks on the accessibility of the neighbourhoods through the years.

Kata Kunci : Urban Park, Neighbourhood Satisfaction, Proximity, Mixed-use, Neighbourhood Feature

  1. S2-2015-360347-abstract.pdf  
  2. S2-2015-360347-bibliography.pdf  
  3. S2-2015-360347-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2015-360347-title.pdf