IMPLIKASI KEKURANGAN DURASI WAKTU TIDUR TERHADAP DERAJAT KEPARAHAN TINGKAT KANTUK DAN KELELAHAN DOKTER RESIDEN DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT Dr SARDJITO
PUTU GEDE SUDIRA, dr. Indarwati Setyaningsih, Sp. S(K).; dr. Astuti, Sp.S(K).
2015 | Tesis-Spesialis | SP ILMU PENYAKIT SYARAFLatar belakang: Dokter residen dalam tahapan pendidikan klinisnya rentan mengalami kondisi kekurangan durasi waktu tidur. Kondisi ini dapat berlangsung secara akut yang menyebabkan timbulnya tingkat kantuk berlebihan, maupun terjadi secara kronis menyebabkan timbulnya kelelahan. Dampaknya tidak saja merugikan dokter residen sendiri, namun juga merugikan lingkungan, dan terutama keselamatan pasien. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat kantuk terhadap derajat kelelahan dokter residen di Rumah Sakit Umum Pusat Dr Sardjito dibandingkan faktor sosiodemografi lain pada dokter residen yang bertugas di Rumah Sakit Umum Pusat Dr Sardjito Yogyakarta tahun 2014. Metode Penelitian: Pengisian kuisioner dilakukan secara mandiri oleh dokter residen tahap dasar (semester II) dan tahap mandiri (chief) di setiap Bagian/ SMF di Rumah Sakit Umum Pusat Dr Sardjito. Derajat keparahan tingkat kantuk dinilai menggunakan instrumen The Epworth Sleepiness Scale, sedangkan derajat tingkat kelelahan dengan Fatigue Severity Scale yang telah dimodifikasi ke dalam bahasa Indonesia. Faktor sosiodemografi lainnya dinilai dengan pertanyaan terbuka dan tertutup. Hasil Penelitian: 84 dokter residen yang terdiri dari 49 residen tahap dasar (58,3%) dan 35 residen tahap mandiri (41,7%) memiliki rerata tingkat kantuk 12,17+- 4,98 dan tingkat kelelahan 36,79+-11,15, dan tergolong abnormal. Analisis multivariat yang berpengaruh terhadap tingkat kelelahan adalah status tinggal bersama keluarga (A = 0,251, p = 0,014) dan perubahan berat badan dalam 6 bulan terakhir (A = -0,220, p = 0,040). Kesimpulan: derajat tingkat kantuk tidak berpengaruh terhadap derajat tingkat kelelahan dokter residen. Variabel yang lebih berpengaruh terhadap tingginya tingkat kelelahan responden adalah variabel sosiodemografis, yaitu status tinggal bersama keluarga selama masa residensi dan peningkatan berat badan dalam 6 bulan terakhir.
Background: Resident doctors are susceptible to sleep deprivation during their education period. This condition may occur acutely that causing exessive sleepiness, or chronically wich leads to fatigue. The impact is not only detrimental to the resident doctors themselves, but also to the environment, and especially to the patients’ safety. Objective: This study aimed to determine the effect of sleepiness on the degree of fatigue among resident doctors at Dr. Sardjito General Hospital in 2014 compared to other sociodemographic factors of the respondents. Methods: Self-administered questionnaires were completed by the resident doctors at basic stage (second semester) and independent stage (chief) from each Department / SMF in Dr. Sardjito General Hospital. The severity level of sleepiness was assessed using Epworth Sleepiness Scale instrument, while the degree of fatigue was assessed by Fatigue Severity Scale which have been modified into Indonesian language. Other sociodemographic factors were assessed by open and closed-ended questions. Results: Data from 84 resident doctors, consist of 49 basic level residents (58.3%) and 35 independent level residents (41.7%)were analysed in this study. The mean of sleepiness level was 12.17 +- 4.98 and the fatigue level was 36.79+- 11,15, which were classified as abnormal. Multivariate analysis showed that factors affecting the level of fatigue among the resident doctors were staying with family (Beta = 0.251, p = 0.014) and weight changes in the last 6 months (Beta = -0.220, p = 0.040). Conclusion: Sleepiness level do not influence the fatigue level among the resident doctors. The variables that find to have more influence on the high level of fatigue among the residents are sociodemographic variables, namely the status of living with a family during the residency and weight gain in the last 6 months.
Kata Kunci : dokter residen, kekurangan durasi waktu tidur, tingkat kantuk, tingkat kelelahan, faktor sosiodemografi