REPRODUKSI KELAS SOSIAL DALAM PENDIDIKAN (Studi Terhadap Kesenjangan Sosial di SMK Negeri 1 Obaa, Mappi, Papua)

MARIANUS MUHARLI MUA, Dr. Muhammad Supraja, S.Sos., S.H., M.Si

2015 | Tesis | S2 Sosiologi

Penelitian ini membahas mengenai reproduksi kelas sosial yang terjadi di SMK Negeri 1 Obaa, Mappi, Papua. Sekolah ini merupakan sekolah milik pemerintah yang dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Mappi. Para siswa yang bersekolah di sekolah ini umumnya berasal dari masyarakat suku Mappi yang merupakan penduduk asli setempat. Para siswa tersebut memiliki latar belakang kondisi keluarga yang berbeda-beda; ada yang berasal dari golongan keluarga kelas atas, menengah dan bawah. Perbedaan-perbedaan kelas sosial tersebut berdampak pada kesenjangan di antara para siswa. Di sini menjadi menarik bagi peneliti untuk mengkaji proses reproduksi kelas sosial yang terjadi di sekolah ini. Tujuan penelitian ini untuk melihat bentuk kesenjangan sosial antar siswa di SMK Negeri 1 Obaa, Mappi, Papua. Selain itu, melihat strategi yang digunakan oleh para siswa dalam mereproduksi kelas sosial di sekolah tersebut. Dalam penelitian ini mengkaji pula dampak dominasi kekuasaan simbolik yang terdapat di sekolah ini. Dalam melihat fenomena tersebut, saya menggunakan metode penelitian kualitatif. Data yang diperoleh tersebut ditelaah dengan menggunakan konsep reproduksi sosial Pierre Bourdieu. Selain itu pula, peneliti mengkombinasikan konsep Bourdieu dengan konsep pendidikan dalam perspektif pendidikan kritis untuk menganalisa dampak dominasi kelas dominan di mana kelas sosial bawah menjadi korban yang tereliminasi di sekolah. Dalam kajian ini diperoleh bahwa SMK Negeri 1 Obaa yang terletak di Mappi, Papua ternyata melakukan dua peran yakni peran produksi dan reproduksi kelas sosial. Reproduksi kelas sosial terjadi karena adanya habitus, budaya, selera dan pola pikir kelas baik oleh sekolah maupun siswa sendiri. Melalui peraturan-peraturan dan kedisplinan yang diterapkan oleh sekolah telah membentuk habitus para siswa dan interaksi antar siswa menjadi sarana hegemoni siswa agar mengikuti habitus, selera, budaya dan pola pikir kelas sosial atas. Bagi kelas sosial bawah hal tersebut merupakan produksi yang nantinya akan menaikkan status sosialnya sedangkan bagi kelas atas hal tersebut merupakan reproduksi ulang atas kelas dan dominasinya. Dampak dari dominasi kekuasaan simbolik yang terjadi di sekolah ini menjadikan kelas bawah yang tidak memiliki modal harus tereliminasi. Reproduksi kelas sosial tersebut sejatinya merupakan produk sejarah yang terjadi dalam masyarakat. Dalam konteks pendidikan kritis, praktek pendidikan di SMK Negeri 1 Obaa, Mappi belum mampu menerjemahkan kurikulum yang berbasis budaya lokal sehingga membuat anak-anak Mappi yang berasal dari kelas sosial bawah yang hidupnya dekat dengan alam merasa asing dengan dunia sekolah. Sebagai pendidikan alternatif, mereka menginginkan adanya pendidikan berpola Qaindauw yakni sebuah model pendidikan yang mengacu pada model pengajaran kepala suku Mappi terhadap anak-anaknya dalam rumah adat (Qaindauw). Dalam pendidikan berpola Qaindauw, anak-anak diberikan kebebasan dalam mengungkapkan pendapat, ide atau gagasan serta diajarkan pula tentang hal-hal yang praktis namun terampil.

This study discusses about the reproduction of social classes that take place in SMK Negeri 1 Obaa, Mappi, Papua. This school is the government-owned schools managed by the Government ofMappi. The students who attend this school are generally derived from Mappi tribal society which is the local indigenous people. The students have different background in family circumstances there is derived from the class of upper, middle and low classes. The Social class difference have an impact on the gap among the students. It becomes interesting for researchers to study the process of reproduction of social classes that happening in this school. The purpose of this study was to look at the forms of social inequality among students at SMK Negeri 1 Obaa, Mappi, Papua. In addition, also to see the strategies used by the students in reproducing social classes at the school. In this study also examines the impact of symbolic domination contained in this school. For looking this phenomenon, I used qualitative research methods. The data tha I have obtained are analyzed using Pierre Bourdieu's concept of social reproduction. Besides that, the researchers combined the concept of Bourdieu with the concept of education in educational perspective critical to analyze the impact of the domination of the dominant class in which the lower social classes, the victim who were eliminated in the school. In this study found that SMK 1 Obaa located in Mappi, Papua turns performing two roles namely the role of production and reproduction of social classes. Reproduction occurs because of social class habitus, culture, taste and mindset of both classes by the school and the students themselves. Through regulations and discipline imposed by the school has established habitus students and interaction among students as a means of hegemony students to follow habitus, tastes, culture and mindset of the social upper class. For the lower social classes it is a production that will raise the social status while the upper class it is a top-class reproduction and dominance. The impact of symbolic domination that occurred in this school makes the lower class who do not have the capital will be eliminated. Reproduction of social class is actually a product of history that occurred in the community. In the context of critical education, education practice at SMK Negeri 1 Obaa, Mappi not been able to translate the curriculum based on local culture so as to make children Mappi coming from the lower social classes who live close to nature feel foreign to the world of school. As an alternative education, they want the education patterned Qaindauw namely an educational model that refers to the teaching model chieftain Mappi against children in traditional house (Qaindauw). In Qaindauw patterned education, children are given the freedom to express opinions, ideas or ideas and are also taught about the things that are practical but also skilled.

Kata Kunci : Sekolah, Kesenjangan, Reproduksi, Kelas Sosial, Strategi, Kuasa Simbolik, Pendidikan Kritis, Pendidikan Alternatif