AKHIR DARI PERSEKUTUAN; ANEKSASI BUTON DALAM PAX NEERLANDICA (1905-1918)

HAERUDDIN, S.PD, Prof. Dr. Djoko Suryo

2015 | Tesis | S2 Ilmu Sejarah

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji prosesi penghapusan Kesultanan Buton oleh pemerintah kolonial Belanda. Pengambilan topik ini didorong oleh kurangnya kajian historis yang memaparkan tentang aneksasi Belanda terhadap Kesultanan Buton. Penelitian ini, mulai dari fase pelacakan sumber hingga tahap penulisan akhir, menggunakan metodesejarah untuk menjawab persoalan pokok dalam penelitian. Sumber yang digunakan terdiri dari sumber primer, arsip, dan sumber sekunder, artikel, buku, majalah,jurnal, dan lain-lain, yang diperoleh dari Arsip Nasional, perpustakaan yang ada di Jakarta, Bau Bau dan Yogyakarta. Beberapa temuan pokok penelitian ini, adalah; Pertama, agresifitas pemerintah kolonial terhadap perdagangan di Nusantara telah memicu perang Bone I, II dan III. Kedua, perang Bone II dan III menjadi penyebab langsung terjadinya intervensi kolonial terhadap kesultanan Buton. Ketiga, penghapusan kesultanan Buton di dahului dengan penandatangan Korte Verklaring oleh Sultan La Ode Ali. Keempat, setelah menguasai Buton pemerintah kolonial menempatkan gezaghebber sebagai pelaksana pemerintahan dan menghapus hakhak primordial kesultanan Buton, penghapusan ini menjadi akhir kekuasaan Sultan dalam konteks kepala pemerintahan dari suatu negara merdeka.

This research was intended to study process of elimination of Sultanate of Buton by Dutch colonial government. The research took the topic because there was less historical study explaining Dutch annexation over Sultanate of Buton. This research starting from source tracking to late writing step used historical method to answer main problems in the research. The source used in this research consist of primary source comprising of archives and secondary source comprising of articles, books, magazine, journal and others obtained from National Archive and libraries in Jakarta, Bau Bau and Yogyakarta. There are some main findings. First, aggressiveness of Dutch colonial government on trade in Nusantara has led to Bone War I, II and III. Second, Bone War II and III caused directly colonial intervention over Buton Sultanate. Third, elimination of Sultanate of Buton was preceded by signing Korte Verklaring by Sultan La Ode Ali. Fourth, after controlling Buton, colonial government placed gezaghebber as acting government and eliminated primordial rights of Buton sultanate. The elimination was end of Sultans control in context of head of government of an independent country.

Kata Kunci : Persekutuan, aneksasi Buton dan pax Neerlandica