Laporkan Masalah

PENGARUH BERAT BADAN JENAZAH TERHADAP KECEPATAN MENETAP KAKU MAYAT (RIGOR MORTIS) (DITINJAU PADA KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS YANG DITANGANI DI RSUP DR. SARDJITO TAHUN 2010-2014)

FARHANDIKA MURSYID, dr. I.B.Gd. Surya Putra Pidada, Sp.F; dr. Martiana Suciningtyas Tri Artanti, Sp.F

2015 | Skripsi | S1 PENDIDIKAN DOKTER

Latar Belakang: Dalam proses penyidikan, terutama kecelakaan lalu lintas, peran dokter sangat penting, karena dibutuhkan data medis. Salah sautnya adalah tentang perubahan fisiologis pada jenazah, untuk memperkirakan waktu kematian pada jenazah tersebut. Salah satu perubahan yang dilihat adalah kaku mayat (rigor mortis), yang bisa berubah-ubah karena beberapa faktor, salah satunya adalah berat badan. Hal ini membuat pentingnya dilakukan untuk mengetahui pengaruh berat badan terhadap kecepatan menetap dari kaku mayat tersebut. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara berat badan gemuk dan kurus dengan kecepatan menetapnya kaku mayat (rigor mortis). Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik observational dengan metode cross-sectional dengan subjek data jenazah korban kecelakaan lalu lintas yang didata di Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Dr. Sardjito tahun 2010-2014. Dilaksanakan pada bulan Juli-September 2015 dan bertempat di Instalasi Kedokteran Forensik dengan menggunakan checklist khusus dan rekam medis. Checklist data tersebut berupa tabel dengan rincian interval meninggal dan pemeriksaan awal, umur, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan, indeks massa tubuh, status (gemuk, normal, dan kurus), kondisi kaku mayat (lokasi kaku sukar dan kaku mudah), serta hasilnya (cepat/lambat), dan keterangan. Setelah itu, akan dilakukan analisis data untuk melihat hubungan dari berat badan dan kecepatan menetapnya kaku mayat tersebut. Data akan ditampilkan dalam bentuk tabel 2x2, dan akan diolah dengan metode chi-square. Hasil: Dari 182 kasus kecelakaan lalu lintas, ditemukan 123 (67.6%) dengan profil kaku mayat yang cepat menetap, dan 59 (32.4%) yang lambat menetap. Dengan mengambil kaku mayat yang cepat menetap, didapatkan bahwa proporsi untuk berat badan Normal paling tinggi ketimbang ketiga kelompok lainnya, yaitu 70,2%, dibandingkan dengan yang Gemuk (64,1%) dan Kurus (64,7%). Meski secara proporsi ada pengaruh, hasil uji statistik tidak menunjukkan adanya hubungan yang bermakna. Kesimpulan: Secara proporsi, ditemukan adanya pengaruh antara berat badan terhadap kecepatan menetapnya kaku mayat, namun hasil statistik tidak menunjukkan adanya pengaruh yang bermakna.

Background: During investigation process, especially in traffic accident cases, doctors have very imortant roles, due to needs of medical data. One of them is to observe the postmortem physiological changes of the victim. It is used to estimate the time of death. One of the observed changes is rigor mortis. The onset of rigor mortis can change due to several factors. It also involves body weight of the vicitim. There are several journals that gives different opinions about the influence of body weight in rigor mortis. Aim of study: The aim of this study is to know the influence of body weight (overweight and underweight) to the settling speed of rigor mortis. Method: The study uses analytic-observational design with cross-sectional method. The subject of this study is from Visum Et Repertum of Forensic Medicine Department in RSUP Dr. Sardjito that contains traffic accident cases occurred in the year 2010-2014. This study is conducted from July-September 2015 in Forensic Medicine Department of RSUP Dr. Sardjito with the use of special checklist and medical record. The checklist itself is a table that contains data of interval of death until initial examination, age, gendar, body weight, body mass index, nutritional status (overweight, normal, underweight), rigor mortis condition (location of movable and immovable rigor), rigor mortis status (fast/delayed), and notes. Result: From 182 traffic accident cases, there are 123 (67,6%) cases with fast onset of rigor mortis, and 59 (32,4%) with delayed onset. By taking the case of rigor mortis with the fast shuttling onset, it is seen that the proportion for Normal weight group (70,2 %) is higher than both Underweight (64,7 %) and Overweight (64,1 %) group. Despite of the effect in terms of proportion, the statistical test shows no significance between body weight and shuttling speed of rigor mortis. Conclusion: There is an effect between body weight and shuttling speed of rigor mortis, but the statistical test shows no significance between those two variables.

Kata Kunci : Forensik, rigor mortis, kaku mayat, berat badan, indeks massa tubuh, visum et repertum, kecelakaan lalu lintas