Laporkan Masalah

Pemetaan Sebaran Habitat Lutung Jawa (Trachypithecus auratus) Di Taman Nasional Gunung Merapi Dengan Sistem Informasi Geografis

PRADITO MUSHANDONO, Dr. Senawi SNHB, M.P.;drh.Subeno, M.Sc.

2015 | Skripsi | S1 KEHUTANAN

Habitat merupakan kondisi yang ada pada suatu area yang menyebabkan suatu organisme tertentu bertahan hidup dan bereproduksi. Pengelolaan habitat satwa liar membutuhkan informasi detail tentang sebaran dan kelimpahan satwa untuk memahami kebutuhan ekologi yang biasanya digunakan untuk menyusun arahan pengelolaan Lutung Jawa di Taman Nasional Gunung Merapi. Oleh karena itu dibutuhkan analisis spasial untuk menduga luasan potensi habitat Lutung Jawa serta mengetahui variabel habitat yang penting bagi kehidupan Lutung Jawa di Taman Nasional Gunung Merapi. Penelitian ini bertujuan untuk dapat merumuskan karakter fisik dan biotik habitat Lutung Jawa, menemukan lokasi-lokasi perjumpaan Lutung Jawa, dan membuat peta persebaran habitat Lutung Jawa di Taman Nasional Gunung Merapi menggunakan metode matching dan overlay pada saat mengolah data, dan menggunakan metode Concentration Count pada saat pengamatan di lapangan. Hasil penelitian menunjukkan ada 5 variabel penting yaitu ketinggian, kelerengan, kerapatan pohon, daerah sumber air, dan faktor gangguan manusia maupun satwa lainnya. Lokasi yang memiliki 5 variabel tersebut ternyata ada pada 6 titik pengamatan di Taman Nasional Gunung Merapi. Lokasi-lokasi tersebut berada di Resort Musuk-Cepogo dengan nama daerah yang berbeda-beda seperti Gir Tengah, Kopen, Gembyang, Plerenan, Ngagrong, dan Kledok. Resort ini terletak di sebelah timur dari Taman Nasional. Karakteristik Habitat Lutung Jawa pada lokasi pengamatan antara lain : berada di ketinggian antara 1572-1711 mdpl; memiliki kelerengan antara -33derajat hingga -45derajat; dengan jumlah pohon per hektar sekitar 150 pohon-450 pohon, berada pada jarak dengan sungai antara 10-155 m dan jarak dengan jalan antara 534-1.023 m

Habitat is a condition which exists on an area that causes an organism to survive and reproduce. Wildlife habitat management requires detailed information about the distribution and abundance of animals to understand the ecology conditions and to draw up the directives included in the management of the National Park of Mount Merapi. Therefore the spatial analysis is required for the suspect area of potential habitat for the Javanese Langurs is knowing the variable habitats that are important to the life of a Javanese Langurs in the National Park of Mount Merapi. This research aims to formulate a character's physical and biotic of Javanese Langurs habitat, find locations, and Javanese Langurs encounter make a map of the spread of Javanese Langurs habitats in the National Park of Mount Merapi using overlay and matching method at the time process data, and using the Concentration Count method at observation in the field. The results showed, there are 5 important variables i.e. elevation, slope, tree density, water sources, and human disturbance or the animals competition. The area which has 5 variables can be found at Musuk-Cepogo Resorts. There are 6 locations in those resort which Javanese Langurs can be found like Gir Tengah, Kopen, Gembyang, Plerenan, Ngagrong, and Kledok. This resort is located in the East of the National Park. The characteristics of the Habitats of Javanese Langurs on site observations such as: altitude between 1572-1711 mdpl; have a slope between -35derajat to -45derajat; with the number of trees per hectare of trees about 150-450 trees, approximately by the river between 10-155 m and the distance by road between 534-1,023 m.

Kata Kunci : Pemetaan, Distribusi, Habitat, Lutung Jawa, Taman Nasional Gunung Merapi, GIS