Karakteristik Mineralisasi Bijih Pada Endapan Epitermal Sulfidasi Rendah Di Daerah Lamunga, Kecamatan Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat, NTB
SEBASTIAN ADI PERBOWO, Dr. Arifudin Idrus, S.T., M.T.
2015 | Skripsi | S1 TEKNIK GEOLOGIPenelitian dilakukan di daerah Lamunga, Kecamatan Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi geologi yang mengontrol alterasi hidrotermal dan mineralisasi di daerah Lamunga, mengetahui karakteristik tekstur urat, mineralisasi bijih dan alterasi pada endapan epitermal sulfidasi rendah di daerah Lamunga dan menginterpretasi genesa pembentukan alterasi hidrotermal dan mineralisasi bijih pada daerah penelitian.Pada penelitian ini dilakukan pemetaan geologi untuk mengetahui morfologi, litologi, dan struktur geologi di lapangan dan dapat dilakukan pengukuran struktur geologi yang berguna untuk menginterpretasi arah sebaran urat epitermal di lapangan. Untuk mengetahui karakteristik endapan bijih pada sistem endapan epitermal sulfidasi rendah dilakukan beberapa pengamatan dan analisis pada sampel, yaitu pengamatan sampel secara makroskopis pada sampel setangan, analisis sampel secara mikroskopis pada sayatan tipis, analisis sayatan poles dan analisis XRD.Hasil dari pengamatan sampel diinterpretasikan bersama dengan data yang di dapat di lapangan dan dari pemetaan geologi yang dilakukan. Faktor geologi yang mengontrol alterasi adalah struktur geologi yang membentuk rekahan pada batuan sehingga menjadi jalan bagi naiknya fluida hidrotermal ke permukaan dan litologi yang mengontrol penyebaran alterasi pada daerah penelitian. Kemudian terdapat 3 jenis alterasi yang berkembang pada daerah penelitian yaitu alterasi propilitik yang dicirikan oleh kehadiran mineral klorit dan serisit dengan kehadiran mineral bijih berupa pirit dan kalkopirit, kemudian alterasi argilik yang dicirikan oleh kehadiran mineral lempung yang dominan seperti illit, kaolinit dan smektit dengan kehadiran mineral bijih seperti emas, pirit dan kalkopirit, dan terakhir adalah silisifikasi yang dicirikan oleh kehadiran kuarsa sekunder yang dominan dengan mineral bijih seperti emas, pirit, kalkopirit, sfalerit dan galena.Satuan litologi yang terbentuk paling awal adalah satuan andesit kemudian secara selaras di atasnya terendapkan satuan breksi andesitik. Kedua satuan ini mengalami gaya kompresi dan juga ekstensi yang kemudian membentuk struktur geologi yaitu sesar turun normal dan sesar geser dekstral. Struktur - struktur ini membentuk rekahan pada kedua satuan tersebut dan menjadi jalan bagi fluida hidrotermal untuk naik ke permukaan dan membentuk alterasi pada batuan induk yang dilaluinya. Kemudian pada rekahan rekahan tersebut juga terbentuk mineralisasi dari mineral - mineral bijih dengan proses pengendapan open space filling.
The study was conducted in Lamunga, Sub Taliwang, West Sumbawa, West Nusa Tenggara. This study aims to determine the geological conditions that control of hydrothermal alteration and mineralization in the area of Lamunga, knowing the characteristics of texture veins, ore mineralization and alteration at a low sulfidation epithermal in the area Lamunga and interpret the genesis formation of hydrothermal alteration and mineralization of ore in the research area. In this study conducted geological mapping to determine the morphology, lithology, and geological structures in the field and can be measured geological structure which is useful for interpreting the direction of distribution of epithermal veins in the field. To determine the characteristics of the ore deposits at a epithermal low sulfidation system made some observations and analysis of the samples, the macroscopic observation of the sample in the hand specimen, analysis of microscopic samples in thinly slice, polished slice analysis and XRD analysis. Results of the sample observations are interpreted together with the data from the field and from the geological mapping. Geological factors which control the alteration are geological structure that formed cracks in the rock so that it becomes the way for the hydrothermal fluids rising to the surface and lithologic control the spread of alteration in the research area. Then there are 3 types of alteration are developed in the area of research that alteration propylitic which is characterized by the presence of mineral chlorite and sericite with the presence of ore minerals such as pyrite and chalcopyrite, then argillic alteration characterized by the presence of clay minerals are dominant such as illite, kaolinite and smectite with the presence of mineral ores such as gold, pyrite and chalcopyrite, and the last is silicified alteration characterized by the presence of secondary quartz are dominant with the presence of mineral ores such as gold, pyrite, chalcopyrite, sphalerite and galena. Lithologic unit formed earliest is andesite then aligned thereon deposited andesitic breccia unit. Both of the lithological unit is subjected to forces of compression and extension which then form the geological structure, fault down to normal and dextral shear fault. This structures forming fractures on both unit and become the way for hydrothermal fluids to rise to the surface and form alteration in the host rock in its path. Then in the fracture cracks also formed mineralization of minerals ore deposition by open space filling process.
Kata Kunci : Epitermal Sulfidasi Rendah, Alterasi , Taliwang, NTB, Tekstur Struktur Urat, Mineral Bijih
