Laporkan Masalah

PENDEKATAN KOMPREHENSIF KEBIJAKAN, IMPLEMENTASI PROGRAM PENGENDALIAN DAN PERAN SERTA MASYARAKAT MENUJU ELIMINASI MALARIA DI KOTA SABANG PROVINSI ACEH DAN KABUPATEN JEMBRANA PROVINSI BALI

RITA KUSRIASTUTI, Prof. dr. Hari Kusnanto, SU, Dr.PH / Prof. dr. Iwan Dwiprahasto, M.Med.Sc., Ph.D, / dr. Tri Baskoro T. Satoto, M.Sc., Ph.D

2015 | Disertasi | S3 Ilmu Kedokteran

Latar Belakang: Eliminasi malaria telah menjadi program nasional dan dilaksanakan secara bertahap dimulai pada dari tahun 2010 hingga tahun 2030 yang akan dilakukan per pulau. Sejalan dengan kesepakatan global dalam World Health Assembly (WHA) ke 60 tahun 2007, Indonesia mencanangkan eliminasi malaria di Indonesia di tahun 2008. Agar Indonesia bisa mencapai eliminasi malaria, maka setiap provinsi dan Kabupaten/Kota harus mencapai tiga indikator eliminasi malaria yaitu: 1) Annual Parasite Incidence (API) dibawah 1 per 1000 penduduk ; 2) Tidak ada lagi kasus indigenous; 3) Adanya kegiatan surveilans yang baik.. Untuk memudahkan para pemangku kebijakan, para pelaksana program dan semua instansi terkait mendukung tercapainya eliminasi malaria maka perlu dibuat suatu model eliminasi malaria yang komprehensif yang terdiri dari tiga komponen yaitu dukungan kebijakan, implementasi program pengendalian malaria dan peran serta masyarakat. Tujuan penelitian: adalah mengkaji hubungan pendekatan komprehensif dalam pengendalian malaria dengan eliminasi malaria di Indonesia dengan daerah pengamatan di pulau Sabang provinsi Aceh dan Kabupaten Jembrana provinsi Bali. Metode Penelitian: Desain penelitian ini menggunakan metode studi multi kasus dengan pengumpulan data secara kuantitatif dan kualitatif. Dilakukan pengamatan lingkungan langsung di lokasi dimana ditemukan penderita malaria. Hasil Penelitian: Dikedua wilayah penelitian ditemukan adanya dukungan kebijakan berupa komitmen pemimpin wilayah, surat keputusan gubernur dan dukungan pendanaan dari APBD provinsi dan Kabupaten/Kota, adanya program pengendalian malaria dengan memanfaatkan teknologi tepat guna Rapid Diagnostic Test (RDT), Artesunate Combination Therapy (ACT) dan Long Lasting Insecticidal Nett (LLIN) dan kegiatan surveilans berbasis masyarakat melalui peran kader malaria desa (di Sabang dinamakan Juru Malaria Lingkungan; di Jembrana dinamakan Juru Malaria Desa). Luarannya adalah API di Kota Sabang turun dari tahun 2005 ke tahun 2011 dari 27.1 menjadi 0.08/ 1000 penduduk, (penurunan sebesar 46,25 kali atau 97.8%). Demikian pula halnya di Kabupaten Jembrana, API turun dari tahun 2008 ke tahun 2011 dari 0.94 menjadi 0.05/ 1000 penduduk (penurunan sebesar 18.8 kali atau 95%). Tidak lagi ditemukan kasus indigenous dan adanya kegiatan surveilans yang baik terutama surveilans migrasi yang dilaksanakan oleh kader malaria desa. Kesimpulan: Pendekatan komprehensif menuju eliminasi malaria telah diterapkan di kedua wilayah penelitian Kota Sabang dan Kabupaten Jembrana dan kedua wilayah ini telah memasuki tahap eliminasi. Model pendekatan komprehensif dalam menuju eliminasi malaria dapat diterapkan dan direplikasi di semua daerah malaria di Indonesia.

Background: Malaria elimination has been adopted as a national programme and implemented in phases since 2010, and planned to eliminate in 2030 on island-base. This programme is in line with the global agreement recommended during the World Health Assembly the 60th in 2007, Indonesia then launched malaria elimination in 2008. To be able to reach the goal of malaria elimination, all provinces and districts/cities need to achieve the three indicators that is: 1). Annual Parasite Incidence (API) below 1 per 1000 population 2). No more indigenous cases 3). Well-functioning surveillance activities.To enable the policy makers, programme implementors and all related institutions to reach the malaria elimination goal, there is a need of a comprehensive approach, consisting of policy support, implementation of malaria control program and community participation. Objective: is to assess the comprehensive approach on malaria control to reach malaria elimination, with study site in Sabang island, Aceh province and Jembrana district, Bali province. Methode: The methodology used in this study is a multi case study with quantitative and qualitative collection of the data combined with direct environmental observation in the location of malaria patient. Result : In the two study sites, Sabang city in Aceh province and Jembrana District in Bali province found that there are policy support by commitment from the local leader, adopting a malaria elimination policy with funding support from provincial and district/ city local budget; implemented malaria control programme by using the appropriate techonology such as RDT, ACT and LLIN and community surveillance activity are in place which resulted in decrease of API Sabang city in 2005 to 2011 from 27.1 to 0.08 /1000 population ( reducing by 46.25 times or 97.8% ); Same result in Jembrana district, from 2008 to 2011 API decrease from 0.94 to 0.05/1000 population (reducing by 18.8 times or 95%); no indigenous case were found and there are migration surveillance conducted by village malaria volunteers at community level. Conclusion: This comprehensive approach in reaching malaria elimination was implemented in the two study areas Sabang city and Jembrana district and the two areas already been in the malaria elimination phase. This mode of comprehensive approach toward malaria elimination could be implemented and replicated in all malaria regions in Indonesia

Kata Kunci : Eliminasi malaria, pendekatan komprehensif (kebijakan, implementasi program pengendalian malaria- RDT, ACT & LLIN dan partisipasi masyarakat - Kader Malaria Desa ; Malaria elimination, comprehensive approach (policies, implementation of malaria contro

  1. S3-2015-302529-abstract.pdf  
  2. S3-2015-302529-bibliography.pdf  
  3. S3-2015-302529-tableofcontent.pdf  
  4. S3-2015-302529-title.pdf