Laporkan Masalah

Kerangka Agen Bergerak Menggunakan Pendekatan Berorientasi Aspek

MAMAN SOMANTRI, Ir. Lukito Edi Nugroho, Ph.D. ; Widyawan, S.T., M.Sc., Ph.D.; Dr. Ahmad Ashari, M.Kom.

2015 | Disertasi | S3 Ilmu Teknik Elektro

Sistem agen bergerak memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan sistem klien server, atau sistem terdistribusi. Di sisi lain, sistem perangkat lunak agen bergerak merupakan sebuah sistem yang kompleks. Pengembangan perangkat lunak agen bergerak sejauh ini lebih banyak menggunakan metode, teknik dan pendekat- an berorientasi objek. Pada kenyataannya, pendekatan berorientasi objek memiliki masalah bawaan yang mendasar yaitu modularisasi yang tidak bersih. Permasa- lahan modularisasi yang tidak bersih ini diakibatkan oleh adanya potongan kode atau unit program (perhatian) yang menyebar dan saling terikat. Masalah ini disebut perhatian yang beririsan (crosscutting concern). Pengulangan pemanggilan itulah yang membuat modularisasi program menjadi tidak bersih. Pengembangan perangkat lunak agen bergerak yang menggunakan pendekatan berorientasi objek mewarisi masalah tersebut. Selain masalah tersebut, karakteristik agen pun menjadi sebuah masalah ketika didekati menggunakan pendekatan berorientasi objek. Sifat agen yang mandiri sementara entitas objek yang statis membawa ke sebuah kondisi anomali ketika pendekatan objek ini dipaksakan untuk membangun perangkat lunak agen. Selain itu, kompleksitas sistem agen bergerak yang dikembangkan de- ngan pendekatan berorientasi objek mengakibatkan pada sisi perangkat lunak sulit untuk dikembangkan, sulit untuk diguna ulang, dan sulit untuk dipelihara. Pendekatan berorientasi aspek menawarkan sebuah solusi yang memperbaiki masalah modularisasi dalam pendekatan berorientasi objek. Dalam penelitian ini pendekatan berorientasi aspek digunakan untuk mengembangkan perangkat lunak agen bergerak. Pengembangan dari mulai aras arsitektur sampai aras implementasi bisa menjadi solusi yang komprehensif dalam pengembangan perangkat lunak agen. Pengembangan dilakukan dengan mengidentifikasi karakteristik (perhatian) sistem agen bergerak, kemudian merancang arsitekturnya. Pada tahapan perancangan dan implementasi perhatian-perhatian disesuaikan dengan pendekatan berorientasi aspek yang hanya memiliki dua perhatian, yaitu: perhatian utama dan perhatian yang beririsan. Sebuah arsitektur kerangka agen diusulkan untuk menunjang paradigma agen berorientasi aspek. Arsitektur yang diusulkan mengadopsi sebuah komposisi yang fleksibel dengan menekankan pada karakteristik mobilitas yang menjadi dasar dalam sistem agen bergerak. Dalam arsitektur tersebut, sebuah sistem agen disusun dengan 3 kelompok perhatian yaitu: perhatian mobilitas, perhatian keagenan, dan perhatian layanan dasar. Tiga kelompok ini digunakan untuk menterjemahkan semua karakteristik yang menempel pada sistem agen. Pada aras desain, dengan menggunakan pendekatan aspek maka hanya ada dua perhatian yaitu perhatian yang beririsan dan perhatian utama. Sehingga dari aras arsitektur ke aras desain diperlukan sebuah transformasi. Transformasi itu merubah dari tiga perhatian (pada aras arsitektur) menjadi dua perhatian (pada aras desain). Hasil pengujian empiris mengelompokkan perhatian mobilitas menjadi perhatian yang beririsan, perhatian keagenan menjadi perhatian utama, dan perhatian-perhatian layanan dasar ada yang tergolong ke perhatian yang beririsan dan ada pula yang tergolong ke perhatian utama. Pengembangan kerangka agen bergerak digunakan untuk membuktikan arsitektur yang dirancang. Hasil pengujian menunjukkan implementasi dari arsitektur yang diusulkan memiliki nilai-nilai kopling, kohesi, size, dan pemisahan perhatian yang menunjukkan bahwa implementasi kerangka dari arsitektur yang diusulkan bisa lebih sederhana, mampu diguna ulang (reusability), mudah dipelihara (maintainability) dan memiliki modularisasi yang bersih.

Mobile agent system has several advantages over client system server or distributed system . On the other hand, mobile agent software system is a complex system. So far, development of software agent is more use of methods, techniques and object- oriented (OO) approach. In fact, OO approach has a fundamental problem. The problems are OO has no clean modularization. It is caused by scattering and tangling code. It is called crosscutting concern (CCC). The development of software agent using OO approach inherited CCC. In addition to these problems, the cha- racteristics of the agent becomes a problem when approached using OO approach. There is an anomaly condition when OO approach forced to build a software agent. On the software side, the complexity of the mobile agent system that was developed by OO approach is difficult to be developed, to reuse, and to maintain. Aspect-oriented (AO) approach offers a solution that fixes the problem modularization in the object-oriented approach. In this research, aspect-oriented appro- ach used to develop software agents. Development that starts from architecture to implementation level can be a comprehensive solution in the development of software agents. Development is conducted by identifying mobile agent concerns, then designing the architecture. At design and implementation levels, the concerns customized with aspect-oriented approach which only has two concern, namely: main concern and crosscutting concerns. An agent framework architecture is proposed to support AO agent paradigm. The proposed architecture adopts a flexible composition with emphasis on mobility characteristics in mobile agent system. In the architecture level, an agent system composed by three groups of concern, namely: mobility concerns, agenthood con- cerns, and basic functionality concerns. These three groups are used to acomodate all of the characteristics that attach to the agent system. At the design level, AO approach only have two concerns, namely: main concerns and crosscutting concerns. So it requires a transformation to change three concerns (in architecture level) into two concerns (in design level). The result transformed mobility concerns and some concerns of basic functionality into crosscutting concerns. Another results also transformed agenhood concerns and some concerns of basic functionality into main concerns (in design level). Development mobile agent framework was implemented. It used to prove ar- chitecture that was designed. The testing results demonstrate the implementation of the proposed architecture has the values of coupling, cohesion, size, and separation of concerns which shows that the implementation of the architecture of the propo- sed framework could be simpler, able to reuse, easy to maintain, and has a clean modularization.

Kata Kunci : Agen Bergerak, Pemrograman Berorientasi Aspek, Pemrograman Berorientasi Objek, Perangkat Lunak Agen

  1. S3-2015-260063-abstract.pdf  
  2. S3-2015-260063-bibliography.pdf  
  3. S3-2015-260063-tableofcontent.pdf  
  4. S3-2015-260063-title.pdf