Laporkan Masalah

Hubungan Laju Jantung Pemulihan Menit Pertama Setelah Uji Latih Treadmill Dengan Kompleksitas Lesi Koroner Yang Dinilai Dengan Skor Syntax Pada Pasien Angina Pektoris Stabil

JULIA SARI, dr. Irsad Andiarso, Sp.PD, MSc, Sp.JP(K), Nahar Taufiq, Sp.JP(K)

2015 | Tesis-Spesialis | SP KARDIOLOGI DAN KEDOKTERAN VASKULAR

Latar belakang: Laju jantung pemulihan menit pertama (LJP) yang abnormal setelah uji latih treadmill (ULT) telah terbukti berperan sebagai prediktor mortalitas dan prediktor lesi koroner pada pasien angina pektoris stabil. Namun dalam praktek klinis sehari-hari, LJP setelah ULT belum dimasukkan sebagai salah satu skor risiko atau faktor prognosis yang dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan manajemen pasien angina pektoris stabil yang dilakukan ULT. Strategi optimal dalam revaskularisasi menjadi bahan pertimbangan penting dalam manajemen pasien penyakit jantung koroner (PJK). Skor Syntax merupakan suatu alat penilaian yang membantu pengambilan keputusan manajemen pasien PJK, terutama untuk menentukan pilihan tindakan berdasarkan anatomi koroner. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara LJP menit pertama setelah ULT dengan kompleksitas lesi koroner yang dinilai dengan Skor Syntax. Metode: Uji observasional analitik dengan menggunakan desain potong lintang digunakan untuk mengetahui hubungan antara LJP menit pertama setelah ULT dengan Skor Syntax. Sebanyak 76 subyek (70% laki-laki dan 30% perempuan) dengan hasil ULT positif yang dilakukan angiografi koroner dilakukan analisis dalam penelitian ini. Laju jantung pemulihan adalah selisih antara laju jantung pada puncak uji latih dengan laju jantung pada menit pertama sebelum ULT dihentikan. Laju jantung pemulihan dikatakan abnormal bila < 12 kali/menit. Skor Syntax tinggi bila didapatkan hasil kalkulasi >= 23 tanpa keterlibatan cabang utama atau >= 33 dengan keterlibatan cabang utama. Dilakukan uji korelasi untuk melihat hubungan antara LJP menit pertama dengan Skor Syntax. Uji Chi-Square dilakukan untuk membandingkan kategori subyek. Dilakukan analisis multivariat dengan logistik regresi untuk analisis faktor perancu. Hasil: Terdapat 30 (39.5%) subyek dengan Skor Syntax tinggi, dan diantaranya terdapat 19 (63.3%) subyek dengan LJP yang abnormal. Terdapat korelasi negatif yang signifikan antara LJP dengan Skor Syntax dengan kekuatan korelasi yang lemah (r = -0.349, p = 0.02). Dari hasil analisis multivariat ditemukan bahwa LJP yang abnormal tidak berhubungan secara independen dengan Skor Syntax (OR=3.762, 95% IK 0.989-7.931, p= 0.052). Kesimpulan: Pasien angina pektoris stabil dengan LJP menit pertama yang abnormal setelah ULT memiliki risiko kejadian Skor Syntax tinggi yang lebih tinggi (>1) dibanding pasien angina pektoris stabil dengan LJP menit pertama yang normal.

Background: Abnormal first minutes heart rate recovery (HRR) after exercise treadmill test (ETT) has proven to be a predictor of mortality and the presence of coronary artery disease (CAD) in stable angina pectoris patient. However, in daily practices HRR has not been routinely done as a part of risk score or prognostic factor for determining further investigation with coronary angiography. Optimal revascularization strategy is important consideration in management patient with CAD. Syntax Score is an angiographic tool for grading the complexity of CAD to represent a bigger therapetic challenge. The aim of this study was to evaluate the correlation between first minutes heart rate recovery after exercise with severity of CAD by using Syntax Score. Method: This retrospective cross-sectional study included 76 subject (70% men and 30% women) who had an ischemic response during ETT and underwent selective coronary angiography. Heart rate recovery was defined as the decrease in heart rate from peak exercise to one minute after exercise ceased. Heart rate recovery less than twelve beats per minutes was defined as abnormal value. High Syntax Score is defined when the value >= 23 without LM disease or >= 33 with LM disease. Correlation analysis was used to evaluate the relationship between HRR and Syntax Score, and chi-square analysis was use used to compared between HRR and Syntax Score group. Multivariate logistic regression analysis was used to adjusted confounding factors. Outcome: High Syntax Score was detected in 30 (39.5%) subject, and there were 19 (63.3%) subject with abnormal HRR. There was a significant negatif correlation between abnormal HRR first minute after exercise and Syntax score, with weak correlation (r = -0.349, p = 0.02). In multivariate logistic regression analysis, abnormal HRR was not independently correlated with Syntax Score (OR=3.762, 95% CI 0.989-7.931, p= 0.052). Conclusion: Abnormal first minute HRR after ETT in stable angina pectoris patient have a higher incidence of high Syntax Score (>1) than stable angina pectoris patient with normal HRR.

Kata Kunci : Heart rate recovery, treadmill test, Syntax Score, stable angina pectoris, Laju jantung pemulihan, uji latih treadmill, Skor Syntax, angina pektoris stabil


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.