Status Ginjal Itik Turi (Anas plathyrincos) Jantan yang Diberi Pakan dengan Kandungan Temu Ireng (Curcuma aeruginosa Robx.) 0,5% dan 1% Selama 35 Hari
KRIS DAMAR SASI, Dr. drh. Irkham Widiyono
2015 | Skripsi | S1 KEDOKTERAN HEWANPenelitian ini ditujukan untuk mengetahui status ginjal pada itik Turi yang diberi serbuk temu ireng (Curcuma aeruginosa Robx.) sebesar 0,5% dan 1% dari pakan. Penelitian ini menggunakan itik Turi jantan umur 2 bulan sebanyak 12 ekor. Hewan dipelihara dalam kandang individual dan dibagi menjadi 3 kelompok (P0, P1 dan P2) masing-masing kelompok terdiri dari 4 hewan. Hewan kelompok P0 diberi pakan basal tanpa temu ireng sebagai kontrol, sedang hewan kelompok P1 dan P2 diberi pakan basal yang ditambah temu ireng masing-masing sebanyak 0,5% dan 1% selama 35 hari. Pengambilan sampel darah dilakukan pada hari ke 0 dan hari ke 35 untuk keperluan pemeriksaan kadar kreatinin. Konsumsi pakan diukur setiap hari. Penimbangan berat badan dilakukan pada hari ke 0, 7, 14, 21, 28, dan hari ke 35. Selanjutnya setelah hewan dietanasi dilakukan pemeriksaan dan penimbangan berat ginjal. Pengaruh pemberian serbuk temu ireng terhadap kadar kreatinin dan berat ginjal dianalisis dengan Anova. Secara makroskopik ginjal hewan dari ketiga kelompok tidak menunjukkan adanya perbedaan. Pemberian serbuk temu ireng tidak berpengaruh nyata terhadap berat ginjal. Berat ginjal pada ketiga kelompok hewan tidak menunjukkan adanya perbedaan yang nyata (p>0,05). Pada awal penelitian kadar kreatinin di dalam serum itik Turi kelompok P0 sebesar 0,05±0,03 mg/dl, sedang pada kelompok P1 dan kelompok P2 masing-masing sebesar 0,05±0,04 mg/dl dan 0,06±0,02 mg/dl. Sementara itu, pada hari ke 35 rerata kadar kreatinin pada kelompok P0, P1, dan P2 masing-masing sebesar 0,05±0,08 mg/dl, 0,03±0,01 mg/dl, dan 0.08±0,02 mg/dl. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa perlakuan pemberian temu ireng 0,5% dan 1% tidak berpengaruh nyata terhadap kadar kreatinin di dalam serum (p>0,05). Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa pemberian tambahan serbuk temu ireng di dalam pakan sampai 1% selama 35 hari tidak berpengaruh negativ terhadap ginjal pada itik Turi.
This research was aimed to investigate the effect of the supplementation of temu ireng powder on the renal status in Turi ducks. Twelve 2 month old male Turi ducks were used in this study. The animals were kept in individual cage and devided in 3 groups (P0, P1, and P2), 4 animals in each. The animals in P0 group were given basal diet without temu ireng powder as control, while the animals in P1 and P2 group were given the basal diet supplemented with 0,5 % and 1% temu ireng powder for 35 days. The blood samples were collected on day 0 and day 35 for creatinine analyses. Feed consumption was measured daily. The body weight was measured on the day 0, 7, 14, 21, 28 and 35. After the animal was killed, the kidney were observed and weighed. The influence of temu ireng powder supplementation on serum creatinine and kidney was analyzed using ANOVA. The results showed that the kidney of the animals supplemented with temu ireng powder were not significantly altered. The kidney weight of the animal in P1 and P2 were not significantly different from that of the animal in P0 (p>0.05). Temu ireng powder supplementation did not have any significant effect on the serum creatinine concentration (p>0.05). On the day 0 the serum creatinine concentration of the animal in P0, P1, and P1 was 0.05±0.03 mg/dl, 0.05±0.04 mg/dl, and 0.06±0.02 mg/dl, respectively. Meanwhile, the serum creatinine concentration of the animal in P0, P1, and P2 was 0.05±0.08 mg/dl, 0.03±0.01 mg/dl, and 0.08±0.02 mg/dl, respectively. Based on the results it could be concluded that supplementation of temu ireng powder up to 1% in feed for 35 days does not have any negative effect on the kidney of Turi duck
Kata Kunci : ginjal, itik, kreatinin, temu ireng