CLINICAL PROFILES OF GOITER PATIENTS IN SARDJITO HOSPITAL BASED ON ULTRASONOGRAPHY AND HISTOPATHOLOGY RESULT

ANDY RADITIA KUSUMA, dr.Mohammad Robikhul Ikhsan, M.Kes, Sp.PD-KEMD; dr.Cornelia Wahyu Danawati, Sp.PD.,Ph.D

2015 | Skripsi | PENDIDIKAN DOKTER

Goiter terbanyak disebabkan oleh defisiensi iodine atau penyakit autoimun. Menurut data dari database global WHO tentang defisiensi iodine di tahun 2003, prevalensi total goiter adalah 15.8% dari total populasi. Angka ini menunjukkan peningkatan prevalensi goiter total dimana pada tahun 1993 prevalensinya adalah 12% dari total populasi. Data tentang goiter dan keganasan tiroid di Indonesia masih kurang, sehingga penelitian lebih lanjut menjadi penting. TUJUAN: Memberikan informasi tentang profil klinis pasien goiter di RSUP Dr. Sardjito. METODE: Rekam medis pasien goiter dari tahun 2014 di RSUP Dr. Sardjito dianalisis menggunakan statistik deskriptif untuk menentukan prevalensi dan insidensi pasien goiter. HASIL: Dari 233 pasien yang ditangani di RSUP Dr. Sardjito pada tahun 2014, ditemukan bahwa kasus nodul padat tunggal adalah kasus yang paling sering. Sebagian besar keganasan juga terjadi pada kasus nodul padat tunggal. KESIMPULAN: Jumlah sampel terlalu sedikit sehingga distribusi kasus keganasan pada nodul tiroid kistik dan difus tidak dapat ditentukan.

Goiter is mostly caused by iodine deficiency or autoimmune disease. According to data from the WHO Global Database on Iodine Deficiency in 2003, the total goiter prevalence is 15.8% of the total population. This number shows an increase in total goiter prevalence in 1993 which was 12% of the total population. Even though data for the prevalence of the goiter existed. The data about goiter and thyroid malignancy is still lacking in Indonesia, therefore further study into the matter is important. AIM: To provide further information about the clinical profiles of goiter patients in Sardjito Hospital. METHOD: Medical records of goiter patients from 2014 in Sardjito hospital will be analyzed using descriptive statistic to determine the prevalence and incidence rate of goiter patients. RESULT: From 233 patients treated in Sardjito Hospital in 2014, it is found that single solid nodule cases were the most prevalent case and most of the malignancy also happened in single solid nodule cases. CONCLUSION: The number of sample is too low so the distribution of malignancy cases in cystic and diffuse thyroid nodule can�t be calculated.

Kata Kunci : Goiter, Thyroid nodule, Malignancy, Ultrasonography, Microscopic examination