Laporkan Masalah

Buruh Perkebunan Kelapa Sawit- Studi Kasus Buruh Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit Bina Harapan Dua (BHD), Kecamatan Meliau, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat

DIAZ AGUNG PRONOWIBOWO, Dr. Pujo Semedi Hargo Yuwono, M.A.

2015 | Skripsi | S1 ANTROPOLOGI BUDAYA

ABSTRAKSI Penelitian ini dilakukan di salah satu perusahaan perkebunan kelapa sawit swasta Bina Harapan Dua, Kecamatan Meliau, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat. Lokasinya berada di pinggir sungai Kapuas, berseberangan dengan perusahaan perkebunan milik negara PTPN XIII. Dewasa ini kelapa sawit menjelma menjadi salah satu primadona komoditas ekspor bagi para investor baik lokal maupun asing. Beberapa tahun terkahir, perkebunan kelapa sawit menjadi penyumbang devisa terbesar bagi negara dengan hasil yang mencapai ratusan triliun rupiah per-tahun. Selain itu, hadirnya perusahaan-perusahaan perkebunan kelapa sawit berskala besar di beberapa wilayah Kalimantan Barat berimplikasi terbukanya ketersediaan lapangan pekerjaan. Di sisi lain, banyak orang mengkritik kehadiran industri perkebunan kelapa sawit. Mereka menyatakan bahwa keberadaan perkebunan berdampak pada keseimbangan ekologis. Tidak cukup sampai disitu, beberapa kalangan menilai bahwa seringkali perusahaan tidak memenuhi kebutuhan tenaga kerjanya. Upah yang diberikan juga dinilai sangat tidak mencukupi. Pada kenyataannya orang-orang dari luar pulau berbondong-bondong datang untuk mencari peruntungan. Mereka datang dari Jawa, Bali, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat dan beberapa daerah lainnya dengan harapan yang sama, supaya mendapatkan kehidupan secara lebih layak dibandingkan sebelumnya. Menarik, mereka percaya bahwa kelapa sawit bisa jadi solusinya.

ABSTRACT This study was conducted in one of the private oil palm plantation company, Bina Harapan Dua, Meliau district, Sanggau regency, West Kalimantan. The location is on the edge of Kapuas River, opposite the state-owned plantation company PTPN XIII. The palm oil transformed into one of the excellent export commodities for both local and foreign investors. In recent years, oil palm become the largest foreign exchange earner for the country with the result that reaches hundreds of trillions of rupiah’s per year. In addition, the presence of firms large-scale oil palm plantations in West Kalimantan some implications for the opening of the availability of jobs. On the other hand, many people criticized the presence of the palm oil industry. They stated that the existence of plantations have an impact on the ecological balance. Some people assessing that often companies do not meet the needs of its workforce. Wages given are also considered to be very insufficient. In fact, people from outside the island flocked to seek his fortune. They came from Java, Bali, East Nusa Tenggara, West Nusa Tenggara and some other areas with the same expectations, so get a life more worthy than ever before. Interestingly, they believe that palm oil could be a solution.

Kata Kunci : Buruh Perkebunan, Kelapa Sawit, Peluang