Laporkan Masalah

Nutrient Budgeting and Soil Bacterial Diversity of Shallot (Allium cepa L. Aggregatum group) in Bantul and Nganjuk

MEDINA U ALBA SOMALA, Prof. Dr. Ir. Siti Subandiyah, M.Agr.Sc.; Dr. Ir. Arif Wibowo, M.Agr.Sc.; Dr. Stephen Harper

2015 | Tesis | S2 Bioteknologi

Indonesia memiliki beberapa sentra produksi bawang merah dengan beberapa varietas unggulan dengan perbedaan produktivitas. Pemupukan dengan pupuk kimia merupakan salah satu usaha dalam meningkatkan hasil panen. Sehingga diharapkan mampu memberikan hasil yang optimum dan keuntungan dari segi ekonomi. Namun, jika dilakukan secara berlebihan bisa menimbulkan dampak negatif terhadap kesuburan tanah, meningkatkan biaya produksi bagi petani serta dampak negatif terhadapa keragaman mikroorganisme tanah. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui imbangan hara serta keragaman komunitas bakteri tanah di lahan bawang merah. Sentra produksi bawang merah yang dijadikan lokasi penelitian adalah di Bantul, Yogykarta dan Nganjuk, Jawa Timur. Biru adalah varietas yang berasal dari Bantul, sedangkan varietas Thailand berasal dari Nganjuk. Keragaman komunitas dianalisis secara molekular dengan metode Ribosomal Intergenic Spacer Analysis (RISA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium (K) tanah di Bantul dan Nganjuk sangat rendah, NPK terserap jaringan pada varietas Biru lebih tinggi dibandingkan varietas Thailand. Berdasarkan indeks keragaman Shannon-Wiener komunitas bakteri di Nganjuk dan Bantul keragamannya rendah.

Indonesia has several shallot production centers along with varieties of shallot which have different productivities. Fertilization with chemical fertilizers is one of the efforts to improve yields. It is to provide optimum yield and advantages of economy terms. However, if fertilizers given is excess, it can have a negative impact on soil fertility, the cost production is increasing and negative impact on soil microorganism diversity. The purposes of this study are to determine nutrient budgets and soil bacterial diversity in shallot field. The production centers chosen for this study are in Bantul, Yogyakarta, and Nganjuk, East Java. Biru variety is a variety of shallot planted in Bantul, while Thailand variety is planted in Nganjuk. The diversity of bacterial communities is analyzed molecularly using the Ribosomal Intergenic Spacer Analysis (RISA) method. The results showed that the total nitrogen (N), phosphorus (P) and potassium (K) of soil in Bantul and Nganjuk are very low, NPK uptake by Biru variety is higher than Thailand variety. Based on the Shannon-Wiener diversity index the diversity of soil bacterial in Nganjuk and Bantul are low.

Kata Kunci : nutrient budgets, NPK fertilizer, shallot, RISA

  1. S2-2015-338866-bibliography.pdf