PERBANDINGAN MANFAAT TERAPI ANTIPLATELET CILOSTAZOL100 MG DENGAN KLOPIDOGREL 75 MG PADA STROKE ISKEMIK DI RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO

PEPPY OCTAVIANI DM, Prof. Dr. Zullies Ikawati, Apt. ; dr. Untung Gunarto, Sp.S., MM.

2015 | Tesis | S2 Ilmu Farmasi

LATAR BELAKANG: Presentase kejadian stroke berulang dalam 30 hari pertama setelah serangan adalah 3-10% dan dalam 1 tahun pertama adalah 14-15%. Pemberian antiplatelet pada pasien stroke iskemik dapat mencegah kejadian stroke berulang, namun antiplatelet ini mempunyai efek samping perdarahan saluran cerna. Klopidogrel merupakan salah satu antiplatelet yang telah disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA), sedangkan cilostazol merupakan antiplatelet baru yang mulai banyak direkomendasikan. Hasil penelitian terkait efektivitas pemberian kedua terapi antiplatelet tersebut berbeda-beda. METODE: Penelitian ini termasuk penelitian retrospektif dengan metode kohort yang dilakukan di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. Kelompok pertama adalah pasien stroke iskemik yang mendapatkan terapi antiplatelet cilostazol 100 mg sebanyak 78 pasien. Kelompok kedua adalah pasien stroke iskemik yang mendapatkan terapi antiplatelet klopidogrel 75 mg sebanyak 80 pasien, yang mana kedua kelompok sudah mendapatkan aspirin 80 mg. Outcome penelitian ini yaitu kejadian stroke berulang dalam kurun waktu 1 tahun setelah kejadian stroke pertama, dan kejadian perdarahan saluran cerna. Data diperoleh dari data sekunder yaitu rekam medik. HASIL: Stroke berulang terjadi pada 2,6% pasien stroke yang mendapatkan terapi antiplatelet cilostazol dibandingkan 5% pasien pada kelompok yang mendapatkan terapi antiplatelet klopidogrel (RR 1,33; 95% CI 0,741-2,400; p=0,423), dan kejadian perdarahan saluran cerna tidak ditimbulkan pada kedua kelompok antiplatelet tersebut. KESIMPULAN: Penggunaan cilostazol 100 mg memiliki manfaat yang sama dengan klopidogrel 75 mg dalam mengurangi kejadian stroke berulang dalam kurun waktu 1 tahun setelah kejadian stroke iskemik, dan memiliki manfaat yang sama dalam hal tidak menimbulkan kejadian perdarahan saluran cerna pada pasien stroke iskemik yang sudah mendapatkan terapi aspirin 80 mg di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto.

BACKGROUND: The incidence of recurrent stroke within the first 30 days after the attack is 3-10% and in the 1st year is 14-15%. The Antiplatelet usage in patients with ischemic stroke is able to prevent recurrent stroke. However the antiplatelet therapy causes the gastrointestinal bleeding. Clopidogrel is an antiplatelet that has been approved by the Food and Drug Administration (FDA), while cilostazol is a antiplatelet that has been recommended recently. The results of previous studies showed the difference effectiveness of the both antiplatelet therapy. METHODS: This study is a retrospective cohort study where conducted in RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. The subjects were divided into two group, the first group is 78 ischemic stroke patients receiving antiplatelet therapies cilostazol 100 mg. The second group is 80 ischemic stroke patients who received clopidogrel 75 mg. The parameter of this study are the incidence of recurrent stroke within the first year, and the incidence of gastrointestinal bleeding. The data was obtained from medical records. RESULTS: The incidence of recurrent stroke occurred in 2.6% of stroke patients receiving cilostazol antiplatelet therapy and 5% of patients in the group receiving clopidogrel therapy (RR 1.33; 95% CI 0.741 to 2.400; p = 0.423). Furthermore there was no incidence gastrointestinal bleeding in both treatments. CONCLUSION: The usage of cilostazol 100 mg has the same therapeutic benefit with clopidogrel 75 mg in reducing the incidence of recurrent stroke within the first year after the occurrence of stroke, and without any gastrointestinal bleeding events in patients with ischemic stroke in RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto.

Kata Kunci : Stroke iskemik, antiplatelet, stroke berulang, perdarahan saluran cerna