Laporkan Masalah

TOPIK WACANA BAHASA PRANCIS DAN PENERJEMAHANNYA DALAM BAHASA INDONESIA

SAJARWA,DRS.,M.HUM., Prof. Dr. I Dewa Putu Wijana, S.U., M.A. ; Prof. Dr. Supomo Poedjosoedarmo, M.A. ; Prof. Dr. Benny H Hoed

2015 | Disertasi | S3 Linguistik

Topik wacana adalah perihal yang dibicarakan dalam wacana atau isi wacana. Adapun komen adalah unsur yang mengikuti dan menjelaskan topik. Topik dapat diidentifikasi dengan (i) intuisi dan (ii) kata-kata kunci pendukung topik pada kalimat-kalimat berikutnya. Kata-kata kunci pendukung topik itu mengarah pada satu topik. Dalam wacana naratif topik berada pada awal wacana karena topik akan membuka tindakan-tindakan lain dalam sebuah kerangka sedangkan komen mengikuti topik karena berfungsi mengisi kerangka topik. Topik mengandung informasi lama dan komen mengandung informasi baru. Penelitian ini menemukan delapan alat kesinambungan topik pronomina, zero, penunjukan, pengulangan, substitusi, ekuivalensi leksikal, sinonimi, dan hiponimi dalam bahasa Prancis. Dari kedelapan alat itu pronomina dominan sebagai alat kesinambungan topik. Oleh karena itu, bahasa Prancis cenderung menggunakan strategi pronominal. Penonjolan topik adalah cara penulis atau penutur untuk menonjolkan topik dalam wacana. Untuk itu dilakukan pelatardepanan (foregrounding). Pelatardepanan adalah cara menonjolkan topik dengan meletakkan topik pada bagian depan dari suatu wacana. Dalam wacana naratif peristiwa latar depan adalah yang membentuk kerangka cerita sedangkan peristiwa latar belakang (background) merupakan latar yang mendukung latar depan. Peristiwa latar depan (foreground) ditandai dengan kala passe simple. Peristiwa latar depan ini menggambarkan peristiwa yang sudah selesai atau bersifat perfektif sedangkan peristiwa latar belakang ditandai dengan kala imparfait yang bersifat imperfektif. Peristiwa latar belakang merujuk pada makna 'pembentuk cerita', 'keadaan', 'aktivitas rutin', dan 'aktivitas beruntun proses'. Adapun peristiwa latar depan merujuk pada makna 'beruntun, pungtual', 'aksionalitas', dan 'perfektif'. Berdasarkan pada analisis terjemahan terhadap alat kesinambungan topik maka dapat disimpulkan bahwa alat kesinambungan topik pronomina, zero, penunjukan, pengulangan, substitusi, ekuivalensi leksikal, sinonimi, dan hiponimi memiliki kesejajaran formal (formal corresponadnce) dan kesepadanan makna (equivalence) penerjemahannya dalam bahasa Indonesia. Adapun penerjemahan pronomina on yang bermakna pasif memiliki kesepadanan makna tetapi tidak memiliki kesejajaran formal. Selain itu, hasil analisis terjemahan menunjukkan bahwa penggunaan pronomina sebagai alat kesinambungan topik wacana bahasa Prancis lebih dominan. Sementara itu, dalam teks terjemahan bahasa Indonesia penggunaan pengulangan sebagai alat kesinambungan topik lebih dominan. Dengan demikian, teks terjemahan bahasa Indonesia cenderung menggunakan strategi pengulangan sebagai alat kesinambungan topik wacana. Hasil analisis terjemahan penonjolan topik wacana bahasa Prancis ke dalam bahasa Indonesia dalam penelitian ini menunjukkan bahwa adanya kesepadanan dan kesejajaran formal. Peristiwa latar depan ditandai dengan kala (tense) passe simple bersifat perfektif sedangkan peristiwa latar belakang ditandai dengan kala imparfait yang bersifat imperfektif. Peristiwa latar belakang memiliki tiga jenis, yaitu (i) menyatakan 'keadaan', (ii) menyatakan aktivitas 'beruntun' proses', dan (iii) aktivitas rutin/kebiasaan. Penerjemahan dalam bahasa Indonesia, untuk peristiwa latar belakang itu dipergunakan verba afiks me(N)-. Peristiwa latar depan bahasa Prancis memiliki empat jenis, , yaitu (i) Pembentuk cerita, (ii) beruntun, pungtual, (iii) Aksionalitas, (iv) Perfektif. Untuk menyatakan peristiwa latar depan pada teks terjemahan bahasa Indonesia digunakan verba berafiks me(N)- dan di- . Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa untuk penonjolan topik wacana bahasa Prancis digunakan strategi kala sedangkan dalam penerjemahan bahasa Indonesia dipergunakan strategi diatesis.

The discourse topic is a discussed matter in discourse or content of discourse. Whereas comment is an element following and explaining the topic. The topic could be identified by: (i) intuition, and (ii) supporting keywords on the topic of the next sentences. The supporting keywords of the topic lead to one topic. In narrative discourse, topic is located at the beginning of discourse because it will open other acts in a frame, while the comment follows the topic because it will complete topic framework. Topics contain old information while comments contain new information. This research found eight topic continuity devices: pronouns, zero, reference, repetition, substitution, lexical equivalence, synonym, and hyponym in French. Among them, the pronoun was functioned as dominant topic continuity device. Therefore, French language tends to use pronoun strategy. Topic prominence is the way of an author or a speaker to highlight the topics in a discourse. Thus, it is conducted foregrounding, one way to protrude a topic is by putting it into the frontal part of a discourse. In narrative discourse, the foreground events make the story framework, while the background one supports the foreground. The foreground event is characterized by the tense of passe simple. It describes an event that occured in the passe or perfective, whereas the background one is characterized by the tense of imparfait that was imperfective. The background event referred to the meaning of 'story formation', 'state', 'routine activities', and 'process of ongoing activities'. The foreground event referred to the meaning of 'ongoing, punctual', 'actionality', and 'perfective'. Based on the translational analysis of topic continuity devices, it could be concluded that pronoun, zero, reference, repetition, substitution, lexical equivalence, synonym, and hyponym have formal correspondence and equivalence meaning of the translation in Indonesian language. Whereas the pronoun translation of on with the passive meaning has meaning equivalence but it does not have formal correspondence. In addition, the analysis results showed that the use of pronoun in translation as topics continuity devices of French discourse was more dominant. Meanwhile, in Indonesian text of translation, the use of repetition as a topic continuity device was more dominant. Thus, Indonesian text of translation tends to use strategy of repetition as a topic continuity device of a discourse. In this research, the analysis results of topic prominence in a French discourse into Indonesian showed the existence of meaning equivalence and formal correspondence. The foreground events were marked by the tense of passe simple that was perfective, while the background events were marked by the tense of imparfait that was imperfective. The background events had three types of expression: (i) 'state', (ii) 'process of ongoing activities', and (iii) 'routine activities/habits'. In translating these into Indonesian, it uses verbal affixes of me(N)-. In French, foreground events have four types: (i) story formation, (ii) ongoing, punctual, (iii) actionality, and (iv) perfective. In Indonesian, it uses verbal affixes of me(N)- and di- to express the foreground events in its text of translation. Thus, it could be concluded that in topic prominence in French language it used strategy of tenses whereas in Indonesian translation it used diathesic strategy.

Kata Kunci : Topik, kesinambungan topik, penonjolan topik, terjemahan bahasa Indonesia