Laporkan Masalah

TINGKAT PENGEMBALIAN VALUE STOCKS DAN GROWTH STOCKS : PERBANDINGAN BERDASARKAN FUNDAMENTAL PERUSAHAAN DAN HOLDING PERIOD

AHSAN SUMANTIKA, Dr. Agus Setiawan, M.Soc.Sc.

2015 | Tesis | S2 SAINS MANAJEMEN

Value dan growth merupakan dua jenis investasi yang berlawanan. Growth stock merupakan perusahaan-perusahaan yang memiliki potensi pertumbuhan yang tinggi dan mencerminkan optimisme. Sedangkan value stock merupakan perusahaan yang memiliki pertumbuhan pendapatan dan laba yang rendah pada masa lalu dan pesimisme. Kritik investasi pada growth stock didasarkan bahwa tingkat pertumbuhan laba masa depan independen terhadap tingkat pertumbuhan laba pada masa ini dan kinerja perusahaan pada masa lalu tidak dapat digunakan untuk memperkirakan tingkat pengembalian saham pada masa depan. Investor yang berinvestasi pada saham-saham value stock percaya bahwa saham tersebut undervalued dan akan terjadi koreksi pada periode selanjutnya. Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah value stock mengungguli growth stock dan menguji tingkat pengembalian saham pada value stock dan growth stock berdasarkan perubahan dalam fundamentalnya. Saham-saham value stock dengan kinerja keuangan yang baik menunjukkan saham tersebut undervalued. Sedangkan saham-saham value stock dengan kinerja keuangan yang buruk disebut degan purely value stock. Saham-saham growth stock dengan kinerja keuangan yang buruk disebut overvalued growth stock. Valuasi yang digunakan antara lain PBV, PER, P/S dan PCF. Sedangkan kinerja keuangan yang digunakan antara lain ROE, book value growth, sales growth dan earning growth. Populasi adalah seluruh perusahaan. Pembentukan portofolio dilakukan pada t-1 (1991-2012) dengan pengujian pada t+1 (992-2013). Hasil penelitian menunjukkan bahwa saham-saham value stock yang tergolong loser pada t-1 menjadi winner pada t+1. Sedangkan saham-saham growth stock yang tergolong winner pada t-1 menjadi loser pada t+1. Akan tetapi pada jangka panjang (10 tahun holding period), peneliti menemukan bahwa tidak ada jaminan bahwa saham-saham value stock mengungguli growth stock. Saham-saham value stock tersebut menghasilkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi terutama ketika terjadi perubahan positif dalam fundamental perusahaannya (undervalued value stock). Di sisi lain saham-saham growth stock akan menghasilkan tingkat pengembalian paling rendah terutama ketika investor menyadari bahwa tingkat pertumbuhan aktual lebih rendah dari tingkat pertumbuhan yang diharapkan atau dengan kata lain ketika terjadi masalah dalam hal kinerja keuangan perusahaan. Berdasarkan 5 model yang diuji, peneliti menemukan bahwa saham-saham undervalued value stock tersebut menghasilkan tingkat pengembalian yang paling tinggi jika dibentuk berdasarkan kombinasi antara PBV dengan ROE, PER dengan earning growth dan PBV dengan book value growth. Saham-saham undervalued value stock menghasilkan tingkat pengembalian yang tinggi pada semua tingkat kapitalisasi pasar, momentum, tingkatan harga dan volume dimana tingkat pengembalian yang paling tinggi terdapat pada saham-saham 1) loser stock, 2) berkapitalisasi kecil, 3) berharga rendah dan 4) dengan volume yang tinggi.

Value and growth are two opposite types of investments. Growth stocks are companies that have high earning growth in the past and reflect optimism. While value stocks are companies that have low sales and earning growth in the past and reflect pessimism. The criticism of growth stocks are based on the current earnings are independent from the future; and past performance can not be used to predicts stock returns. Investors who invest on value stocks believe that stocks are undervalued and there will be a correction at sebsequent period. This study aims to test whether value stocks outperform growth stocks and examine value and growth stocks returns based on the changes of company's fundamental. Value stocks with good financial performance indicate that stock are undervalued. While value stocks with poor financial performance are called purely value stocks. Growth stocks with poor financial performance are called overvalued growth stocks. Researcher use PBV, PER, P/S and PCF for categorize value stock and growth stock. While ROE, book value growth, sales growth and earnings growth are used for financial performance. The population is all companies in Indonesian Stock Exchange. Portfolio is formed at t-1 (1991-2012) and tested at t+1 (1992-2013). The results showed that value stocks (loser at t-1) become winner at t+1. While growth stocks (winner at t-1) become loser at t+1. Furthermore, at the long-term (10-year holding period), researcher found that there is no guarantee that value stocks outperformed growth stocks. Value stocks generate high returns when there are positive change in their fundamental (undervalued value stocks). On the other hand growth stocks generate the lowest returns, especially when investors realize that actual growth is lower than expected or when they having problems with their financial performance. Based on 5 models, researcher found that undervalued value stocks generate the highest returns when portofolios are formed by combination of PBV-ROE, PER-Earnings growth and PBV-Book value growth. Undervalued value stocks generate high returns on all levels of market capitalization, momentum, stock price and volume where the highest returns on characteristics : 1) loser stock, 2) small cap, 3) low stock price and 4) high volume.

Kata Kunci : Value Stock, Griwth Stock, Fundamental, Kinerja Keuangan