Laporkan Masalah

KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAMPUNG NAGA DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA HUTAN

ANDRI ARDHIYANSYAH, Bowo Dwi Siswoko, S.Hut, M.A.

2015 | Skripsi | S1 KEHUTANAN

Masyarakat Kampung Naga adalah sekelompok masyarakat yang memegang teguh dan menjunjung tinggi nilai-nilai tradisi budaya leluhur mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi sosial, ekonomi dan budaya masyarakat Kampung Naga, mengetahui interaksi yang dilakukan masyarakat Kampung Naga terhadap hutan dan mengetahui kearifan lokal masyarakat Kampung Naga dalam pengelolaan sumber daya hutan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah etnografi dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Pengambilan data dilakukan dengan cara observasi partisipatif, wawancara mendalam dan analisis dokumen. Penelitian ini dilakukan di Kampung Naga, Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat. Data yang dikumpulkan baik data primer dan data sekunder, kemudian dianalisis dengan analisis deskriptif kualitatif. Kondisi masyarakat Kampung Naga mengalami perubahan baik dari segi sosial, ekonomi dan budaya akibat adanya pariwisata. Perubahan tersebut seperti masyarakat mulai menggunakan alat-alat teknologi modern, bermunculan jenis-jenis usaha baru dan masyarakat sudah lancar berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia. Terdapat kearifan lokal dalam pengelolaan sumber daya hutan yang dilakukan oleh masyarakat diantaranya: pada hutan keramat tidak adanya pemanfaatan hutan karena terdapat makam leluhur yang sangat di sakralkan, pada hutan larangan tidak ada pemanfaatan hutan karena hutan tersebut di percaya untuk melindungi Kampung Naga dari bencana alam, pada hutan garapan bila ingin menebang maka di haruskan untuk menanam pohon terlebih dahulu, bila memiliki anak maka orang tua menanam pohon untuk kebutuhan anak bila sudah besar.

The community of Kampung Naga is a group who revere and uphold the tradition of cultural values their ancestors. The aim of the research to know the condition of the social, economic, and cultural community of Kampung Naga. The interactions that made the community Kampung Naga against woods and knows the local wisdom of Kampung Naga in the management of forest resources. The method of this study is ethnography with qualitative approach. Data was taken by using participant observatory, deph-interview, and document analysis. This research was located in Kampung Naga, Neglasari Village, Salawu Sub-district, Tasikmalaya Regency, Jawa Barat Province. All of collected data, both of primary, and secondary data, analyzed with descriptive qualitative analysis. Conditions of the community of Kampung Naga has changed, both in terms of social, economic, and cultural due to tourism activities. These changes such as the use of the modern technological tools by the community; the emergence of new types of business; and they can communicate well using Indonesia language. There are several local wisdoms in the management of forest resources by the community, such as: there is no use in the sacred forest because there is a very sacred ancestral graves; there is no use in the forbidden forest because the forest is believed to protect Kampung Naga from disaster; in cultivation forest is required to plant a tree first before cutting down; and parents are required to plant trees for the needs of their children in the future

Kata Kunci : kearifan lokal, pengelolaan, sumber daya hutan, masyarakat