KETERSEDIAAN SPORA ENDOMIKORISA DI BAWAH TEGAKAN CEMARA UDANG DENGAN POLA TANAM NELDER DI KAWASAN PESISIR LEMBUPURWO, KEBUMEN
NAVAL PRADIKA, Dr. Dra. Winastutui DA,MP.
2015 | Skripsi | S1 BUDIDAYA HUTANCemara udang di pantai Lembupurwo, Kecamatan Mirit, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah ditanam pada tahun 2008 oleh tim dari fakultas UGM di sepanjang pesisir Lembupurwo. Keadaan di Lembupurwo memiliki daerah yang berbeda yaitu pantai, tegakan dan laguna. Cemara udang di Lembupurwo ditanam dengan desain Nelder. Mikorisa adalah asosiasi dari jamur tanah dengan akar tanaman. Pertumbuhan cemara udang di Lembupurwo yang berlangsung dengan cepat diduga ada kaitannya dengan spora Mikorisa-Vesikular Arbuskular di bawah tegakan cemara udang. Pengambilan sampel pasir dilakukan di jarak tanam yang berbeda dan dilakukan pada tiga arah, yaitu arah laguna, tegakan dan pantai. Pada arah laguna terdapat 16 jarak tanam, tegakan 17 jarak tanam dan arah pantai terdapat 12 jarak tanam. Setiap jarak tanam dimbil 3 sampel pasir di bawah tegakan menggunakan paralon dengan tinggi 20 cm dan diameter 11 cm. 3 sampel pasir dicampur kemudian ditimbang seberat 100 gram. Setelah ditimbang kemudian disaring dengan teknik penyaringan basah menggunakan satu set saringan. Pasir yang tersaring kemudian disimpan di botol koleksi. Langkah selanjutnya pasir dari botol koleksi diletakkan di cawan petri menggunakan kertas saring untuk diamati kelimpahan spora Mikorisa-Vesikular Arbuskular. Spora endomikorisa hampir ditemukan di semua jarak tanam arah laguna, tegakan dan laut dengan desain Nelder. Kelimpahan dari mikorisa paling banyak berada pada jarak tanam 2,1 x 2,9 meter pada arah laguna, 1,2 x 1,7 meter pada arah tegakan dan 2,4 x 3,3 meter arah laut Kelimpahan paling banyak genus Gigaspora sp.dan Glomus sp. ditemukan pada jarak tanam 2,1 x 2,9 meter arah laguna. Akaulospora sp. ditemukan pada jarak tanam 2,4 x 3,3 meter arah laguna. Banyak sedikitnya spora endomikorisa yang ditemukan dipengaruhi oleh ruang tumbuh, pertumbuhan tanaman dan tempat tumbuh serta lingkungan.
Casuarina equisetifolia at Lembupurwo coastal area, Kecamatan Mirit, Kabupaten Kebumen, Central Java was planted by fakultas UGM in 2008. Compared to any other of coastal area Lembupurwo shows difference in term of the position of Casuarian equisetifolia (toward beach, toward stand and toward lagoon). Casuarina equisetifolia in Lembupurwo was planted by Nelder design. Mycorrhizae is an association of soil fungi with plant roots. The fast growth of Casuarina equisetifolia in Lembupurwo was predicted as the effect of its association with Mycorrhizae Vesicular Arbuscular understory of Casuarina equisetifolia. This research used wet sieving and decanting method. Sample was taken at different planting pattern (toward beach, toward stand and toward lagoon). There are 16 planting pattern toward lagoon, 17 planting pattern toward stand and 12 planting pattern toward beach. At each of planting pattern, three of sand samples was taken using paralon with 20 cm in height and 11 cm in diameter. The three sand samples were mixed and pondered to be 100 grams, and then sieved using a set of sieve. The sieved sands were then observed under microscope, and the sand and Mycorrhizae were then separated. Mycorrhizae Spore were found in almost all of planting pattern toward lagoon, stand and beach with Nelder design. Availability of Mycorrhizae were mostly found on planting pattern 2,1 x 2,9 meters toward lagoon, 1,2 x 1,7 meters toward stand and 2,4 x 3,3 meters toward beach. Availability of Gigaspora sp. and Glomus sp. were mostly found on 2,1 x 2,9 meters toward lagoon. Akaulospora sp. found on 2,4 x 3,3 meters toward lagoon. The availability of Mycorrhizae that found in Lembupurwo was affected by plant growth, spacing and age of Casuarina equisetifolia
Kata Kunci : Mikorisa-Vesikular Arbuskular, cemara udang, Nelder