Menilik Dunia Seni Rupa Melalui Pameran Lukisan : Studi Kasus Pameran Tunggal Made Asri
AS TRUNI AHINGANI, Dr. G.R. Lono Lastoro Simatupang, M.A.
2015 | Skripsi | S1 ANTROPOLOGI BUDAYAYogyakarta merupakan salah satu kota yang akrab dengan dunia seni rupa, salah satu faktor pendorongnya adalah Institut Seni Indonesia yang melahirkan banyak seniman berbakat. Banyak acara seni rupa yang dilaksanakan, seperti pameran, misalnya patung dan instalasi, namun yang sering dijumpai adalah pameran lukisan. Intensitas pameran ini menumbuhkan wacana pameran sebagai peristiwa sosial. Hal inilah yang kemudian menjadi fokus penetilian di sini. Tidak hanya itu, pameran dapat terselenggara karena ada elemen-elemen yang berperan di dalamnya yang turut menyukseskan acara tersebut, dan ini menjadi menarik untuk dibahas lebih lanjut. Tujuan pameran lukisan, memamerkan lukisan kepada publik, mendapatkan identitas sebagai pelukis, meningkatkan kredibilitas, mempertahankan eksistensinya, dan mencari nafkah. Berdasarkan jumlah penyelenggaranya, dibedakan menjadi dua: pameran bersama dan pameran tunggal. Pameran bersama adalah pameran yang diselenggarakan dan menampilkan karya lebih dari satu pelukis, sedangkan pameran tunggal hanya menampilkan karya dari seorang pelukis. Lokasi yang dipilih dalam penelitian ini merupakan studi kasus pameran tunggal Made Asri, di Jalan Mondoliko Muja Muju UH II/ 854. Informan yang dipilih memiliki kaitan yang erat dengan pameran lukisan. Made Asri sebagai pelukis, Godod Sutejo sebagai penyelenggara pameran, dan pengunjung pameran. Penulis melakukan penelitian mulai dari Februari hingga April 2015. Metode penelitian menggunakan metode observasi partisipan dan wawancara, penulis terlibat dalam sebuah penyelenggaraan pameran tunggal untuk mendapatkan data yang diperlukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang sebuah pameran tunggal dapat menjadi peristiwa sosial, yang terlibat di dalamnya dan peran mereka, tanggapan publik, dan penentu kesuksesannya Pameran tunggal dapat menjadi sebuah peristiwa sosial karena terjadi pertemuan-pertemuan antara pelukis dengan publik, seperti dengan pengunjung, sesama pelukis, kurator, kolektor, dan rekan wartawan. Beberapa elemen tersebut juga terlibat dalam penyelenggaraan sebuah pameran tunggal, antara lain pelukis sebagai pencipta karya seni, galeri sebagai penyelenggara pameran, media cetak maupun elektronik sebagai media promosi, kurator sebagai perantara pelukis dengan publik, pengunjung sebagai pengapresiasi seni, dan kolektor sebagai pembeli lukisan. Tanggapan publik atas pameran tersebut adalah dengan mengunjungi, melihat pameran tersebut, dan memberikan pendapatnya. Penentu kesuksesan sebuah pameran adalah kualitas pelukis, jumlah pengunjung, liputan media, dan kolektor.
Yogyakarta is one of the city who is familiar with artworld, one of the supporting factor is Institut Seni Indonesia that created a lot of great artists. Many art events that were held, like art exhibitions, such as sculpture and installation, but the one that are often held was the painting exhibition. Intensity this exhibition creates an issue that the exhibition as a social event. Not only that, an exhibition was held because there are elements that were supporting. These are interesting parts of this research that we have to look deeper. The purpose of painting exhibition is to show off the paintings to the public, create identity that used by the painter, increase credibility, keep their existence as a painter, and using income. Based on the number of organizers, painting exhibition are divided into two: joint exhibition and solo exhibition. Joint exhibition organizes and displays the paintings more than one painter, while the solo exhibition only display the paintings from one painter. This research use Made Asri�s solo exhibition as a case study, located in Jalan Mondoliko Muja Muju UH II/ 854. The painters have to work together with exhibition organizers, Made Asri as a painter, Godod Sutejo as exhibition organizers, and visitors. The informants selected based on their connection with painting exhibition. The research started in February until April 2015. Using participant observation and interviews method for qualitative research, writer gets involved in solo exhibition organizer to find the required data. The purpose of this research is to find out the reason that used solo exhibition as a social event, the people that involved and their role for the solo exhibition, the public response and people that deermine success in it. Solo exhibition could become a social event because the meeting between painter and public, such as visitors, other painters, curators, collectors, and journalists. Several elements are also involved to complete the requirements of solo exhibition, such as: painter as the creator of artwork, gallery as the exhibition organizers, journalist as media promotion, the curator as a mediator that connect painter and public, visitors as people who appreciate the works of art, and collectors as the buyer. The public response over the exhibition is to visit, see the exhibition, and give their opinion. The elements that determine the success of a painting exhibition is the quality of the painter, the number of visitors, media coverage, and collectors.
Kata Kunci : Pameran tunggal, dunia seni rupa, peristiwa sosial, kriteria sukses