Dinamika Temperatur dan Komposisi Fluida Panas Bumi Lapangan Beta, Pulau Ambon Berdasarkan Studi Inklusi Fluida

EVA MULYANINGSIH, Ir. Pri Utami, M.Sc., Ph.D.; Dr. Ir. I Wayan Warmada

2015 | Skripsi | S1 TEKNIK GEOLOGI

Lapangan Beta berada di dalam tatanan Busur Banda Dalam yang berasosiasi dengan gunungapi tua berumur Tersier, antara lain Gunung Eriwakang, Gunung Huwe, Gunung Kadera dan Gunung Salahutu. Kemunculan mata air panas bertemperatur 34 hingga 90 derajat Celcius dengan pH netral menunjukkan kehadiran sistem panas bumi di daerah penelitian. Di daerah penelitian terdapat Sumur Beta-01 yang berjarak kurang dari 2 km dari bibir pantai dan berada pada elevasi 75 meter di atas permukaan laut dengan kedalaman 932,65 meter kedalaman ukur. Sumur Beta-01 merupakan sumur pemboran pertama yang dapat digunakan untuk melihat representasi kondisi bawah permukaan serta mempelajari proses masa lampau dari sistem panas bumi Lapangan Beta. Melalui sampel intibor dari Sumur Beta-01 dengan jenis litologi berupa lava andesit dari kedalaman 778 hingga 779 meter kedalaman ukur dan 927,62 hingga 932,65 meter kedalaman ukur dilakukan studi inklusi fluida untuk mempelajari karakteristik fluida masa lampau yang terjebak di dalam mineral hidrotermal, khususnya berkaitan dengan paramater temperatur dan komposisi fluida. Temperatur homogenisasi inklusi fluida sampel Beta-01/778 hingga 779 meter kedalaman ukur yang terdapat di dalam urat kuarsa sebesar 174 hingga 238 derajat Celcius dengan nilai salinitas semu 0,15 hingga 1,2 persen berat NaCl ekivalen dan di dalam urat kalsit sebesar 197 hingga 205 derajat Celcius dengan nilai salinitas semu 0,15 hingga 0,69 persen berat NaCl ekivalen. sedangkan sampel Beta-01/927,62 hingga 932,65 meter kedalamam ukur sebesar 135 hingga 291 derajat Celcius dengan nilai salinitas semu 0,15 hingga 1,6 persen berat NaCl ekivalen. Kisaran temperatur yang bervariasi menunjukkan bahwa pembentukan setiap inklusi fluida tidak dalam waktu yang bersaamaan sehingga menggambarkan perubahan temperatur dan salinitas fluida yang telah terjadi walaupun tidak dapat diketahui urutan pembentukan dari masing-masing inklusi fluida yang diukur. Sistem panas bumi Lapangan Beta merupakan sistem tertutup yang tidak mendapat pengaruh dari air laut. Hal tersebut dicirikan dengan perbedaan nilai salinitas semu dan rasio antarunsur penyusun fluida Lapangan Beta dengan air laut. Sumber fluida yang membentuk fluida panas bumi Lapangan Beta berasal dari air meteorik yang dicirikan dengan pembentukan mineral hematit yang ditemukan di setiap sampel serbukbor Sumur Beta-01.

Beta geothermal field is in the order of the Banda Arc associates with the Tertiary old volcanics, such as Mt. Eriwakang, MT. Huwe, Mt. Kadera and MT. Salahutu. The emergence of the hot springs which have temperature 34 to 90 degree Celcius and neutral pH indicates the presence of a geothermal system. In the study area there is well Beta-01 having distance less than 2 km from shoreline and located at 75 meter above mean sea level to a depth of 932,65 meter below sea level. Well Beta-01 is the first drilling well that can be used to see the representation of subsurface conditions and to study the past condition of the Beta geothermal field. Through the core samples from the Well Beta-01 which are andesite lavas from the depths of 778 to 779 meter below sea level and 927,62 to 932,65 meter below sea level, fluid inclusion studies conducted to study the characteristics of the past hydrothermal fluid trapped in hydrothermal minerals, particularly with respect to temperature and fluid composition parameters. Homogenization temperature of fluid inclusion from sample Beta-01 / 778 to 779 meter below sea level contained in quartz vein is 174 to 238 degree Celcius with apparent salinity values from 0,15 to 1,2 weight percent NaCl equivalent and in calcite vein is 197 to 205 degree Celcius with apparent salinity values from 0,15 to 0,69 weight percent NaCl equivalent whereas sample of Beta-01 / 927,62 to 932,65 meter below sea level is 135 to 291 degree Celcius with apparent salinity values from 0,15 to 1,6 weight percent NaCl equivalent. Wide range temperature indicates the formation of each fluid inclusions are not within the same time and describes the changes in temperature and salinity that has happened in the past time though the paagenesis of each inclusion measured could not be known. Geothermal system of Beta field is a closed system which not influenced by seawater. It is poven by the contrast of apparent salinity and rasio of each chemical unsure between Beta geothermal field and seawater. The source of Beta hydrothermal fluid derives from meteoric water which determined by the formation of hematite found in the cuttings from well Beta-01.

Kata Kunci : Ambon, Fluida panas bumi, Inklusi fluida, Temperatur homogenisasi, Salinitas semu