Laporkan Masalah

HUBUNGAN KEBIASAAN SARAPAN DENGAN STATUS GIZI ANAK SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

IRMA YUNAWATI, Prof. dr. HamamHadi, MS., Sc.D.

2015 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Latar belakang: Anak usia sekolah adalah generasi penerus bangsa dan upaya peningkatan kualitas SDM harus dilakukan sejak dini. Faktor yang mempengaruhi kualitas SDM adalah status gizi. Prevalensi status gizi kurus (IMT <-2SD) anak usia sekolah di Kabupaten Timor Tengah Selatan sebesar 29,2% laki-laki dan 23,0% perempuan. Sarapan memiliki kontribusi dalam memenuhi asupan gizi, menyumbangkan 15-25% total asupan gizi sehari. Melewatkan sarapan membuat tubuh kekurangan glukosa sehingga tubuh menjadi lemah dan kurang konsentrasi. Akibatnya, tubuh membongkar persediaan tenaga dari jaringan lemak tubuh. Jika berlangsung terus menerus berakibat buruk terjadinya status gizi kurang. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan kebiasaan sarapan terhadap status gizi anak sekolah dasar di Kabupaten Timor Tengah Selatan Provinsi Nusa Tenggara Timur. Metode: Penelitian ini menggunakan data sekunder Alma Ata Centre for Healthy Life and Food (ACHEAF ) 2013. Penelitian ini adalah observasional dengan rancangan cross-sectional. Subjek penelitian adalah anak sekolah dasar kelas IIVI di Kecamatan Amanuban Barat dan Kie, Kabupaten Timor Tengah Selatan dengan total sampel sebanyak 313 siswa. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling menggunakan software computer generated random number. Analisis data menggunakan uji chi-square dengan confidence interval (CI) 95% pada tingkat kemaknaan p<0,05 dan hasil analisis data yang bemakna dilanjutkan dengan uji regresi logistik. Hasil:Proporsi kebiasaan sarapan anak sekolah adalah 82,11%. Jenis sarapan yang paling banyak dikonsumsi adalah sarapan beras (bubur nasi dan nasi) sebesar 78,32% dan sebanyak 21,68% mengkonsumsi sarapan non beras (jagung bose, ubi/singkong, pisang rebus, mie instan, bubur jagung, roti/kue). Kontribusiasupan energi sarapan sebesar 13,94% AKG dan asupan protein sarapan sebesar 14,4% AKG. Tidak ada hubungan antara kebiasaan sarapan dengan status gizi pada anak sekolah. Kesimpulan: Kebiasaan sarapan tidak berhubungan dengan status gizi anak sekolah di Kecamatan Amanuban Barat dan Kie. Kata Kunci: Status gizi, kebiasaan sarapan, anak sekolah

Background: School-age children are the future generation and improving the quality of human resources should be done early. Factors affecting the quality of human resources is the nutritional status. The prevalence of nutritional status lean (BMI <-2SD) school-age children in Timor Tengah Selatan Districtare 29,2% male and 23,0% female. Breakfast has important contributed in nutritional intake, 15-25% of total daily nutrient intake. Skipping breakfast makes the body is deprived of glucose so that the body becomes weak and lack of concentration. As a result, the body unload supplies power of body fat tissue. If the ongoing negative impact the nutritional status less. Objective: To determine the relationship of breakfast habits on the nutritional status of elemantary school children Nusa Tenggara Timur Province. Methods: This study is a study that uses secondary data of Alma Ata Centre for Healthy Life and Food (ACHEAF) 2013. This study was an observational study with cross-sectional design. The subjects were children of primary school class IIVI Amanuban Barat Sub-District and Kie, Timor Tengah Selatan District with a total sample of 313 students. Sampling was done by cluster random sampling technique using computer generated random number software. Data analysis using chi-square test with a confidence interval (CI) 95% to the level of significance of p <0.05 and bemakna results of data analysis followed by logistic regression Results: The proportion of the breakfast habits of school children is 82,11%. Type most widely consumed breakfast is breakfast rice (rice porridge and rice) amounted to 78,32% and as much as 21,68% of non-rice eating breakfast (bose maize, yam/cassava, boiled bananas, instant noodles, other foods). Contribution of breakfast energy intake by 13,94% RDA and protein intake of 14,4% daily breakfast. There is no relationship between breakfast habits and nutritional status of school children. Conclusion: Breakfast habits are not related to the nutritional status of school children in Amanuban Barat and Kie Sub-District. Keywords: Nutritional status, breakfast habits, school children

Kata Kunci : Status gizi, kebiasaan sarapan, anak sekolah; Nutritional status, breakfast habits, school children


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.