STUDI PERBANDINGAN KEKUATAN REKAT GESER KOMPOSIT Bis-GMA/TEGDMA/Clay DAN KOMPOSIT TAMBAL GIGI KOMERSIAL

LEGA PUTRI UTAMI, Dr. Kusmono, S.T., M.T.

2015 | Tesis | S2 Teknik Mesin

Komposit tambal gigi komersial pada umumnya tersusun dari matriks berupa polimer dan penguat (filler) jenis anorganik seperti sillica koloida, barium oxide, silica stronsium, quartz, silica seng, dan silica alumunium lithium. Clay telah sukses digunakan sebagai penguat pada material nanokomposit berbasis matriks polimer. Penambahan clay dalam jumlah sangat rendah ke dalam matriks polimer terbukti meningkatkan sifat mekanis, thermal stability, gas barrier dan flame retardancy. Aplikasi komposit Bis-GMA/TEGDMA/clay sebagai material tambal gigi langsung belum pernah dilakukan penelitian sebelumnya. Tujuan dari penelitian ini adalah membandingkan kekerasan permukaan tiga jenis komposit tambal gigi, mempelajari pengaruh kekasaran permukaan enamel dan dentin terhadap kekuatan rekat geser komposit Bis-GMA/TEGDMA/clay dan dua jenis komposit komersial. Tipe kegagalan pada sambungan komposit Bis- GMA/TEGDMA/clay juga ditentukan. Bahan yang digunakan 90 buah gigi premolar manusia tanpa mengetahui kondisi dan umur gigi. Gigi ditanam ke resin dan direndam dalam saliva buatan pH 6,7 selama 24 jam. Gigi tersebut diamplas dengan 3 kertas amplas yang berbeda yakni 80, 120 dan 600 untuk mendapatkan permukaan yang berbeda. Selanjutnya kekasaran permukaan gigi diukur menggunakan alat surfcom 120A untuk mendapatkan nilai roughness avarage (Ra). Komposit tambal gigi yang digunakan adalah Bis-GMA/TEGDMA/clay dan sebagai pembanding digunakan 2 jenis komposit komersial jenis Solare dan Filtek. G-BOND dipakai sebagai bahan adhesive. Spesimen uji geser dibuat melalui komposit dicetak ke permukaan gigi menggunakan cetakan akrilik dengan diameter 2,5 mm dan tinggi 3 mm kemudian dikeraskan menggunakan light curring selama 1 menit. Kekuatan rekat geser ditentukan melalui uji geser menggunakan mesin universal testing machine. Sedangkan uji kekerasan digunakan metode micro Vickers dimana komposit dicetak ke cetakan akrilik diameter 10 mm dan tinggi 2 mm. Hasil pengujian menunjukkan bahwa kekerasan permukaan material tambal gigi tertinggi ditunjukkan oleh komposit solare (40,59 VHN), diikuti oleh komposit filtek (32,65 VHN) dan komposit Bis-GMA/TEGDMA/clay (3,48 VHN). Kekuatan rekat geser antara komposit dengan permukaan enamel tertinggi ditunjukkan oleh komposit Filtek (6,66 MPa) untuk pengamplasan nomor 80. Sedangkan kekuatan rekat geser antara komposit dengan permukaan dentin tertinggi ditunjukkan oleh komposit clay pada nomor amplas 600 (9,71 MPa). Jenis kegagalan pada sambungan komposit Bis-GMA/TEGDMA/clay-enamel adalah kegagalan campuran. Dapat disimpulkan bahwa kekasaran permukaan gigi mempengaruhi kekuatan rekat geser. Kata kunci : komposit Bis-GMA/TEGDMA/clay, kekasaran permukaan, kekuatan rekat geser.

Generally, commercial dental composites consist of a polymer matrix and reinforcement/fillers such as sillica colloidal, barium oxide, strontium silica, quartz, silica zinc, silica and aluminum lithium. Clay has been successfully used as reinforcement in polymer matrix based nanocomposite materials. The addition of very low amounts of clay in the polymer matrix has been proven increase same properties including mechanical properties, thermal stability, gas barrier and flame retardancy. Applications of Bis- GMA/TEGDMA/clay composites as a restorative dental material has not yet been done before. The aim of this study was to compare surface hardness of three different types of dental composites, to investigated the effect of surface roughness of enamel and dentin on the shear bond strength of the composites. Mode of failure on Bis-GMA/ TEGDMA/clay composites was also determined. The materials used in the study were 90 human premolar teeth without information condition, their ages. The teeth were mounted in the resin and then immersed in artificial saliva pH 6.7 for 24 hours. The teeth were grinded with 3 different of sandpaper ie 80, 120 and 600 to find surface roughness. Furthermore, the surface roughness was measured using a Surfcom 120A to obtain the avarage roughness value (Ra). The dental composites used was Bis-GMA/TEGDMA/clay and 2 commercial composite namely Solare and Filtek. G-BOND was used adhesive material. Shear test specimens were prepared by filling the composite into acrylic mold with diameter of 2.5 mm and 3 mm in height and then cured by light curring for 1 minute. Shear bond strength was determined by using universal testing machine. The micro Vickers hardness was determine on the composites with 10 mm in diameter and 2 mm in height. The results showed that the highest surface hardness was found in the solare (40.59 VHN), followed by Filtek (32.65 VHN) and Bis-GMA/TEGDMA/clay composites (3,48 VHN). The highest value in Shear bond strength between the composite-enamel in the Filtek is (6.66 MPa) for sandpaper number 80. Furthermore the highest value in shear bond strength between the composite-dentin in the clay was (9.71 MPa) with sandpaper number 600. Type of failure on Bis-GMA TEGDMA/clay composite-enamel was a mixture failure. Generally, it could be concluded that the tooth surface roughness affects the shear bond strength. Kata kunci : Bis-GMA/TEGDMA/clay composite, surface roughness, shear bond strength

Kata Kunci : komposit Bis-GMA/TEGDMA/clay, kekasaran permukaan, kekuatan rekat geser; Bis-GMA/TEGDMA/clay composite, surface roughness, shear bond strength