ESTETIKA DALAM PERTUNJUKAN SENDRATARI RAMAYANA DI PRAMBANAN
DESITA WAHYU T, Drs. Sudaryanto., M.Hum.
2015 | Skripsi | S1 ILMU FILSAFATCerita wewayangan yang dikarang oleh Empu Walmiki, Ramayana, menjadi garis besar dalam penyusunan Pertunjukan Sendratari Ramayana. Secara riil cerita tersebut terukir pada candi beserta arcanya di Prambanan. Secara pertunjukan, yang kemudian dipentaskan di pelataran Candi Prambanan atau di Gedung Pertunjukan Trimurti Kompleks Candi Prambanan, menjadi kekuatan keindahan yang kompleks. Yaitu secara alur cerita, komposisi elemen-elemen pertunjukan, serta bertahannya bentuk pertunjukan ini menjadi perlu diihat dalam kacamata estetika. Penelitian ini mempunyai objek material Pertunjukan Sendratari Ramayana dengan objek formal estetika yang secara mempunyai konsep besar dalam melihat sebuah karya seni khususnya seni pertunjukan. Penelitian ini adalah penelitian pustaka yang mengumpulkan bahan dari buku, esai, artikel-artikel, dan jurnal yang berkaitan dengan konsep estetika, seni pertunjukan, dan sendratari Ramayana di Prambanan. Penelitian ini diawali dengan pengumpulan data, klasifikasi, pengolahan data, dan penulisan yang sistematis disertai koreksi penelitian. Metode reflektif digunakan untuk mendapatkan kebermaknaan estetis. Metode tersebut dibantu dengan unsur metodis deskripsi, interpretasi, kesinambungan historis, dan koherensi atas bahan-bahan yang terkumpul. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa semua unsur dalam Pertunjukan Sendratari Ramayana di Prambanan sangat menonjol dan dapat menciptakan keindahan yang mengesankan. Selain itu semua unsur dalam Pertunjukan Sendratari Ramayana saling bersinergi satu sama lain, sehingga mampu mewujudkan pertunjukan sendratari yang memukau dan megah. Mulai dari tokoh, tata panggung, tata musik, tata lampu, kostum dan tatarias serta properti semua pemain disiapkan secara matang dan professional, sehingga pertunjukan sendratari ini kualitasnya tidak hanya bertaraf nasional, namun juga internasional. Pertunjukan Sendratari Ramayana di Prambanan mempunyai tiga bentuk estetik, yaitu:1). Wujud atau rupa; 2). Isi atau bobot; dan 3). Penyajian atau penampilan. Ketiga bentuk estetik tersebut terlibat secara langsung untuk menjunjung nilai-nilai keluhuran dalam interaksi manusia, keharmonisan, perdamaian, dan kepahlawanan.
Wayang stories that created by master Walmiki, Ramayana, become a bold line in making Ramayana Ballet Show. In performance that performed by the Prambanan temple's yard or in Tri Murti complex become the most stunning performance That the stories graven on Prambanan temple's yard for real. Is as storyline, elements composition and the persistence of forms of this performance need to be seen from aesthetic sight. This study has a material object Ramayana Ballet show with aesthetic as formal object that has a great concept to look at a work of art, especially performing art. This study is a library research that collects material from books, essays, articles, and journals related to the concept of aesthetics, performance art, and the Ramayana Ballet at Prambanan Temple. This study begins with data collection, classification, data processing, and writing with a correction of systematic research. Reflective method is used to obtain an aesthetic significance. The method is supported by elements of methodical description, interpretation, historical continuity and coherence of materials collected. The research shown that all the elements in the Ramayana Ballet Performance at Prambanan Temple very prominent and can create impressive beauty. In addition, all the elements in the Ramayana Ballet Performance synergize with each other, so as to realize the ballet performances are stunning and magnificent. Starting from the figure, the stage, music system, lighting, costumes and make up also properties of all the players put in a mature and professional, so that the ballet performances of this quality is not just a national level, but also internationally. Performances Ramayana Ballet at Prambanan Temple has three forms of aesthetic, namely: 1) Form or appearance; 2) Fill or weight; and 3) Presentation or appearance. The third form of aesthetic engage directly to uphold the values of nobility in human interaction, harmony, peace, and heroism.
Kata Kunci : ESTETIKA, SENDRATARI RAMAYANA, SENI PERTUNJUKAN