Laporkan Masalah

SIMULASI BANJIR BANDANG UNTUK SISTEM PERINGATAN DINI DAN PETA BAHAYA (Studi Kasus Bencana Banjir Bandang di Dusun Nasiri, Kecamatan Huamual, Kabupaten Seram Bagian Barat Tahun 2012)

AKHYAR MUSTHOFA, Ir. Adam Pamudji Rahardjo, M.Sc, Ph.D

2015 | Tesis | S2 Teknik Sipil

Maluku merupakan kepulauan yang mempunyai topografi berlereng dan berbukit yang di bagian tengah dan sebagian daerah kipas aluvial di sepanjang pantainya dihuni oleh penduduk. Mereka tinggal di daerah yang rentan terhadap kejadian banjir bandang. Oleh karena itu perlu adanya upaya mitigasi untuk mengurangi korban terutama korban jiwa antara lain dengan meningkatkan ketahanan masyarakat terhadap bencana dengan sistem peringatan dini dan peta bahaya. Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Nasiri, Kecamatan Huamual, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), Provinsi Maluku. Tujuan dalam penelitian ini antara lain merekonstruksi kejadian banjir bandang, menilai kehandalan perangkat lunak SIMLAR v1.0, membuat peta bahaya banjir bandang dan memperkirakan waktu tiba banjir. Metode yang digunakan dalam simulasi banjir bandang pada penelitian ini adalah simulasi model matematika 2D dengan perangkat lunak SIMLAR v1.0 dengan masukan DEM resolusi 10 meter hasil pengukuran kontur lapangan untuk rekonstruksi kejadian banjir bandang dan untuk pembuatan peta bahaya. Hidrograf banjir menggunakan Hidrograf Satuan Sintesis (HSS) Nakayasu dari catatan hujan harian yang didistribusikan dalam satuan jam menggunakan model distribusi hujan model Ambon. Analisis sensitifitas dilakukan hanya untuk parameter koefisien kekasaran dasar n Manning, kemiringan dasar inflow (S0), time step (Δt), dan tebal movable bed material dan acuan yang digunakan dalam kalibrasi adalah kedalaman aliran di beberapa titik yang diketahui kedalamannya pada saat kejadian banjir sebelumnya. Hasil yang didapat dari analisis sensitifitas bahwa model sensitif terhadap koefisien kekasaran dasar n Manning dan ketebalan lapisan movable bed material. Dari hasil tersebut didapat bahwa nilai n Manning dan movable bed material yaitu berturut-turut 0,05 s/m1/3dan 3 meter memberikan akurasi yang baik dalam merekonstruksi kejadian banjir bandang tanggal 1 Agustus 2012 dengan nilai RMSE sebesar 0,213 meter meskipun bukan nilai terkecil. Selain itu, peta bahaya yang dihasilkan dari perangkat lunak SIMLAR v1.0 mampu memberikan gambaran jelas daerah bahaya tetapi penggunaan perangkat lunak SIMLAR v1.0 dalam memperkirakan waktu tiba banjir tidak realistis.

Maluku is an island with sloping and hilly topography where parts of its alluvial fans along the shores are inhabited by residents. They live in the prone area due to few ideal place for settled. Therefore, it need mitigation work to reduce casualties especially fatalities such as increasing community resilience to disaster by providing early warning systems and hazard maps. The research was conducted in Nasiri Village, Huamual District, Seram Bagian Barat Regency, Maluku Province. The purpose of this research are flash floods reconstruction, SIMLAR v1.0 software assessment, making flash flood hazard maps and estimating flood time arrival. The method used in the simulation of flash flood in this study is a two-dimension (2D) numerical modelling using SIMLAR v1.0 software. Generated 10-meter resolution DEM from data contour of detail engineering design (DED) used for both reconstruction of flash flood and the creation of hazard maps. Nakayasu Synthetic Unit Hydrograph (SUH) was used as unit hydrograph to make flood hydrograph from daily rainfall data records which is distributed in hours using Ambon model rainfall distribution. Sensitivity analysis limited to n Manning roughness coefficient, slope of inflow point (S0), time step (Δt), and movable bed material thickness and flow depth of several known flow depth points from previous flood event were used in parameter calibration processes. The results from sensitivity analysis showed that the model is sensitive to n Manning roughness coefficient and the thickness of movable bed material. In the parameter calibration process, the value of n Manning and movable bed material respectively 0.05 s/m1/3 and 3 meters provided good accuracy in the reconstruction of flash flood event with a value of root mean square error (RMSE) 0.213 meters although its value is not the smallest. Moreover, hazard maps generated from SIMLAR v1.0 software is able to provide a clear boundary of the danger area but the use of SIMLAR v1.0 to estimated flood time arrival is unrealistic.

Kata Kunci : banjir bandang, peta bahaya, model matematika 2D, HSS Nakayasu, SIMLAR


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.