Gambaran Miopia Simpleks di RSUP DR Sardjito
NI MADE DEWI P, dr. Hartono, SpM(K) ; dr. Achmad Djunaidi, SU., AIFM
2015 | Skripsi | PENDIDIKAN DOKTERLatar Belakang: Miopia merupakan kelainan refraksi mata yang paling sering terjadi, satu dari tiga orang mengalami miopia. Kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan dan mutu akademis menyebabkan peningkatan frekuensi melihat dekat yang merupakan salah satu faktor penyebab miopia. Oleh karena itu peneliti tertarik melakukan kajian mengenai gambaran miopia terutama miopia simpleks di Yogyakarta yang dikenal sebagai kota pelajar. Penelitian dilakukan di RSUP Dr. Sardjito yang merupakan rumah sakit rujukan di Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya, di mana dapat diduga banyak kasus miopia simpleks. Tujuan: Mengetahui gambaran miopia simpleks. Metode Penelitian: Penelitian ini adalah penelitian retrospektif menggunakan metode deskriptif potong lintang. Data sejumlah 141 pasien miopia simpleks diperoleh dari rekam medis RSUP DR. Sardjito bulan Juli 2013 s.d Juni 2014. Data dianalisis dengan SPSS menggunakan analisis deskriptif, one sample t-test, independent t-test, paired t-test dan Pearson's correlation. Hasil: Miopia banyak terjadi pada wanita, pada usia 20,1-25 tahun yaitu 45 (31,9%), pada mahasiswa sebanyak 84 (59,6%). Miopia bilateral dengan nilai sferis mata kanan sama dengan mata kiri, dan miopia derajat ringan. Proporsi anisometropia sebanyak 12,8%. Rerata sferis yang dinyatakan dalam nilai mutlak pada mata kanan sebesar 1,95 ± 1,60 D dan pada mata kiri sebesar 1,85 ± 1,63 D. Perbedaan rerata sferis sebesar 0,10 ± 0,51 D (P=0,023), pada pria 0,21 ± 0,43 D (P=0,001) dan wanita 0,04 ± 0,57 D (P=0,477). Korelasi sferis mata kanan dan kiri sebesar r=0,949; pada pria sebesar r=0,955 dan pada wanita r=0,949 dengan masing-masing P=0,000. Kesimpulan: Terdapat hubungan antara sferis mata kanan dan kiri, dimana sferis mata kanan 0,10 ± 0,51 D lebih tinggi dari mata kiri.
Background: Myopia is the most frequent eye refraction disorders affected 1 every 3 people. Society awareness about the importance of education and academic quality causes the increase of near-sighted habit frequency which become one of the causes of myopia. Therefore, author is interested in study about the description of myopia especially simple myopia in Yogyakarta. This study is conducted in RSUP dr. Sardjito as the referral hospital in area of Daerah Istimewa Yogyakarta and nearby, where the cases of simple myopia is assumed to be high. Aim: To know the description of simple myopia. Method: This study is a retrospective study using the cross-sectional descriptive method. Total number of sample was 141 simple myopia patients. Data were collected secondarily from the medical records. The data were analyzed with SPSS using descriptive analysis, one sample t-test, independent t-test, paired t-test, and Pearson's correlation. result: The prevalence of myopia is high among women group aged 20,1-24 years old is 45 (31,9%); university students is 84 people (59,6%), the same spherical rate on both eyes, and mild myopia. The proporsion of anisometropia is 12,8%. the mean spherical on right eye is 1,95 ± 1,60 D and left eye is 1,85 ± 1,63 D. The difference of mean spherical is 0,10 ± 0,51 D (P=0,023), among men group is 0,21 ± 0,43 D (P=0,001) and women group 0,04 ± 0,57 D (P=0,477). The spherical correlation among left and right eye is r=0,949; among men group is r=0,955 and among women group is r=0,949 with each p = 0,000. Conclusion: association is found on spherical between right and left eye, in which the spherical of right eye is higher 0,10 ± 0,51 D than left eye.
Kata Kunci : sferis, miopia, simpleks