Laporkan Masalah

GAMBARAN PEMENUHAN KEBUTUHAN SEKSUAL WARGA BINAAN WANITA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS IIA YOGYAKARTA

ERSE KUSUMA ENDRASWARI, Wenny Artanty Nisman, S.Kep., Ns., M.Kes, Dr. Dra. Sumarni DW, M.Kes

2015 | Skripsi | S1 ILMU KEPERAWATAN

Latar Belakang: Menurut Maslow (1970) ada 5 kebutuhan dasar manusia yang disusun membentuk sebuah piramida sesuai dengan tingkat kebutuhan yang disebut hierarki Maslow. Pemenuhan kebutuhan seksual termasuk dalam kebutuhan fisiologis yang terletak pada dasar piramida. Hal ini menunjukkan bahwa, kebutuhan pemenuhan seksual menjadi hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu bagaimanapun, kapanpun, dimanapun, kebutuhan seksual harus bisa terpenuhi walaupun manusia sedang berada dalam keadaan sedang dibatasi ruang geraknya untuk melakukan aktivitas, seperti sedang menjalani hukuman di lembaga pemasyarakatan. Tujuan: Untuk mengetahui gambaran pemenuhan kebutuhan seksual warga binaan wanita di lapas Klas IIA Yogyakarta. Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif dengan metode kuantitatif. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner yang disusun oleh peneliti dengan membaginya menjadi dua bagian yaitu data karakteristik dan pertanyaan mengenai pemenuhan kebutuhan seksual selama di lapas. Data dianalisis menggunakan analisis deskriptif untuk melihat mean dan persentase. Subyek penelitian adalah warga binaan wanita sebanyak 44 yang telah divonis hukuman dengan menggunakan total sampling. Hasil: Persentase responden dengan pengetahuan baik yaitu dengan menjawab pertanyaan semua benar adalah 59,09%. Sedangkan yang menjawab kadang-kadang muncul hasrat seksualnya sebanyak 29,5% dan yang sering muncul sebanyak 13,6%. Sebanyak 68,2% warga binaan yang hasrat seksualnya muncul selama tinggal dilapas, pengalihan hasrat seksual mereka yaitu dengan cara melakukan kegiatan seperti senam 40,0%, merajut 21,74%, sholat 26,08%, mendengarkan radio 52,2% dan tidur 50,0%. Kesimpulan: Sebagian warga binaan mempunyai pengetahuan yang baik mengenai pemenuhan kebutuhan seksual. Selama tinggal di lapas hasrat atau keinginan seksual warga binaan kadang-kadang muncul. Pengalihan hasrat seksual warga binaan dengan cara positif seperti kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh pihak lapas.

Background: According to Maslow (1970), there are five basic human needs in a pyramid-like form in accordance with need levels called as Maslow’s hierarchy. The Maslow’s hierarchy is ordered from the bottom to the top of pyramid, from physiological, safety, love, belongingness and love, esteem, and self-actualization needs. In the hierarchy, basic human needs with the highest level is located at the bottom of pyramid, and those with the lowest one is located at the top of pyramid. The meeting of sexual need is included into the physiological needs located at the bottom of Maslow’s pyramid. Therefore, however, at anytime, and no matter where, although in the limited moving space for activities such among those undergoing punishment in the prison, the sexual need must be met. Objective: To find out a description of the meeting of sexual need among female inmates in the Prison of Class IIA, Yogyakarta Method: This study used a descriptive approach with quantitative methods . The tools for this research using questional data that already made by researcher with divided become two part there are characteristic data and questions about sexual intimates during in the prison. This data were analyzed with descibe analayze for looking mean and percentage. The sampling was female inmates who have been sentenced to as many as 44 women inmates by using total sampling. Result: The percentage of respondents with a good knowledge is to answer all questions correctly was 59,09%. Otherwise the answer sometimes appeared during his stay in prison sexual desire inmates is 29,5 % and 13,6% of often appeared. That is mean there is 68,2% for all who have sesual desire intimates comes up during stay in prison. Diversion of sexual desire is done by doing activities such as gymnastics 40,0%, 21,74% of knitting, 26,08% of prayer, 52,2% of listening to the radio and sleep 50,0%. Conclusion: Most inmates have good knowledge about the meeting of sexual need. During stay in prison sexual desire inmates only occasionally they experienced. Diversion of sexual desire of inmates in a positive way as the activities organized by the prison.

Kata Kunci : Pemenuhan Kebutuhan Seksual, Warga Binaan Wanita/Sexual Need, Female Inmates

  1. S1-2015-299473-abstract.pdf  
  2. S1-2015-299473-bibliography.pdf  
  3. S1-2015-299473-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2015-299473-title.pdf