Laporkan Masalah

VARIASI KANDUNGAN FOSIL MOLUSKA SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP SEJARAH PENGENDAPAN ANGGOTA LEMPUNG HITAM FORMASI PUCANGAN DI DUSUN NGAMPON, KECAMATAN KALIJAMBE, KABUPATEN SRAGEN, PROVINSI JAWA TENGAH

ELLISA VISTA THENU, Dr. Didit Hadi Barianto, S.T., M.Si. ; Ir. Wartono Rahardjo

2015 | Skripsi | S1 TEKNIK GEOLOGI

Penelitian tentang fosil moluska telah dilaksanakan pada perlapisan batuan berukuran butir halus penyusun Formasi Pucangan yang terletak di jalur Ngampon, Kubah Sangiran. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsi variasi kandungan fosil moluska tersebut beserta implikasinya terhadap sejarah pengendapan anggota lempung hitam Formasi Pucangan. Pengambilan data dilakukan dengan metode pengukuran jalur stratigrafi (MS) dan sampling pada setiap lapisan, sementara analisis data dilakukan dengan melakukan pengamatan dan identifikasi. Analisis bentuk awetan kumpulan fosil moluska di lapangan menunjukkan bahwa Formasi Pucangan jalur Ngampon mengandung 2 tipe bentuk awetan fosil, yaitu biocoenosis dan thanatocoenosis. Tipe thanatocoenosis ini selanjutnya dapat dibedakan menjadi indigenous dan exotic setelah dilakukan analisis laboratorium. Dengan melakukan analisis laboratorium pada 32 sampel batuan yang kandungan moluskanya dapat dipisahkan, 16 spesies yang termasuk ke dalam 8 genus dan 6 famili berhasil diidentifikasi pada penelitian ini. Keenambelas spesies moluska tersebut merupakan spesies penciri lingkungan pengendapan yang bersifat tawar sampai payau. Enam spesies merupakan penciri lingkungan air tawar, sembilan spesies dapat hidup pada lingkungan air tawar sampai payau dan satu spesies diketahui merupakan penciri lingkungan terestrial. Analisis fosil moluska ini juga menghasilkan kesimpulan bahwa anggota lempung hitam Formasi Pucangan jalur Ngampon terbentuk di lingkungan danau pada umur Pleistosen Bawah. Kata kunci: moluska, pucangan, ngampon, sangiran

A research about mollusc fossils has been performed in the Pucangan Formation at Ngampon traverse in Sangiran Dome. The aims of the research is to describe those molluscs fossil variation and its implication to depositional history of black clay member Pucangan Formation. The data was collected by stratigraphic measurement and sampling at each layer of the rocks. Then the data was analyzed by doing some identifications both in the field and in the laboratory. Its mollusc fossil assemblage analysis show that Pucangan Formation has 2 forms of fossil assemblage type, namely biocoenosis and thanatocoenosis. The thanatocoenosis then divided into two types, indigenous and exotic, as the analysis continued to the laboratory. Laboratory analysis performed on 32 samples which contain mollusc fossils that can be separated, the analysis resulting 16 variations of species that included in 8 genera and 6 family. These 16 mollusc species is the identifier for fresh and brackish depositional environment. Six species known as the identifier for fresh water environment, nine species can live in fresh and brackish water environment and one species known as the identifier for terrestrial environment. This mollusc fossil analysis also gives a conclusion that black clay member of Pucangan Formation at Ngampon traverse formed in a lake at the age of Early Pleistocene. Key words: mollusc, pucangan, ngampon, sangiran

Kata Kunci : moluska, pucangan, ngampon, sangiran

  1. S1-2015-296621-abstract.pdf  
  2. S1-2015-296621-bibliography.pdf  
  3. S1-2015-296621-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2015-296621-title.pdf