EVALUASI REGIMEN KEMOTERAPI DAN EFEK SAMPING PADA PASIEN KANKER KOLOREKTAL STADIUM III DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA
IDA AYU KADE MASTINI, Prof. Dr. Agung Endro Nugroho, M.Si.
2015 | Tesis | S2 Magister Farmasi KlinikKanker kolorektal merupakan salah satu dari empat jenis kanker yang paling sering terjadi dan penyebab utama ketiga kematian terkait kanker di Amerika. Terapi utama kanker kolorektal meliputi pembedahan, radioterapi, kemoterapi dan moleculare targeted therapy. Penggunaan kemoterapi pada pasien kanker kolorektal bervariasi dimana di Indonesia terdapat beberapa perubahan dalam formularium yang menentukan pemberian obat pada pasien kanker kolorektal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemoterapi yang diberikan pada pasien kanker kolorektal stadium III selama dirawat di rumah sakit serta efek samping yang muncul setelah pemberian kemoterapi. Selain itu juga untuk mengetahui perubahan nilai Carcino Embryonic Antigen (CEA) pada pasien kanker kolorektal stadium III yang mendapat kemoterapi. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan rancangan cross sectional yang dilakukan secara retrospektif. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah pasien dengan diagnosis kanker kolorektal stadium III yang telah menjalani reseksi dengan pembedahan dan mendapat kemoterapi adjuvan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta selama minimal 8 siklus kemoterapi. Evaluasi dengan mengidentifikasi pola pemilihan regimen kemoterapi untuk pasien kanker kolorektal stadium III kemudian menilai kesesuaiannya dengan tatalaksana terapi yang direkomendasikan oleh National Comprehensive Cancer Network (NCCN) 2013 dan identifikasi efek samping. Evaluasi perubahan nilai CEA dilakukan pada subjek yang nilai CEA awal mengalami peningkatan diatas 5 ng/ml dan tersedia data CEA akhir yaitu 2-4 bulan setelah kemoterapi terakhir diterima pasien. Pasien kanker kolorektal stadium III yang menjadi subjek penelitian ini berjumlah 43 orang. Regimen kemoterapi yang digunakan yaitu 5-fluorourasil leukovorin yang diterima oleh 23 (53%) subjek dan regimen 5-fluorourasil leukovorin oksaliplatin (FOLFOX) yang merupakan regimen utama yang direkomendasikan oleh NCCN diterima oleh 20 subjek (47%). Regimen yang diterima subjek sesuai dengan tatalaksana terapi yang direkomendasikan oleh NCCN 2013. Efek samping yang timbul yaitu neuropati perifer pada 4 (9%) subjek yang menerima regimen FOLFOX dan pada kelompok yang mendapat kemoterapi 5-fluorourasil leukovorin efek samping yang timbul relatif lebih sedikit yaitu mual dan muntah pada 2 (4%) subjek. Evaluasi perubahan nilai CEA hanya dapat dilakukan pada 11 subjek karena keterbatasan data dimana 3 subjek (27,27%) menunjukkan penurunan nilai CEA pada pemberian kemoterapi.
Colorectal cancer is one of the four most common cancer occuring in adult men and women and the third leading cause of cancer-related deaths in United States. Treatment modalities for colorectal cancer include surgery, radiotherapy, chemotherapy, and other targeted molecular therapies. Chemotherapy regimen in colorectal cancer patients was varied, in Indonesia there are many changes in the formulary that determine drug administration in colorectal cancer patients. We evaluated chemotherapy regimens which have given to stage III colorectal cancer patients, side effects appear after the administration of chemotherapy and the changes in Carcino Embryonic Antigen (CEA) levels in stage III colorectal cancer patients receiving chemotherapy. This was a descriptive study with cross sectional design and data were collected retrospectively. The inclusion criteria in this study were patients with a diagnosis of stage III colorectal cancer who had undergone surgical resection and received adjuvant chemotherapy in Moewardi General Hospital Surakarta for at least 8 cycles of chemotherapy. Evaluation by identifying chemotherapy regimens for stage III colorectal cancer patients and assess compliance with the management of therapy recommended by the National Comprehensive Cancer Network (NCCN) 2013 and also identification of the side effects. Evaluation of the changes in CEA levels performed in subjects that CEA baseline increased above 5 ng/ml and CEA data available in 2-4 months after the end of the last cycle of chemotherapy. Between January 2012 and August 2014 we retrospectively examined 43 patients with stage III colorectal cancer. Twenty three (53%) subjects received 5- fluorouracil leucovorin regimens and 5-fluorouracil oxaliplatin leucovorin (FOLFOX) which is the main regimens recommended by the NCCN were received in 20 subjects (47%). The regimens that given according to the management of therapy recommended by the NCCN 2013. The adverse events are peripheral neuropathy in 4 (9%) subjects who received FOLFOX regimen. In 5-FU/LV group, its adverse events were nausea and vomiting, occurs only in 2 (4%) subjects. Evaluation of the change in CEA level can only be performed in 11 subjects due to limited data on which three subjects (27,27%) showed a decrease in the value of CEA in the administration of chemotherapy.
Kata Kunci : kanker kolorektal, regimen kemoterapi, efek samping, carcino embryonic antigen.