Laporkan Masalah

PEMBENTUKAN IDENTITAS ETNIS SEBAGAI REPRESENTASI POLITIK MASYARAKAT DAYAK DI KALIMANTAN TENGAH

YEREMIA DODI, Drs. Mashuri Maschab, SU

2014 | Tesis | S2 ILMU POLITIK MINAT POLITIK LOKAL DAN OTONOMI DAERAH

Penelitian ini membahas tentang latar belakang munculnya lembagalembaga adat Ke-Dayak-an yang ada di Kalimantan Tengah. Penelitian ini dilakukan karena penulis melihat bertambahnya lembaga-lembaga adat Dayak yang ada di Kalimantan Tengah. Padahal sejak perjalanan sejarahnya, lembaga adat Dayak yang ada berjumlah satu saja yaitu Lembaga Adat Kedamangan beserta perangkat-perangkat adat yang turut membantu dalam mensukseskan pekerjaan seorang Damang Kepala Adat di tingkat Kecamatan atau beberapa wilayah Desa yang menjadi area kerja institusi adat. Lembaga-lembaga adat Dayak yang baru itu seperti Majelis Adat Dayak Nasional (MADN) sebagai institusi adat dengan struktur tingkat atas yang dipimpin oleh seorang pimpinan dengan jabatannya Presiden MADN. Kemudian Dewan Adat Dayak (DAD) yang meliputi seluruh wilayah Kalimantan seperti DAD tingkat Provinsi (Kal-teng, Kal-Bar, Kal-Tim, dan Kalsel), DAD tingkat Kabupaten/Kota, DAD tingkat Kecamatan, dan DAD tingkat Desa/Kelurahan. Begitu juga dengan Barisan Pertahanan Masyarakat Adat Dayak (BATAMAD) dari tingkat Provinsi sampai dengan tingkat Desa/Kelurahan di Kalimantan Tengah. Upaya untuk mengkaji munculnya lembaga-lembaga adat Dayak ini melalui penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian ini dilakukan untuk melihat secara umum lembaga-lembaga adat Dayak yang hadir di Kalimantan Tengah. Penelitian ini menggunakan teori etnisitas dan politik etnisitas dengan pendekatan instrumentalis sebagai alat bedahnya. Pendekatan ini bertujuan untuk melihat instrumentasi apa saja yang digunakan secara umum dalam lembagalembaga adat ini berdasarkan konsep etnisitas pembentuknya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa era reformasi, otonomi daerah dan alam demokrasi menjadi kesempatan elit untuk bermain bebas dengan melakukan politik etnisitas dan memobilisasi instrumen-instrumen afektif etnis Dayak sebagai strategi elit-elit tertentu. Disamping itu, secara situasional juga bersamaan dengan terjadinya penguatan sosial pada masyarakat etnik Dayak sehingga ikut menjadi landasan mengapa institusi adat ini tumbuh dan berkembang. Walaupun pembentukannya lebih banyak secara top down tetapi kondisi yang terjadi dalam masyarakat Dayak merupakan bentuk pilihan yang sulit dihindari.

This study discusses the background of Dayak ethnic institutions in Central Borneo. It was carried out because the author found an increasing number of Dayak ethnic institutions in Central Borneo. Before this trend happened there is only one Dayak ethnic institution; Kedamangan Ethnic Institution with tribe agencies that helping in the succession of the work of a traditional leader (Damang) at district level or some village area that became ethnic institution working area. New ethnic institutions such as National Dayak Ethnic Council (MADN) as ethnic institution with top-level structure led by a leader with the title of President of MADN. Then Dayak Ethnic Council (DAD) which covers the whole of Borneo as Provincial level DAD (Kal-teng, Kal-Bar, Kal-Tim, and KalSel), Regency/City level DAD, District level DAD, and Village/Sub-district DAD. Likewise with Dayak Ethnic Society Front Defense (BATAMAD) from the provincial level to the Village/Sub-district level in Central Borneo. The efforts to investigate the arise of Dayak ethnic institutions is by qualitative research with descriptive approach. This study was conducted to look Dayak ethnic institutions at general view that present in Central Borneo. This study uses the ethnicity teory and ethnicity politics with instrumentalist approach as the cutting tool. This approach aims to look at the instrumentation that commonly used in ethnic institutions is based on the concept of ethnicity constituent. The results of this study indicate that in the reformation era, decentralization and democracy platform become elite opportunity to play freely by ethnicity politics and mobilizing affective instruments of Dayak ethnic as specific elites strategies. In addition, in situational occasion also coincided with the occurrence of social strengthening in the Dayak ethnic society so it would be the cornerstone of the question; why this ethnic institution grow and thrive. Although its formation more in top down but the conditions that occur in the Dayak society is an unavoidable choice form.

Kata Kunci : Lembaga-lembaga Adat Dayak, Etnisitas, Instrumentalis.


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.