KARAKTER POLITIK DI ASIA TIMUR DALAM TINJAUAN ETIKA KONFUSIANISME BARU Studi Kasus: Perbandingan Politik di Cina, Jepang, dan Korea Selatan dalam Tinjauan Etika Konfusianisme Baru
CITRA ISTIQOMAH, Drs. Usmar Salam, M.I.S
2014 | Tesis | S2 Ilmu Hubungan InternasionalKonfusianisme telah lama menyebar di Asia Timur dan menjadi etika yang paling dikenal luas. Warisan Konfusianisme, yang dikenal sebagai Konfusianisme Baru bagaimanapun masih melekat kuat dalam kehidupan sosio-kultural masyarakatnya. Dalam konteks kontemporer sekalipun, tidak dapat dipungkiri bahwa Konfusianisme Baru tetap menjadi landasan struktur sosial-budaya dan sosial-politik di kawasan ini. Namun demikian, pengaruh pemikiran Barat yang masuk dan memengaruhi Asia Timur juga tidak dapat dinafikkan. Oleh sebab itu, peran dan warisan etika Konfusianisme dalam perkembangan sosio-politik kontemporer seringkali diperdebatkan. Tesis ini dirancang untuk meninjau ulang dan menganalisis karakter politik baru di Asia Timur dari sudut pandang etika Konfusianisme Baru melalui studi perbandimgan di tiga negara, yakni Cina, Jepang, dan Korea Selatan melalui dua pertanyaan penelitian: Bagaimana etika Konfusianisme Baru memengaruhi politik kontemporer di Asia Timur, terutama di Cina, Jepang, dan Korea Selatan?; dan mengapa etika Konfusianisme Baru lebih relevan dalam melihat karakter politik Korea Selatan dibandingkan dengan Cina dan Jepang? Pertanyaan penelitian ini akan dianalisis menggunakan konsep etika Konfusianisme Baru, dialektika pemikiran, dan pragmatisme. Hasil yang dapat disimpulkan berdasarkan analisis adalah etika New Konfusianisme masih relevan dalam melihat karakter politik di Asia Timur karena menggabungkan proses dialektis dengan pragmatisme yang keduanya sesuai dengan konsep-konsep kontemporer dan dimensi pembaharuan. Konfusianisme Baru sebagai sintesis yang muncul dari proses dialektika dengan menjembatani dua kontradiksi antara sifat tradisional-konservatif klasik Konfusianisme sebagai tesis dan nilai-nilai non-Konfusianisme lainnya, terutama yang berasal dari pemikiran Barat sebagai antitesis, kemudian mengangkat mereka ke tingkat diskursus yang lebih tinggi. Hal tersebut konsisten dengan karakter politik Asia Timur sendiri yang telah menjadi lebih pragmatis dalam dua dekade terakhir. Ini memengaruhi kontemporer politik Asia Timur dalam hal ideologi politik, sistem politik, dan pergerakan politik dalam bentuk dan konteks yang berbeda-beda.
Confucianism has long been prevailed in East Asia through centuries and becoming the most prevalent ethics. The legacy of Confucianism, widely renowned as New Confucianism however is still strongly embedded in socio-cultural life of its citizens. Even in contemporary context, it is undeniable that New Confucianism remains as a cornerstone of socio-cultural and socio-political structures in this region. Nevertheless, the influence of Western thoughts which infiltrate and influence East Asian way also can not be denied. The role and legacy of Confucian ethics for contemporary socio-political development thus becoming debatable. This thesis is designed to review and analyze the new political character in East Asia from the standpoint of New Confucian ethics through comparative studies in three countries which are China, Japan, and South by addressing two research questions: First, why does New Confucian ethics is still relevant in viewing political character in East Asia?; and second to what extent does New Confucianism ethics affect contemporary politics in East Asia, particularly in China, Japan, and South Korea? These research questions will be analyzed through the concept of New Confucianism ethics, dialectics, and pragmatism. Finally, it can be concluded that New Confucianism ethics is still relevant in viewing political character in East Asia because it combines dialectical process with pragmatism which both imply contemporary (‘this worldly’) concepts and renewal dimension. New Confucianism as a synthesis which emerged from dialectic process by bridging two contradictions between the nature of traditional-conservatism of classic Confucianism as a thesis and other non-Confucian values, particularly that derived from Western thoughts and elevate them to a different discourse level could go along consistently with the character of East Asian politics itself that has become more pragmatic in past two decades. It influences contemporary East Asian politics in terms of political ideology, political system, and political movements in different forms and context.
Kata Kunci : etika Konfusianisme Baru, Asia Timur, karakter politik, dialektika, pragmatisme