HEMOGLOBIN A1C UNTUK DIAGNOSIS PREDIABETES PADA INDIVIDU DENGAN FAKTOR RISIKO

RASTRO ARYANDONO, dr. Tri Ratnaningsih, M.Kes, SpPK(K)

2015 | Tesis | S2 KEDOKTERAN KLINIK/MS-PPDS

Peluang pencegahan diabetes dan komplikasinya dimungkinkan dengan adanya keadaan prediabetes. Diagnosis prediabetes diperlukan seawal mungkin dengan alat diagnostik yang valid dan reliabel. Hemoglobin A1c 5,7-6,4% telah direkomendasikan oleh American Diabetes Association (ADA) 2010 untuk mendiagnosis prediabetes. Pemeriksaan ini cepat dan tidak memerlukan persiapan khusus dibandingkan dengan parameter diagnosis lain yaitu gula darah puasa. Berbagai penelitian melaporkan perbedaan nilai cutoff HbA1c pada beberapa populasi yang kemungkinan besar dipengaruhi oleh ras dan etnis. Tujuan penelitian untuk menguji penampilan diagnostik HbA1c dan menentukan nilai cutoff HbA1c untuk diagnosis prediabetes pada populasi dengan faktor risiko. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang dan merupakan uji diagnosis dengan TTGO sebagai baku standar. Subyek penelitian adalah penduduk di kecamatan Gondokusuman, Condongcatur dan Banguntapan yang memiliki faktor risiko prediabetes. Pemeriksaan HbA1c menggunakan alat dengan metode HPLC (BioRad D-10). Analisa kurva ROC dilakukan menggunakan program computer. Sensitivitas, spesifisitas, nilai duga positif, nilai duga negatif, akurasi dan likelihood ratio dihitung dengan tabel 2x2. Penelitian dilakukan pada 182 subyek. Pada nilai HbA1c dengan cutoff 5,6% pada individu dengan risiko prediabetes, mempunyai sensitivitas 64%, spesifisitas 76%, akurasi 71%, NRP 66,7%, NRN 73,8%, LR+ 2,6 dan LR- 0,47. Uji diagnostik HbA1c bukanlah uji yang baik karena sensitivitas dan spesifisitas uji tersebut tidak memadai sehingga akan melewatkan sejumlah besar subyek prediabetes.

The opportunity to prevent diabetes is enabled by the presence of prediabetic condition. We need to diagnose prediabetes with a valid and reliable diagnostic tool so that the patient can receive adequate interventions to prevent the progression of prediabetes. Recent recommendations from American Diabetes Association (ADA) in 2010 include using HbA1c 5.7-6.4% for diagnosis of prediabetes. This assay is faster and requires no special preparation. Previous studies found differences in HbA1c cutoff value in populations are likely to be influenced by race and ethnicity and therefore population-specific optimum cutoff-points are needed. The aim of this study is testing and determine the optimal HbA1c cutoff points for detecting prediabetes in a population with risk factors. This study used a cross-sectional design and is a diagnostic test with TTGO as gold standard. Subjects were resident in the district Gondokusuman, Banguntapan and Condong Catur who have risk factors for prediabetes. Examination of HbA1c using HPLC method (BioRad D10). ROC curve analysis performed using computer programme. Sensitivity, specificity, positive predictive value, negative predictive value, accuracy and likelihood ratio was calculated with a 2x2 table. The study was conducted on 182 subjects. Cutoff level of HbA1c was 5.6% on individuals at risk of prediabetes, sensitivity, specificity, diagnostic accuracy, positive and negative predictive value are 64%, 76%, 71%, 66,67%, 73,83% respectively. Likelihood ratios for positive and negative results are 2,6 and 0,47. HbA1c diagnostic test is not a good test because of the sensitivity and specificity of the test was not sufficient so it will skip a large number of prediabetic subjects.

Kata Kunci : prediabetes, HbA1c, uji diagnosis