PERMUKIMAN SPONTAN DI KECAMATAN BUNGURAN TIMUR KABUPATEN NATUNA
DEFRIZAL, Prof. Ir. Sudaryono, M. Eng., Ph.D.
2014 | Tesis | S2 Perencanaan Kota dan DaerahUrbanisasi yang terlalu cepat akan menimbulkan ketidakmampuan daya dukung suatu wilayah, dan pada akhirnya akan menimbulkan berbagai macam persoalan, salah satunya adalah masalah permukiman. Pada kenyataanya, Kabupaten Natuna merupakan suatu wilayah yang tergolong baru dengan luas wilayah ……., sehingga masih mampu untuk menampung pertumbuhan penduduk dalam beberapa tahun kedepan. Namun demikian permasalahan tentang permukiman sudah terjadi di Kabupaten Natuna, khususnya di Kecamatan Bunguran Timur. Hal ini terbukti dengan adanya permukiman yang terbangun secara spontan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakter permukiman spontan di Kecamatan Bunguran Timur, dan juga untuk mengetahui faktor penyebab dari munculnya permukiman spontan tersebut. Penelitian ini dilakukan di wilayah Kecamatan Bunguran Timur Kabupaten Natuna, karena kecamatan ini merupakan Ibu Kota Kabupaten, serta memiliki jumlah penduduk tertinggi. Penelitian ini menggunakan analisis induksi kualitatif dengan pendekatan fenomenolgi yang lebih menekankan kepada pemahaman situasi lapangan, dan pemahaman secara mendalam terhadap informasi dari narasumber tentang faktor penyabab munculnya permukiman spontan di Kecamatan Bunguran Timur. Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa terdapat 3 (tiga) karakter permukiman spontan di Kecamatan Bunguran Timur, (1) permukiman liar pada tanah pemerintah daerah, (2) permukiman pada kawasan air, dan (3) permukiman tanpa IMB pada tanah pribadi. Setiap permukiman yang ada mempunyai karakter yang berbeda antara satu dan lainya. Satu-satunya persamaan yang dapat diidentifikasi sebagai permukiman spontan adalah proses terbangunnya yang secara mandiri, dan juga ketidaklengkapan izin membangun. Kemudian setelah diamati dan dianalisis lebih mendalam, dapat diketahui dua (2) faktor penyebab munculnya permukiman spontan secara umum di Kecamatan Bunguran Timur. Pertama adalah adanya faktor cenggang, yaitu pemikiran masyarakat yang tidak mau tahu terhadap aturan yang ada, dan sulit menerima sesuatu yang baru. Dalam hal ini masyarakat sulit menerima keadaan yang baru bahwa setiap pembangunan harus disertai dengan izin membangun. sehingga masyarakat bersikap untuk tidak mau perduli tentang aturan tersebut. Faktor kedua adalah lepas kendali pemerintah daerah. Keberadaan pemerintah daerah dalam kehidupan bermasyarakat di Kecamatan Bunguran Timur lebih mengenal rasa kekeluargaan dan kemudian berdampak pada ketidakmampuan pemerintah untuk menerapkan aturan yang ada. Kata kunci : (1) Permukiman spontan (2) Faktor penyebab
Rapid urbanization leads to an inability of the carrying capacity of an area, and will eventually causes a variety of problems, one of which is the issu of settlements. In fact, the Natuna regency is a relatively new territory with an area of 264.198,37 km2, so it is still able to accommodate population growth in the next few years. However the problem of settlement has occurred in Natuna Regency, especially in the Bunguran Timur districts. This is proved by the settlement that is built spontaneously. This research aims to identify the character of Spontaneous settlement in Bunguran Timur districts, and to determine the causes of the appearance of the Spontaneous settlement. This research conducted in Bunguran Timur districts, Natuna Regency, because this districts is the capital districts of Natuna, and has the highest number of population. This research used a qualitative analysis of induction with the phenomenological approach which emphasizes the understanding of the ground situation, and in-depth understanding of the information from the sources about the couses of emergence of Spontaneous settlement in Bunguran Timur Districts. The research founds that there are 3 (three) characters of Spontaneous settlement in Bunguran Timur Districts, (1) squatter settlement on land the local government land, (2) settlement in the water area, (3) settlement without a permit (IMB) in their own land. Every settlements has a different character compared to others. The only similiarity that can be identified as a Spontaneous settlement is the process of the establishment by independent, and incompleteness of building permits. After the process of observe and analysis deeper, found 2 (two) general factors causing the emergence of Spontaneous settlement in Bunguran Timur districts. First, the presence of cenggang factor, namely the idea that the people don’t want to know about the rules, and it’s hard to accept something new.In this case the community is hard to accept the new state that any development must be accompanied by a permit to build, so that people would not be concerned about the rule. The second factor is lost control of local government. Existence of local government in public life in Bunguran Timur Districts more embracing sense of kinship, and than impact on the government’s inability to implement existing regulations. Keyword : (1) Spontaneous settlement (2) causative factors
Kata Kunci : Permukiman spontan, Faktor penyebab; Spontaneous settlement, causative factors