Perencanaan Lokasi Primary Concentrate Plant dan Analisis Estimasi Biaya Material Handling

ALFONSUS BISMO DANARDONO, Dr.Eng. M. Arif Wibisono, ST., MT.

2014 | Skripsi | TEKNIK INDUSTRI

Proyek Pasir Besi Yogyakarta merupakan suatu kegiatan eksplorasi dan eksploitasi berikut pengolahan mineral pasir besi hingga menjadi hasil akhir berupa bijih besi (pig iron) yang berlokasi di sebelah selatan propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, tepatnya di Karangwuni, kabupaten Kulonprogo. Pada pelaksanaannya, Proyek Pasir Besi Yogyakarta dikelola oleh PT. Jogja Magasa Iron (JMI) dan hingga tulisan ini disusun, yaitu pada pertengahan tahun 2014, sedang melakoni fase pra-konstruksi dan penyelesaian urusan legal. PT. Jogja Magasa Iron telah menanam pasak target produksi sebesar 5.000.000 hingga 5.200.000 ton raw material untuk setiap tahun. Raw material dari area tambang tersebut selanjutnya ditransportasikan sejauh kurang lebih 1 km menuju ke lokasi proses pemisahan magnetis di Primary Concentrate Plant (PCP) yang menghasilkan produk pre-concentrate dengan prediksi 1.664.000 hingga 1.700.000 ton per tahun. Dari PCP, selanjutnya pre-concentrate mengalami proses pemindahan material sejauh 0 km hingga kurang lebih 10 km sesuai dengan tahun operasinya, menuju ke Secondary Concentrate Plant (SCP). Di SCP, pre-concentrate menempuh proses penggilingan dan penyaringan lagi menggunakan unit vertimill untuk menghasilkan concentrate dengan perkiraan produksi sejumlah 800.000 hingga 815.000 ton per tahun. Selanjutnya, concentrate mengalami proses peningkatan mutu di pabrik utama sebelum produk final berupa pig iron dihasilkan. Dalam penelitian ini, dilakukan analisis untuk menyelesaikan dua rumusan masalah. Analisis pertama ditempuh untuk menentukan lokasi instalasi yang optimal terhadap unit PCP di setiap tahun. Penentuan lokasi dilakukan dengan menggunakan tiga metode, yaitu gravity location model, single-facility minisum, dan single-facility minimax. Hasil dari analisis pertama tersebut selanjutnya digunakan untuk mendeterminasi analisis kedua, di mana analisis kedua merupakan estimasi biaya sistem material handling. Terdapat dua sistem material handling yang dibandingkan dalam penelitian ini, yaitu sistem konveyor dan sistem slurry. Di samping itu, terdapat 4 jenis material handling equipment lain yang juga turut diestimasi, equipment yang dimaksud adalah bulldozer, pickup, excavator, dan tracked mounted hopper. Metode yang digunakan untuk melakukan estimasi biaya material handling adalah metode estimasi dengan prosedur teknis. Pada akhirnya, lokasi unit PCP optimal diperoleh dari kalkulasi dengan menggunakan metode single-facility minisum untuk 12 tahun operasi. Sedangkan hasil estimasi untuk besar biaya sistem konveyor dan slurry berikut dengan biaya air bersih secara berturut-turut adalah Rp 2.736.536.400 per bulan dan Rp 2.225.522.378 per bulan.

Proyek Pasir Besi Yogyakarta is a massive mining activity consists of exploration and exploitation also processing of ironsand mineral until becomes pig iron as the final product which is located in south of Special Region of Yogyakarta. As its operation, Proyek Pasir Besi Yogyakarta developed by PT. Jogja Magasa Iron (JMI) and while this paper still being written, JMI is conducting pre-construction phase and legal administration. PT. Jogja Magasa Iron once already decides the amount of raw material production target nearly 5.200.000 ton per annual. Raw material hauled from mining area should be transported horizontally for around 1 km distance to the magnetic separation process location at primary concentrate plant (PCP) which produces pre-concentrate with amount up to 1.700.000 ton per annual as determined before. After finisihing the whole process at PCP, pre-concentrate thereby moved horizontally for up to 10 km distance depends on the year of operation, to the secondary concentrate plant (SCP). Here at SCP, pre-concentrate passes milling and screening process assisted by vertimill unit so the concentrate possible to produced for about 800.000 to 815.000 ton per annual. At last, concentrate advances its value by eliminates the percentage of the carbon and improving the Fe contained as it well-known as pig iron. This research on its purpose, analyze two specific issues obtained directly from developer side. First analysis conducted in order to generates the optimal installation location of PCP unit for each year. This objective determined with 3 scientific methods as follow; gravity location model, single-facility minisum, and single-facility minimax. Major output from the first analysis hereby performed to determined the second analysis, where it consists of cost estimation of material handling system. There are two kind of material handling systems compared, first one is conveyor system and second one is slurry system. Besides, there are 4 more material handling equipments which also estimated, those equipments are bulldozer, pickup, excavator, and tracked mounted hopper. Method performed to estimates material handling cost is technical procedure estimation method. As the result, optimal location of PCP unit obtained by performing single-facility minisum method given 12 operational years. Therefore, estimation process conclude a huge significant difference between conveyor system and slurry system, calculation for conveyor system costs about Rp 2.736.536.400 for each month and another calculation for slurry system costs about Rp 2.225.522.378 for each month.

Kata Kunci : material handling,analisis biaya,konveyor,slurry,perencanaan lokasi fasilitas,estimasi dengan prosedur teknis,ekonomi teknik