HUBUNGAN KADAR TYROID STIMULATING HORMONE (TSH) RENDAH PADA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BBLR DI KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2012-2013

RISKA EPINA HAYU, Prof. dr. Hari Kusnanto, Dr.PH; dr. Ova Emilia, Mmed.Ed, SpOG (K), PhD

2014 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Latar belakang: Berdasarkan skrining tiorid yang telah dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang tahun 2012 diketahui bahwa ibu hamil yang memiliki kadar TSH rendah 80/443 kehamilan. TSH rendah merupakan akibat dari kelenjar tiroid terlalu aktif atau menghasilkan hormon-hormon tiroid berlebihan yang beredar di dalam darah sehingga terjadi hipertiroid pada ibu hamil yang dapat berdampak buruk terhadap janin salah satunya adalah terjadinya bayi berat lahir rendah (BBLR. Kasus bayi berat lahir rendah di Kabupaten Magelang mengalami peningkatan selama tiga tahun terakhir yaitu pada tahun 2011 sebanyak 4,44% kasus, meningkat pada tahun 2012 sebanyak 5,03% kasus dan pada tahun 2013 sebanyak 6,16% kasus. Metode penelitian: Jenis penelitian analitik observasional dengan rancangan penelitian kohort retrospektif dengan menggunakan data 443 ibu hamil yang mempunyai dataTSH hasil laboratorium, teridiri dari 80 kelompok ibu hamil dengan TSH rendah (kelompok terpapar) dan 363 ibu hamil TSH normal (kelompok tidak terpapar) Analisis menggunakan uji chi square dan logistic regression dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil: Subjek penelitian berjumlah 443 orang, 80 kelompok terpapar dan 363 tidak terpapar. Analisis bivariabel menunjukkan kadar TSH rendah dengan kejadian BBLR tidak bermakna secara statistik dengan nilai p-value 0.07 RR 1.70 dan CI 95% (0.99-2.92). Umur ibu (variabel luar) bermakna secara statistik terhadap kejadian BBLR yaitu dengan nilai p-value 0.00 RR 2.96 dan CI 95% (1.86-4.72). Kesimpulan: Secara statistik tidak terdapat hubungan antara kadar TSH rendah dengan kejadian BBLR di kabupaten Magelang, namun TSH rendah pada ibu hamil dapat menyebabkan 1.70 kali pada kejadian BBLR. Umur ibu yang merupakan variabel luar memiliki hubungan secara statistik dengan kejadian BBLR di Kabupaten Magelang.

Background: Based on thyroid screening has been done by the Magelang District Health Office in 2012 it is known that pregnant women who have low levels of TSH 80/443 pregnancies. Low TSH is the result of an overactive thyroid gland or produce excessive thyroid hormones that circulate in the blood causing hyperthyroidism in pregnant women that can adversely affect the fetus one of which is the occurrence of low birth weight babies (LBW). Cases of low birth weight infants in the District Magelang has increased over the last three years ie in the year 2011 as many as 4.44% of cases, increased in 2012 as much as 5.03% of cases and by 2013 as many as 6.16% of cases. Methods: Analytic observational type study with a retrospective cohort design.Using data from 443 pregnant women who have data TSH lab results then conducted data collection baby who has been born to 443 pregnant women, a group comprised of80 pregnant women with low TSH (exposed group) and 363 pregnant women of normal TSH (unexposed group) analysis using chi square test and logistic regression with 95% confidence level. Results: Subjects numbered 443 people, 80 groups of exposed and unexposed 363. Bivariate analysis showed low TSH levels with the incidence of low birth weight was not statistically significant with p-value 1.70 and 0:07 RR 95% CI (0.99-2.92). Age mother (outer variable) was statistically significant on the incidence of LBW is the p-value is 2.96 and 0:00 RR 95% CI (1.86-4.72). Conclusion: Statistically, there was no correlation between low TSH levels dengan kejadian LBW in Magelang regency, buta low TSH in pregnant women canlead to1.70timestheincidence of LBW. Age mother who is outside variables have statistically significant relationship with the incidence of LBW in Magelang District.

Kata Kunci : TSH, BBLR, Ibu hamil